4 Momen yang Membuktikan bahwa Squidward Sebenarnya “Sayang” SpongeBob

Spongebob Squarepants punya banyak hal yang menarik banget untuk dibahas. Salah satunya dalah relasi rumit antara Spongebob dan Squidward. Seperti yang lo semua tahu, Squidward adalah karakter yang bisa dibilang enggak begitu akrab dengan Spongebob. Setulus apapun keceriaan yang dipancarkan oleh Spongebob, Squidward selalu aja meresponsnya dengan sikap yang apatis. Buktinya terlihat jelas dari ekspresi muka judes dan malas Squidward saat berhadapan dengan tetangganya tersebut.

Baca juga 7 Deadly Sins yang Dimiliki Para Karakter SpongeBob SquarePants

Namun, tahukah lo bahwa ternyata ada sebagian momen dalam episode tertentu yang menunjukkan kepedulian Squidward kepada Spongebob. Bahkan, dalam beberapa momen, dia bahkan tampak seolah merindu pada ulah jahil dan tawa khas Spongebob. Enggak percaya? Nih, simak aja sendiri buktinya dalam ulasan episodenya di bawah ini!

 

1. Hari spesial untuk hari terakhir Spongebob

Via Istimewa

Momen menyentuh ini bisa lo saksikan dalam Spongebob Squarepants episode “ Dying for Pie”. Tepat di Hari Persaudaraan, Tuan Krab menyuruh kedua pegawai setianya untuk saling bertukar bingkisan. Spongebob memberi Squidward jaket rajutan dari bulu-bulu matanya yang lentik. Menjijikkan, tapi juga mengharukan. Sedangkan Squidward memberinya seloyang kue pie yang dia beli mendadak dari seorang perompak.

Sebetulnya, si perompak udah ngewanti-wanti kalau pie tersebut adalah bom berbentuk kue. Terbukti dari secomot bagian kecilnya aja, bom pie ini mampu merusak separuh dapur Krusty Krab. Sialnya, setelah bertengkar di luar dengan Tuan Krab dan kembali ke dalam, pie tersebut udah abis dimakan Spongebob. Tuan Krab, yang ngaku udah berkali-kali mengalami kejadian serupa, ngasih tahu Squidward kalau Spongebob dipastikan udah gak bisa diselamatkan dan masa hidupnya paling lama hanya akan bertahan sampai matahari terbenam.

Merasa bersalah, Squidward lalu berjanji untuk menemani Spongebob menghabiskan masa-masa terakhirnya dengan memberikannya momen kebersamaan terbaik yang bisa dia rasakan. Spongebob lalu menyusun daftar panjang hal-hal absurd dan gila yang ingin dia lakukan bersama Squidward. Kalau dalam situasi dan kondisi yang normal, sih, Squidward mana sudi. Akan tetapi, akibat ulahnya sendiri, mau tak mau dia terpaksa melanggar prinsipnya sendiri.

Hingga sampailah di aktivitas terakhir dalam daftar. Menyaksikan matahari tenggelam. Terhalang oleh tembok yang sempat-sempatnya Squidward bangun untuk terhindar dari ledakan, Spongebob lalu bilang kalau ini adalah pemandangan yang ingin dia saksikan seandanya saat itu dia tewas “oleh semacam ledakan akibat kecerobohan seorang teman.” Entah dari mana si Spongebob bisa punya pikiran ngelantur yang tepat ramal semacam itu.

Mendengar hal tersebut, air mata bersalah Squidward mengalir gak terbendung. Adegan ini makin dramatis ketika Spongebob melakukan hitung mundur matahari tenggelam. Dan ketika matahari benar-benar tenggelam, BOOM! Tangis Squidward pun pecah semakin menjadi. Sobat yang rajin bikin dia jengkel selama ini sekarang telah tiada.

Eh, tahunya ledakan kedua menyusul karena ternyata Spongebob enggak mati. Dia ternyata hanya meniup gelembung bom. Squid heran sekaligus marah. Pas dia nanyain ke mana kue pie yang udah dia kasih, Spongebob lalu mengeluarkannya.

