(REVIEW) The Hows of Us (2018)

The Hows of Us
Genre
  • drama
  • romantic
Actors
  • Daniel Padilla
  • Kathryn Bernardo
Director
  • Cathy Garcia-Molina
Release Date
  • 16 November 2018
Rating
3.5 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

 

Buat lo yang suka nonton film Filipina, tentu enggak asing dengan KathNiel, sebutan untuk Kathryn dan Daniel. Yap, Kathry Bernardo dan Daniel Padilla. Dua artis populer Filipina yang kerap dipasangkan dalam film layar lebar. Baru-baru ini mereka sempat berkunjung ke Tanah Air dalam rangka mempromosikan film terbaru mereka berjudul The Hows of Us.

Sebelum The Hows of Us, KathNiel pernah bermain bersama dalam 24/7 in Love (2012), Must Be Love (2013), She's Dating The Gangster (2014), Crazy Beautiful You (2015), dan Barcelona (2016). Film ini jadi kedua kalinya KathNiel bekerja sama dengan sutradara Cathy Garcia-Molina setelah film komedi romantis She's Dating the Gangster yang dirilis 2014 silam.

 

 

Cerita Romansa dengan Formula yang Biasa

The Hows of Us sendiri berkisah tentang pasangan muda, George (Kathryn) dan Primo (Daniel), yang ingin hidup bersama sampai tua. Keduanya mendapatkan warisan rumah dari Tita Lola (Susan Africa) dan memutuskan untuk hidup bersama. Namun perjuangan dalam menjaga hubungan mereka enggaklah mudah. Sebagai anak muda, ego keduanya masih sangat tinggi.

Keduanya pun memutuskan mengakhiri cinta mereka dan berpisah. Setelah dua tahun berlalu, George berpikiran untuk menjual rumah warisan dari Tita Lola. Berbarengan dengan itu, Primo kembali datang ke kehidupan George dan enggak setuju dengan keputusan George yang ingin menjual rumah pemberian Tita Lola.

Film ini dimulai dengan tempo yang agak lambat tapi ringan, menampilkan kisah pasang surut suatu hubungan yang sangat relate dengan kehidupan nyata. Namun, meski lambat tapi sepadan. Karena ada beberapa adegan manis yang bakalan bikin hati lo berdebar. Salah satunya saat George pulang ke rumah pada suatu malam dan Primo sedang bernyanyi.

 

Meski Biasa, Plotnya Jujur dan Dewasa

Mengapa seorang cewek ambisius seperti George membiarkan seorang cowok pemalas seperti Primo menunda kariernya sendiri? Mengapa George setuju untuk tinggal bersama Primo lagi setelah dua tahun berlalu dia ditinggalkan begitu aja oleh Primo? Rupanya, jawaban idealis untuk semua alasan ini, di samping pesona Primo yang enggak tertahankan, adalah cinta. Yap, cinta tanpa pamrih adalah satu-satunya cara mereka untuk terus mengikat perasaan mereka.

Meskipun klise, tapi jika lo menonton film ini, lo benar-benar akan mengerti bagaimana realita hubungan yang sebagian orang jalani. Penulis menyukai fakta bahwa film ini begitu jujur dan realistis. Bahwa meski suatu hubungan itu sulit, atau terkadang seringkali membutuhkan pengorbanan. Tetapi kesabaran dan komitmen akan membuatnya terus bertahan. Namun, hal itu enggak cukup jika hanya satu orang yang melakukannya. 

Selain berfokus dengan hubungan George dan Primo, ada cerita sampingan tentang adik lelaki George, Yohan. Ayahnya, Gregory, telah lama meninggalkan ibu mereka, Baby (Jean Garcia). Hingga usianya 16 tahun, Yohan enggak pernah sama sekali melihat ayahnya. Sampai suatu hari, Yohan terkena penyakit diabetes yang bisa mengakibatkan kebutaan. Penyakit yang dialami Yohan ini yang akhirnya membuat dia berkeinginan untuk mencari ayahnya.

