Ruben Adrian, Berani Berubah Demi Passion

Ruben Adrian, produser dan sutradara muda asal Indonesia ini bisa dibilang jadi salah satu panutan anak muda yang pengen berkecimpung di industri film. Sutradara muda ini memang enggak sedari awal berada di industri tersebut. Impianlah yang mengantarkannya menjadi sutradara muda hari ini.

Karena masih momennya Hari Sumpah Pemuda, banyak hal dari sosok Ruben yang bisa menginspirasi pemuda hari ini untuk berani berubah. Buat anak muda yang lagi terjebak passion, mending lo simak perjalanan karier Ruben yang enggak takut menggapai mimpi, meski sebelumnya bukan berada di jalan sebagai sutradara.

Sebagai anak muda yang pengen berkontribusi untuk perfilman Indonesia, lo bisa kepoin semangat Ruben Adrian yang punya misi untuk mengedukasi lewat sinema. Yuk, simak!

 

Bercerita Jadi Bagian Hidup

Semua orang suka bercerita. Namun, enggak semua orang bisa mengarahkan cerita. Butuh bakat dan latihan terus-menerus untuk mengasah keterampilan directing. Itulah yang dirasakan oleh Ruben, nyatanya, jadi filmmaker merupakan impian Ruben sejak kecil. Bahkan, Ruben mengaku bahwa bercerita udah jadi bagian hidupnya.

“Dulu, tuh, gua freak banget. Umur 10-11 tahun itu gua, ‘kan, enggak punya temen. Gua selalu mainan sama action figure, mainan yang kecil-kecil. Terus dibikin directing sendiri, bikin karakter sendiri. Sampe kakek-nenek gua mikir kalau gua gila. Sampe waktu itu sampai pengen panggilin psikiater.” ujar produser Cinta dalam Kardus (2013) ini.

 

Berani “Banting Stir”

Cowok berzodiak Virgo ini memang udah ngerasain bahwa jadi filmmaker adalah passion-nya. Namun, pas kuliah dia justru ngambil bidang broadcast dan iklan. Awal kariernya, dia masuk ke industri TV di GlobalTV, MetroTV, Kompas, dan sebagainya. Hingga akhirnya dia pengen keluar dari Kompas dan pengen fokus di iklan. Apalagi, waktu itu dia menerima penghargaan 2 Piala Citra Pariwara 2011 lewat Station ID Kompas TV dan PSA Energi.

Bahkan, ketika dia ditawari untuk jadi sutradara, enggak pikir panjang buat menerimanya. Namun, karena kendalanya pada biaya, cowok lulusan Atma Jaya Yogyakarta ini memutuskan untuk jadi produser terlebih dahulu. Hingga impian menghampiri, dia bisa jadi filmmaker meski hanya berbentuk web series.

“Memutuskan untuk jadi filmmaker karena passion. Karena pas di TransTV, gua jadi PA dengan basic-nya jadi asisten sutradara. Waktu naik jadi produser, ditanyain mau jadi produser atau director. Wah darah gua, sih, director nih! Tapi, kalau di televisi mending jadi produser dulu. Soalnya, kalau jadi director enggak ada duitnya. Yaudah di situ gua memutuskan jadi produser dulu biar punya duit. Tapi, sebenernya passion gua di-directing.” ujar cowok berkacamata ini.  

 

Pengalaman Hidup Bisa Jadi Karya

Semua karya sinema yang dibuat Ruben selalu punya karakter yang kuat. Bukan tanpa alasan Ruben melakukan itu. Memberikan perasaan pada setiap karakter yang dibuat berdasarkan pada kehidupan yang dialaminya. Nyatanya, Ruben udah dari kecil survive di lingkungannya.

“Gua tumbuh di keluarga yang enggak sempurna. Nyokap bokap broken home, gua survive di tiap perjalanan. Mungkin itu bikin gua tumbuh dan deket dengan apa yang gua alamin. Karena kalau kita alamin sendiri pasti beda cara berceritanya. Secara enggak langsung, di film-filmnya ada emosionalnya.” ujar Ruben.

Filmmaker Merupakan Perubahan Besar dalam Hidup

Kalau Ruben dari dulu enggak berani melangkah untuk memilih passion-nya, mungkin kita enggak bisa lihat web series keren hari ini. Hal itu juga jadi langkah yang bikin impian Ruben jadi kenyataan. Menjadi filmmaker hingga hari ini merupakan perubahan besar yang dialaminya. Ruben termasuk orang-orang yang berani melangkah, meski tahu posisinya bukan di bidang yang sama.

“Langkahnya waktu itu karena dari Kompas. Bikin Station ID Kompas, tapi pas itu enggak ada director untuk menerjemahkan. Gua turun jadi directing dan di situ mikir inilah passion yang gua cari.” Jelas cowok kelahiran 1984 ini.

 

Kontribusi Nyata untuk Anak Muda

Kalau sutradara lain bikin sekolah film buat meningkatkan semangat anak muda yang pengen jadi sutradara, berbeda dengan Ruben. Dia justru bikin komunitas film bernama Filmkan yang berisi anak-anak muda yang butuh pencerahan soal sinema. Meski langkahnya kecil, hal itu bisa ngasih dampak positif bagi anak muda yang lagi mencari jati diri.

“Gua, ‘kan suka jadi juri di film pendek. Anak-anak yang gua juriin, tuh, minta diskusi terus. Sampai akhirnya, gua bikin komunitas anak-anak yang gua juriin, gua ngobrol, gua share. Karena tahap mereka itu, ‘kan, lagi tahap mencari. Mereka enggak tahu harus bagaimana, langkahnya harus bagaimana. Daripada gua ngomomgin satu-satu dan enggak efisien. Mending gua kumpulin  sekitar 10—12 orang dan sharing film.  Jadi, gua pengen mendengar apa yang mereka kerjakan. Gua selalu sharing gua begini, ngerjain gini. Cukup asik, sih!

***

Fotografi: Burhan Prawira (@burhanprawira)
Pengarah Gaya: Anantama Putra (@edgeek)
Tata Rias: Karnesia Devi (@karnesiadevimakeup)
Lokasi: Kopi Kalyan, Barito, Jakarta Selatan

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.