(REVIEW) Wiro Sableng: Blockbuster Lokal yang Menyenangkan

Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Genre
  • Action
  • Adventure
  • Comedy
Actors
  • Fariz Alfarazi
  • Lukman Sardi
  • Marsha Timothy
  • Sherina Munaf
  • Vino G Bastian
  • Yayan Ruhian
  • Yayu Unru
Director
  • Angga Dwimas Sasongko
Release Date
  • 30 August 2018
Rating
4 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Cerita: 8| Penokohan: 8 | Visual: 9 | Sound Effect/Scoring: 9 | Penyutradaraan: 9 | Nilai Akhir: 8,6/10

 

Harus diakui, film-film Indonesia udah mulai menunjukkan kualitasnya. Tentunya jadi hal baik bagi perfilman Indonesia yang makin diakui dunia. Seperti film Wiro Sableng yang menawarkan kualitas superior sejak awal promo film dipublikasikan.

Sinopsis: Wira Saksana namanya. Sejak kecil sudah ditinggalkan oleh orang tuanya. Wira kemudian diasuh dan dididik oleh seorang guru silat bernama Sinto Gendeng. Perlahan tapi pasti, Wira tumbuh dewasa dan mulai menguasai ilmu-ilmu silat yang diberikan gurunya.

Wira kemudian berganti nama dan dikenal dengan Wiro Sableng (Vino G. Bastian). Wiro kemudian bertualang bertemu dengan beberapa orang baru seperti Anggini (Sherina Munaf) dan Bujang Gila Tapak Sakti (Fariz Alfarazi) dan guru-guru silat. Namun, pada satu waktu, Wiro mengetahui ada yang janggal dengan kehidupan di luar sana. Sosok bernama Mahesa Birawa (Yayan Ruhian), adalah penyebabnya.

Memiliki tagline “Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212”, film ini menawarkan sesuatu yang familier dengan penyampaian yang enggak biasa. Mewujudkan sosok pahlawan masa kecil menjadi nyata di layar lebar bisa dibilang enggak mudah. Namun, sutradara Angga Dimas Sasongko bisa melakukannya dengan luar biasa.

Film Wiro Sableng berhasil jadi blockbuster yang menyenangkan. Lo bisa penasaran dengan asal-usul Pendekar Kapak Maut Naga Geni. Lo bisa ketawa dengan komedi klasiknya. Lo bisa tegang dengan seni laganya. Lo bisa fokus dengan cerita dan scoring yang disuguhkan. Terakhir, lo bisa terpukau dengan visualnya.

Sejak cuplikannya dirilis, film ini bisa dibilang jadi film terniat. Semuanya ditampilkan dengan total. Seni laga yang ditampilkan para pemain bisa apik dengan citarasa lokal. Rasanya, lo kayak nonton sinetron kolosal masa kini. Durasi yang panjang bakal tertutup dengan cerita yang segar.

Bisa dibilang, Angga dan produser Sheila Timothy berhasil bikin empat episode novel jadi satu tayangan yang layak tonton. Jujur, salah satu hal yang bisa lo rasakan pas nonton film ini yaitu ada energi hangat. Cinta dan penghargaan terdalam dari seorang anak dengan karya besar sang ayah. Buat lo yang belum tahu, seri novel Wiro Sableng dibikin oleh Bastian Tito yang merupakan bokap Vino G. Bastian.

Alurnya enggak bikin lo bingung buat yang pertama kali mengikuti kisah Wiro Sableng. Film ini seakan merealisasikan kerinduan dari masa lalu yang teramat dalam. Layaknya, seseorang yang terkenang di masa lalu datang kembali, kini disulap gaya jadi lebih kekinian.

Film yang bertabur bintang. Lo enggak hanya lihat aktor dan aktris terkenal sebagai pemeran utama. Angga juga menempatkan aktor dan aktris ternama lainnya sebagai pendukung. Seakan film ini enggak ngasih kesempatan lo untuk berpaling. Angga seakan menempatkan para pemain sama pentingnya dengan pemeran utama dan enggak boleh dilewatkan, pun termasuk para villain.

Dibintangi oleh Vino G. Bastian sebagai Wiro Sableng, Sherina Munaf sebagai Anggini, Fariz Alfarizi sebagai Bujang Gila Tapak Sakti, dan Ruth Marini sebagai Sinto Gendeng. Lalu, ada Yayan Ruhian sebagai Mahesa Birawa, Marsha Timothy sebagai Bidadari Angin Timur, Andi/rif sebagai Dewa Tuak, dan Dwi Sasono sebagai Raja Kamandaka.

Baca juga 5 Cewek yang Pernah Singgah di Hati Wiro Sableng

Ada Lukman Sardi sebagai Werku Alit, Teuku Rifnu Wikana sebagai Kalasrenggi, atlet Indonesia Aghniny Haque sebagai Rara Murni, dan Happy Salma sebagai Suci. Ada juga Marcella Zalianty sebagai permaisuri, musisi Marcell Siahaan sebagai Rana Weling, dan ada satu cameo yang bikin lo terkejut.

Visual yang superior bikin film Wiro Sableng patut diacungi jempol. Efek CGI yang enggak murahan dan maksa bikin film makin terlihat “mahal”. Ditambah, warna grading-nya yang bikin film kolosal makin berasa. Lo bakal setuju 100 persen kalau film ini pantas menuai kesuksesan dan diakui dunia.

Semuanya maksimal, termasuk efek suara yang bikin lo enggak bisa berkata-kata. Memang, film Wiro Sableng merupakan film silat, tapi scoring yang ditampilkan layaknya film perang. Makanya, enggak heran kalau lo merasa filmnya sampe ngena ke hati lo.

Kalaupun memang Angga adalah sutradara yang perfeksionis, itu enggak bisa dimungkiri. Soalnya, keseluruhan elemen memang dibikin sempurna. Meski, bisa aja dalam proses produksi terdapat banyak kekuarangan, Angga mampu menutupinya dengan elemen lain yang luar biasa.

Lo bisa ajak keluarga, gebetan, atau teman-teman lo untuk nonton film Wiro Sableng. Kini saatnya kembali menyaksikan film pahlawan masa kecil. Lo bisa bernostalgia dengan nuansa kolosal yang pernah hit pada era tahun 1990-an. Film ini mengajarkan lo banyak hal.

Satu lagi, lo enggak diperbolehkan bawa anak usia di bawah 13 tahun. Soalnya, banyak ucapan dan adegan baku hantam yang enggak patut ditonton. Lo enggak mau dong dapet nyinyiran banyak penonton lain karena bawa penonton yang enggak seharusnya? Yuk, mulai jadi penonton cerdas!

Lo bisa kasih ulasan dan rating lo sendiri di kolom review artikel ini, ya! Film ini udah mulai tayang pada 30 Agustus 2018.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.