Cerita sampingan ini yang kemudian akan membawa romans George dan Primo beralih ke Amsterdam yang indah di Belanda. Aktor sekaligus penyanyi Filipina, Darren Espanto, memberikan penampilan debutnya yang menjanjikan sebagai Yohan. Sementara, saat adegan di Belanda lo akan melihat karakter Darwin yang diperankan oleh Kit Thompson, yang merupakan sepupu dari Primo. Darwin pun menjadi pemandu wisata selama George, Primo, dan Yohan di Belanda.

 

Akting KathNiel yang Lebih Matang

Sering dipasangkan dalam berbagai judul film dan serial drama, sejoli satu ini telah sukses meraih sederet penghargaan sebagai raja dan ratu box office. Makanya enggak heran jika chemistry keduanya udah enggak perlu diragukan lagi. Apalagi sebagai pasangan nyata, KathNiel tahu cara bermain yang baik untuk penggemar mereka.

Meskipun ceritanya dramatis, tapi mereka menampilkan hubungan antar kekasih dalam film ini secara natural dan berlebihan. Jadi penonton seperti melihat pasangan pada umumnya yang ada di sekitar mereka atau yang teman mereka sendiri. Ditambah, KathNiel juga menyajikan lelucon konyol yang kerap terjadi dalam suatu hubungan.

Hal tersebut jadi hiburan tersendiri yang disajikan dalam film The Hows of Us. Lelucon yang begitu alami dan enggak dibuat-buat. Banyak penggemar pun yang menyadari akan perubahan akting KathNiel. The Hows of Us menjadi pembuktikan akting KathNiel yang lebih matang dan dewasa dibanding film-film mereka sebelumnya.

Tampak jelas keduanya berakting total dari hati. Apalagi emosi luar biasa yang ditampilkan Kathryn, mimik wajahnya, tangisannya, semuanya benar-benar totalitas dan menohok ke jiwa dan perasaan penonton. Buat lo yang hatinya lagi sensitif dan pengen nonton film ini, mending jangan lupa siapin tisu deh di tas lo. Soalnya, ada beberapa adegan yang kemungkinan akan membuat perasaan lo berkecamuk dan pipi yang berlinang air mata.

 

Visual yang Cerah Memanjakan Mata

Film ini menyajikan visual yang cerah dari awal hingga akhir. Apalagi saat adegan film berlatar di Belanda, visual yang ditampilkan cukup menyajikan mata karena berlatar di beberapa tempat yang indah. Lo akan dibawa melihat-lihat Rijksmuseum, berjalan-jalan di sekitar Royal Palace of Amsterdam, melihat sudut kota Amsterdam dengan tur menggunakan kapal, serta menjelajahi pedesaan Amsterdam.

Ada salah satu adegan memorable yang terjadi antara George dan Primo di Belanda, yakni saat mereka berada di sebuah taman bunga. Awalnya, keduanya ingin mengunjungi taman tulip tapi sayangnya saat itu lagi enggak musim bunga tulip. Hal tersebut membuat keduanya harus berpindah tempat ke sebuah taman bunga.

The Hows of Us sendiri emang enggak hanya berlatar di Filipina aja, tetapi juga mengambil latar di Amsterdam, Belanda. Meski begitu, adegan dalam film ini tetap lebih banyak dilakukan di Filipina. Selama 117 menit durasi film ini, mungkin hanya 30 menit terakhir film ini baru berpindah latar ke Belanda.

***

The Hows of Us sendiri udah ditayangin di negara asalnya sejak Agustus lalu. Hingga saat ini, film ini telah meraih kesuksesan besar dan masuk dalam box office Filipina. The Hows of Us juga telah diputar secara internasional dan menembus pasar Amerika dan Eropa. Bahkan, banyak pemutaran internasional diperpanjang karena permintaan publik.

Sementara di Indonesia sendiri, film ini baru resmi hadir di bioskop Tanah Air pada 16 November 2018. Yap, buat lo penggemar KathNiel, lo udah bisa menyaksikan film terbaru mereka ini lewat jaringan bioskop CGV dan Cinemaxx. Nah, kalau udah nonton, lo bisa tulis ulasan di kolom review yang ada di awal artikel ini, ya!

Happy watching!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.