Wregas Bhanuteja Bicara soal Penyalin Cahaya hingga Regenerasi dalam Industri Perfilman Indonesia

Wregas Bhanuteja membawa napas baru dalam industri perfilman Indonesia. Bagaimana tidak, laki-laki kelahiran 1992 ini menyabet gelar Sutradara Terbaik Piala Citra FFI 2021. Sebelumnya, ia juga telah mengharumkan nama Indonesia lewat film Prenjak (In the Year of Monkey) yang menjadi film pendek terbaik di Semaine de la Critique 2016, Cannes.

Ia berhasil mendapatkan perhatian publik karena debutnya dimulai kala ia berusia 22 tahun. Sutradara asal Yogyakarta itu berhasil menyisihkan 1500 film pendek yang dikirim ke panita festival.

Kemenangan Wregas untuk Sutradara Terbaik 2021 juga enggak boleh luput dari perhatian. Kemenangan ini jadi yang pertama kalinya di tanah air, setelah jadi sutradara Indonesia pertama yang meraih penghargaan di Festival Film Cannes.

Tak hanya bawa pulang satu gelar, tapi ia berhasil membawa pulang 12 piala dan mengisi 22 nominasi yang ada di Piala Citra FFI 2021. Film Penyalin Cahaya hanya gagal memenangkan lima nominasi saja.

KINCIR menemui Wregas Bhanuteja dalam perhelatan FFI 2021. Ia menceritakan soal kegelisahan di balik pembuatan Penyalin Cahaya. Permis utama film ini adalah peristiwa kekerasan seksual yang terjadi di suatu daerah di Indonesia.

“Ketika penyintas tidak mendapat tempat untuk speak-up, tidak mendapatkan keadilan untuk mengurus kasus yang ia alami. Kisah-kisah tersebut saya rangkai dalam film ini. Situasi yang paling sulit adalah ketika penyintas justru malah dituntut balik oleh pelakunya. Itu yang menjadi hal yang ingin kita lawan bersama,” jelasnya.

Wregas Bhanuteja di Piala Citra FFI 2021 (10/11)
Wregas Bhanuteja di Piala Citra FFI 2021 (10/11)

Lewat karyanya, Wregas juga ingin agar regenerasi dalam perfilman Indonesia bisa terus berjalan.

“Bagi saya ini sebuah gambaran untuk regenerasi. Bahwa film kita dari jaman Usmar Imail sampai sekarang tercipta dan bertahan karena adanya regenerasi. Ini jadi awal jadi regenerasi baru. Walaupun film ini muncul ketika pandemi,” jelasnya.

Wregas juga menuturkan bahwa ia dan tim produksi akan merilis Penyintas Cahaya di layanan streaming (OTT) Netflix pada Januari 2022 nanti. Menurutya, pertimbangan OTT membuat film ini bisa diakses secara luas, terlebih saat pandemi.

“Ketika kondisi Indonesia lebih baik, peluang untuk ditayangkan di bioskop atau di festival International juga terbuka. Dengan OTT, kita tidak hanya menayangkannya untuk Indonesia, South East Asia, atau Asia tapi ke seluruh dunia. Dan peluang itu kita ambil karena yang utama dari film ini adalah message-nya,” pungkasnya.

Sekali lagi, selamat untuk kemenangan Wregas Bhanuteja sebagai Sutradara Terbaik Piala Citra FFI 2021! Buat kamu yang ketinggalan, cek para pemenangnya di sini.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.