(REVIEW) The Commuter: Kembalinya Aksi Heroik Liam Neeson

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Cerita: 8 | Penokohan: 8 | Visual: 7 | Sound Effect/Scoring: 7 | Nilai Akhir: 7,5/10

Film aksi awal tahun, The Commuter, merupakan kolaborasi keempat Liam Neeson dengan sutradara asal Spanyol, Jaume Collet-Serra. Yap, lewat film Unknown (2011), Non-Stop (2014), dan Run All Night (2015), Neeson nunjukin kerja samanya dengan totalitas melakukan aksi laga meski usianya udah enggak muda lagi.

Kalau lo perhatiin, film-film kolaborasi mereka punya formula yang hampir sama. Yap, Neeson kerap jadi pahlawan yang harus menghadapi risiko besar dan harus dihadapkan pilihan untuk mengungkap kebenaran dan melindungi orang-orang yang enggak bersalah. Salah satunya, film Non-Stop yang mirip dengan The Commuter.

Sinopsis: Film ini menceritakan Michael McCaulay (Neeson) yang jadi pelaju dan selalu menggunakan kereta api sebagai transportasinya. Dia pun ditugaskan oleh seorang cewek yang enggak dia kenal untuk menemukan saksi pembunuhan di dalam kereta tersebut. Sebagai imbalan, dia diberikan uang apabila berhasil menemukannya sebelum kereta itu berhenti di tujuan akhir.

Via Istimewa

Karena keluarganya sedang butuh uang, dia penasaran dengan tantangan tersebut. Namun, ketika seorang penumpang tewas, Michael sadar bahwa tantangan ini berbahaya. Dia pun berusaha untuk kabur dan menghubungi polisi. Namun, hebatnya, Joanna seakan memiliki “mata” di dalam kereta dan menyandera keluarga Michael.

Film yang berdurasi 1 jam 45 menit ini berhasil menyuguhkan berbagai adegan yang menegangkan. Pas banget dengan genrenya, thriller-aksi! Awal film, adegan ditampilkan dengan plot cerita yang agak cepat. Yap, Collet-Serra memilih untuk menceritakan kehidupan sang pemeran utama terlebih dahulu. Jadi, lo enggak perlu mikir keras buat nikmatin filmnya.

Via Istimewa

Tempo cerita yang cepat di awal sebagai pengantar bikin lo makin enggak sabar nunggu plot yang akhirnya memasuki konflik demi konflik. Saking kompleksnya, film yang digarap serius ini punya cerita yang hampir mirip dengan cerita-cerita detektif ala Agatha Christie versi sederhana.

Akting Neeson sebagai pemeran utama enggak diragukan lagi. Berbagai aksi heroik yang nekat bikin lo mikir, “Ada, enggak, ya, orang sebaik dan sebijak dia?” Apalagi, cerita film ini tampaknya sengaja dibuat sebagai kritik sosial politik yang terjadi di berbagai negara.

Via Istimewa

Yap, adanya bumbu-bumbu permasalahan politik kayak kasus korupsi, penyuapan, dan hilangnya keadilan bikin lo mikir “itu masalah di Indonesia banget”. Ada pula permasalahan sosial ketika seseorang yang bertubi-tubi dapat kesialan, mulai dari dipecat dari perusahaan, banyak utang, hingga kehilangan ponsel saat berdesakan di tempat umum, yang bikin lo sekilas mikir kayak cerita di sinetron-sinetron.

Meski begitu, plot tersebut hanyalah pelengkap keseluruhan cerita. Keseruan adegan laga di dalamnya enggak berkurang, kok. Apalagi, aksi heroiknya Neeson bakal bikin lo beberapa kali nahan napas dan geregetan.

Via Istimewa

Sebenarnya, cerita yang ditampilkan The Commuter sederhana dan enggak rumit. Lo enggak perlu mikir keras. Hampir sama dengan film-film Neeson sebelumnya, ada formula tersendiri yang disajiin dalam film ini.

Meski cerita yang ditawarkan berpotensi membosankan, film ini enggak kehilangan keistimewaannya. Lo bakal dibuat seolah-olah ikut berada di dalam kereta, ngerasain ancaman yang ada. Apalagi, film ini juga related banget buat para anker alias anak kereta yang sehari-harinya menggunakan commuter line untuk bepergian.

Via Istimewa

Meski menegangkan, The Commuter juga ngasih bumbu-bumbu komedi di dalamnya. Meski penuh dialog satire, lo bakal bernapas lega dan rileks sejenak karena aksi laga yang menegangkan. Alur cerita film ini juga bikin lo mikir dan nebak-nebak seseorang yang dicari Michael (Neeson).

Menariknya, twist bagian akhir yang cukup enggak tertebak juga bikin film ini patut buat disaksikan, terutama bagi para penggemar film Neeson sebelumnya. Perasaan kaget, tegang, dan naiknya adrenalin pasti bakal lo rasakan.

Via Istimewa

Nah, kalau industri film aksi diibaratkan sebagai sebuah sekolah, Neeson merupakan salah satu senior yang paling dihormati oleh teman-temannya. Usianya yang enggak bisa dibilang muda ini sama sekali enggak menghalanginya untuk beraksi laga di layar lebar. Sejak memulai karier pada 1980-an dan udah mencoba semua genre film, Neeson kini dikenal sebagai salah satu aktor laga papan atas Hollywood.

Selain Neeson, film ini juga didukung beberapa aktor dan aktris senior. Misalnya aja Jonathan Banks (Walt), Vera Farmiga (Joanna), dan Sam Neill (Capt. Hawthrone). Ada pula aktor muda Patrick Wilson (Alex Murphy) yang sukses di waralaba film horor Insidious dan The Conjuring. Meski porsi mereka sedikit, mereka bisa ngimbangin kualitas akting Neeson.

Via Istimewa

Film ini jadi bukti kembalinya Neeson yang terjun dalam aksi menantang dan heroik. Buat lo yang ngaku penggemarnya, film ini bisa ngobatin rasa rindu lo. Yap, film ini bisa lo saksikan bersama keluarga dan teman-teman di akhir pekan. Rencananya, film ini bakal tayang pada 12 Januari 2018.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.