(REVIEW) The Mummy: Upaya Mengangkat Pamor Universal Studios

 Cerita: 7,5   Penokohan: 7  Visual: 8  Sound Effect/Scoring: 8  Nilai Akhir: 7,8

Hantu gulungan kain kembali lagi! Terakhir kali kita nonton rangkaian The Mummy adalah film The Mummy: Tomb of the Dragon Emperor (2008) yang dibintangin sama Brendan Fraser sebagai pemeran utama. Universal Studios sepertinya juga enggak mau kalah sama Marvel dengan Marvel Cinematics Universe dan DC dengan DC Extended Universe andalannya. Mereka menggunakan resep lama mereka selama bertahun-tahun buat bikin film horor yang dikemas dalam satu semesta sendiri yang diberi nama Dark Universe.

Via Istimewa

Selain berniat buat kembali ngangkat pamor dari koleksi film horor lama yang udah mereka bikin, kayaknya Universal Studios juga ingin nagsih warna baru bagi The Mummy.

Sebelum masuk ke jalan cerita, penonton bakal disajiin beberapa visual sequence pada umumnya. Namun, yang menarik adalah hadirnya sequence bertuliskan “Dark Universe” yang seolah-olah nyambut penonton masuk ke dunia misteri yang angker. Penonton juga dipandu sama narator yang enggak lain adalah Russel Crowe yang berperan sebagai Dr. Henry Jekyll. Dr. Jekyll adalah seorang arkeolog yang terobsesi dengan sisi supranatural dari benda-benda arkeologis.

Via Istimewa

Kita juga diajak buat nengok peristiwa Perang Salib, saat para crusaders nginvasi Mesir. Dari adegan yang ada di awal film, kita bakal melihat peristiwa masa lalu yang dikemas dengan gelap dan menyeramkan.

Alex Kurtzman selaku sutradara juga ngasih warna baru bagi The Mummy dengan menggunakan latar modern tanpa ngurangin kesan arkeologis yang jadi penguat cerita. Selain menanti aksi dari Crowe, tentunya kita juga bakal dihibur sama Tom Cruise yang berperan sebagai Nick Morton. Nick adalah seorang prajurit Amerika yang dikirim ke operasi militer Timur Tengah di Irak.

Via Istimewa

Kesan konyol dan seru bisa kita dapatin dari Nick dan sahabatnya yang bernama Chris Vail (Jake Johnson). Mereka berdua adalah tentara yang enggak disiplin dan senang mencari tantangan di tengah misi berbahaya. Dari sinilah, kita juga bakal kenalan sama karakter bernama Jenny Halsey (Annabelle Wallis) yang cantik. Jenny adalah seorang arkeolog yang nyimpan peta misterius. Pertemuan mereka adalah titik awal dari kebangkitan kekuatan gelap yang terpendam selama ribuan tahun.

Dari pelajaran sejarah, tentunya kita tahu bahwa bangsa Mesopotamia dan Mesir adalah dua bangsa dengan peradaban paling kuno dan maju di masanya. Begitu juga dengan film The Mummy yang ngingatin kita sama peradaban-peradaban kuno di Timur Tengah dan Afrika. Sisa-sisa peninggalan Mesopotamia yang berada Irak juga jadi nilai artistik dalam film ini.

Via Istimewa

Dalam narasinya di awal film, karakter Henry Jekyll juga bercerita tentang Ahmanet (Sofia Boutella). Dia adalah seorang putri Mesir yang ingin menggulingkan kekuasaan raja dengan bersekutu sama Set yang merupakan sosok Dewa Kegelapan dalam film ini. Ahmanet jadi sosok yang dianggap “haram” dan dihilangkan dari sejarah bangsanya. Buat lo yang pernah ngikutin film-film The Mummy, sepertinya lo bakal bernostalgia dengan istilah-istilah Mesir Kuno yang bakal lo dapat dari film ini.

Via Istimewa

Selama 110 menit, kita disajiin emosi yang beragam. Adegan petualangan Nick dan Vail yang jenaka jadi bekal penonton buat menghadapi ketegangan sepanjang film. Masuknya Nick, Jenny, dan Vail ke makam Ahmanet jadi titik balik film ini. Transisi dari suasana yang penuh aksi ke suasana horor bisa kita rasain melalui efek visual dan suara yang rapih. Kita juga disajikan sama hal-hal klasik yang ada di dunia The Mummy, seperti kutukan, munculnya serangga dari dalam tanah, dan serangan badai pasir.

Nick dan Ahmanet jadi karakter paling dominan yang mainin alur cerita. Viki bisa jamin kalau film ini bukan film “gersang” karena latarnya enggak cuma di gurun pasir. Upaya Nick dan Jenny buat nyelamatin diri dari cengkeraman Ahmanet yang bangkit dari kematian ngebawa mereka buat kejar-kejaran di Kota London yang ramai dan modern.

Via Istimewa

Sensasi horor yang bikin kaget bakal menghantui kita setelah Nick dan Jenny ada di London. Adegan mereka berdua yang dikejar para mumi bakal bikin kita terkaget-kaget. Adegan dikejar-kejar mumi ini punya warna yang sedikit berbeda dari film-film sebelumnya. Biasanya, para mumi berasal dari mayat-mayat tentara Mesir atau Tiongkok yang terkubur selama ribuan tahun kayak di The Mummy era Fraser. Namun, kali ini para mumi dibuat kayak zombie alias mayat orang biasa yang dihidupin kembali dengan kekuatan gaib milik Ahmanet. Ditambah, ada adegan badai pasir yang bisa muncul di Kota London! Wah, Ahmanet jadi gambaran karakter villain yang menyeramkan nan erotis.

Dunia sains dan supranatural akan saling menyapa di film ini. Karakter Henry Jekyll menyimpan misteri mengerikan dalam dirinya. Di balik ambisinya ngumpulin berbagai benda arkeologis, dia paham banget sama dunia kegelapan. Kayaknya, karakter yang satu ini bakal punya peran penting bagi Dark Universe. Selain itu, dia juga ngingatin Viki sama karakter The Collector yang ada di film Guardians of the Galaxy (2014). Henry punya satu fasilitas khusus yang dia gunakan buat nyimpan koleksi benda-benda anehnya, termasuk tangan monster dari film The Creature of Black Lagoon (1954) di dalam toples dan tengkorak bertaring yang mungkin aja sosok drakula dari Dracula (1931).

Via Istimewa

Sebagai film perdana dari proyek Dark Universe, The Mummy seenggaknya udah nyiapin beberapa easter egg buat film-film selanjutnya. Setelah nonton sampai abis, Viki malah ngerasa kalau film ini malah jadi mirip salah satu bagian akhir game Dreadout (2014).

Kurtzman kayaknya mau ngerombak pandangan orang soal The Mummy yang selama ini lekat sama aktor Fraser yang penuh canda lewat sosok Cruise yang lebih serius. Melalui karakter Nick dan Henry Jekyll, film ini bikin persepsi penonton mengenai sosok mumi jadi berubah. Penasaran, ‘kan? Viki saranin, buruan nonton!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.