(REVIEW) Wonder Woman: Sang Penyelamat Bahtera DC

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Cerita: | Penokohan: 9,5 | Visual: | Sound Effect/Scoring: | Nilai Akhir: 8,9/10

Udah lama banget rasanya sejak DC Comics dan Warner Bros. bikin film yang enak ditonton. Pasca mundurnya Christopher Nolan dengan trilogi Batman-nya, film-film DC terlihat seperti kehilangan arah. Tema dark yang diadaptasi dari trilogi Nolan ternyata enggak mampu bersaing dengan film-film Marvel yang lebih fun. Sebut aja Man of Steel, Batman v Superman: Dawn of Justice, maupun Suicide Squad, yang enggak berhasil menghibur penonton. Hal ini lah yang bikin film DC terus tenggelam di saat film Marvel terus meroket.

Bergembiralah, wahai kalian para penggemar fanatik DC, karena bahtera DC yang telah lama tenggelam akhirnya terselamatkan! Sang mesias adalah putri Diana dari pulau Themyscira, atau yang kita semua kenal sebagai Wonder Woman.

Yap, pada akhirnya Wonder Woman beraksi di layar lebar, setelah sekian lama kita cuma bisa lihat aksinya di layar kaca. Kali ini kisah petualangan Diana Prince (Gal Gadot) sang dewi Amazon dari kecil hingga dirinya jadi seorang prajurit cewek tangguh yang bisa bikin cowok klepek-klepek. Bangsanya hidup damai selama ribuan tahun di pulau yang hanya dihuni oleh prajurit cewek, Themyscira, hingga pada akhirnya seorang pilot Amerika bernama Steve Trevor (Chris Pine) terdampar di pulau yang hanya dihuni oleh cewek itu.

Ternyata kedatangan Steve membuka tabir kehidupan di luar Themyscira. Umat manusia terus dihantui oleh peperangan tanpa henti, serta ancaman senjata kimia yang dapat membinasakan jutaan umat manusia. Diana takut kalau itu semua adalah ulah Ares, sang dewa perang. Terdorong untuk menggagalkan upaya Ares, Diana memutuskan untuk minggat dari Themyscira dan berpetualang di dunia yang ia enggak pernah jelajahi sebelumnya.

Wonder Woman tentunya udah lama banget ditunggu oleh penggemar berat DC. Sayangnya, debutnya di layar lebar harus diwarnai dengan keraguan dari para pecinta film superhero. Mereka khawatir kalau Wonder Woman bernasib sama kayak film-film DC Extended Universe sebelumnya. Mungkin yang ada di pikiran lo, film ini bakal punya tone suram, cerita berbelit-belit ala film-film DCEU sebelumnya, serta akting datar dari Gal Gadot. Perlu lo catat, semua keraguan lo bakal dimentahkan secara elegan oleh film ini.

Harus diakui kalau Wonder Woman adalah film terbaik Warner Bros. dan DC setelah trilogi Batman-nya Nolan. Sutradara Patty Jenkins dan penulis skenario Allan Heinberg sukses bikin film yang menghibur dengan unsur humor serta aksi yang super epik. Semuanya semakin lengkap dengan Gal Gadot yang bikin cowok makin betah nontonin film ini.

Humor dalam Wonder Woman memang juara banget. Sejujurnya Viki cukup syok, film DCEU bisa sehumoris ini. Sama kayak kebanyakan orang, Viki mikir kalau film ini bakal basi dan bikin kursi bioskop jadi sebuah kasur yang cukup nyaman untuk bobok cantik selama 2 jam 20 menit penayangannya. Ternyata kebalikannya, lo bakal ketawa lepas di berbagai adegan dan situasi yang dibangun dengan amat realistis dan natural.

Hal ini enggak bakal berhasil tanpa chemistry yang kuat antar pemeran, terutama Gal Gadot dan Chris Pine. Keduanya sukses banget ngegambarin hubungan antara cewek dan cowok yang sama-sama tertarik satu sama lain, namun tetap kaku karena baru pertama kali ketemu. Saking realistisnya chemistry antara Diana dan Steve, Viki jamin lo bakal ketawa sambil mikir "Begini kali ya pas gue PDKT dulu..".

Skenario yang dibuat oleh Allan Heinberg juga brilian. FYI, dia adalah penulis komik Wonder Woman yang terbit tahun 2006. Kelihatan jelas kalau Heinberg benar-benar khatam dengan karakter serta hal-hal kecil yang ada di dalam kisahnya. Heinberg mampu mengkombinasikan unsur drama, action, serta humor yang bikin film ini terasa komplit. Enggak cuma itu, dialog yang dia buat juga cerdas karena terdengar satir, tapi gampang dimengerti.  

Tentunya skenario dan dialog yang yang cerdas enggak bakal berpengaruh tanpa tangan dingin seorang sutradara. Patty Jenkins patut diacungi jempol lewat kesuksesannya mengkombinasikan semua elemen dengan apik. Jenkins terlihat punya visi luas yang bikin film ini punya jiwa dan karakter, enggak kaya film-film DCEU sebelumnya

Selain itu, cara Jenkins bikin Gal Gadot menghayati perannya sebagai Wonder Woman dengan sangat baik ini juga jadi bukti kelihaiannya sebagai sutradara. Jujur aja, Viki enggak yakin sama aktris Israel yang mantan ratu kecantikan di negaranya ini. Penampilannya di BvS terasa tanggung dan biasa banget. Gadot pun dianggap enggak cocok meranin Wonder Woman karena posturnya yang ramping. Nyatanya semua keraguan tadi enggak berdasar. Gadot sukses bikin para cowok naksir lewat tatapan tajam yang bikin Wonder Woman terkesan garang. Di satu sisi, Gadot juga bisa tampil anggun, naif, polos, dan imut.

Karakter lain pun enggak kalah menonjol. Chris Pine mampu bikin film ini lebih hidup lewat perannya yang punya chemistry erat dengan Gal Gadot. Begitu pun karakter-karakter villain yang diperankan dengan sangat baik oleh masing-masing aktor. Yap, Wonder Woman bakal menghadapi banyak villain. Namun Viki enggak bisa sebutin karena bakal jadi spoiler yang bikin film ini jadi enggak asik.

Enggak cuma itu aja, adegan aksi dalam film ini sukses bikin pandangan enggak bisa lepas dari layar. Wonder Woman mengandalkan efek-efek CGI serta adegan slow-motion layaknya film The Matrix. Selain itu, efek yang dihasilkan juga cukup jernih dan sukses jika dilihat dari dua sisi mata koin. Pertama, yaitu penggambaran pulau Themyscira yang terang dan segar dilihat, serta penggambaran suasana perang dengan tone suram ala film-film DCEU.

Di bulan puasa ini, akhirnya Warner Bros. dan DC sukses ngebatalin "puasa" akan film keren yang bisa menghibur penontonnya. Film ini sendiri bukan lah film yang sempurna. Namun Wonder Woman patut disebut sebagai fajar kebangkitan DC untuk bisa menyusul digdaya Marvel. Gal Gadot sendiri ngebuktiin kalau dia lah superhero untuk semua kalangan, baik para cewek yang butuh ikon superhero cewek, maupun para cowok yang terpana dengan dirinya. Tentunya Wonder Woman bisa jadi pondasi yang baik bagi DC untuk bikin film-film selanjutnya. Yap, setelah sekian lama, akhirnya kita semua bisa ngerasa optimis dengan film-film DC!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.