Ternyata dia sengaja menyimpan pie tersebut karena ingin menikmatinya berdua bersama Squidward. Dan begitu Spongebob melangkah untuk memberikannya, dia tersandung batu dan enggak sengaja melempar bom pie ini tepat ke wajah Squidward. Visual yang terjadi kemudian adalah pemandangan epik kepulan asap “jamur” dari sebuah ledakan nuklir mahadahsyat yang langung meluluhlantahkan seantero Bikini Bottom.

 

2. Mencemaskan Spongebob yang terjebak dalam ”kendaraan imajiner”

Via Istimewa

Eits, bukan. Ini bukan kendaraan beneran, kok. Kendaraan yang dimaksud di sini adalah sebuah kotak kardus yang jadi ruang fantasi Spongebob dan Patrick melestarikan imajinasi-imajinasi mereka yang pandir. Makanya, episode ini dikasih tajuk “Idiot Box” atau “Kotak Kardus Idiot”.

Narasi bermula saat Spongebob dan Patrick mendapat kiriman sekotak kardus yang ternyata berisi televisi besar. Kocaknya, televisi itu dibuang dan kardusnya mereka ambil. Squidward, sebagai satu-satunya makhluk di antara mereka dengan otak yang waras, jelas bingung, dong. Spongebob menjelaskan kalau mereka enggak butuh televisi, selama mereka punya yang namanya imajinasi. screenshot adegan “pelangi imajinasi” ini kemudian populer dan dirayakan sebagai meme hingga sekarang. Enggak mau ambil pusing, Squidward lalu kembali ke rumah sambil bawa televisi yang dua imbesil itu buang.

Pas keluar buat ngambil remote, Squid keheranan sama suara-suara yang terdengar dari dalam kardus tersebut. Terdengar seperti keduanya tengah mendaki gunung. Karena kesal dengan kedunguan mereka, Squidward lalu menendang kotak tersebut. Tiba-tiba, timbul suara gunung longsor dan kedua bocah tengik itu berteriak kesakitan. Patrick bahkan mengatakan kepada Spongebob kalau tungkai mereka membeku dan harus diamputasi paksa. Squid yang merasa bersalah dan khawatir lalu membuka kardus mereka. Ternyata, enggak ada apa-apa di dalamnya. Enggak ada TV maupun tape recorder sebagai penghasil suara tadi. Squidward yang marah lalu kembali ke rumahnya.

Suara-suara itu kembali terdengar, yang kali ini melibatkan kejar-kejaran dengan polisi, peluncuran roket, sampai pertempuran di pulau robot dan perompak.

Penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, malam harinya Squid mengendap ke dalam kotak kardus itu. Dia lalu mencoba “berimajinasi” sesuai nasehat Spongebob. Dia lalu berpura-pura berkhayal sedang melakoni adu balap. Enggak disangka, suara mesin mobil menyala terdengar dan kardus itu benar-benar melaju. Padahal, sebetulnya itu suara kapal truk sampah yang mengangkut kardus tersebut ke tempat pembuangan sampah. Dan Squidward yang “waras” pun akhirnya terjerembab ke tumpukan sampah Bikini Bottom.

Jadi, siapa dalam episode ini yang sebenarnya dungu?

 

3. Marah ketika Spongebob diperlakukan seenak jidat

Via Istimewa

Episode ini mengisahkan perjalanan Spongebob dan Squidward menuju rumah seorang konsumen di sebuah daerah yang antah berantah. Misi mereka adalah untuk mengantar sebuah sajian Krusty Krab yang sercara harfiah baru saja dikembangkan dan hanya muncul dalam episode ini aja, Pizza.

Baca juga soal 5 Teori Resep Rahasia Krabby Patty

Setelah melewati rentetan kesialan di sepanjang perjalanan, mereka akhirnya menemukan tempat sang pemesan. Spongebob lalu mengetuk pintu sang empunya dengan rasa bangga membawa Pizza di tangannya. Namun, enggak lama kemudian rasa bangga tersebut sirna dan berganti menjadi isak tangis. Soalnya, si pemesan kekeuh kalau dia sudah pesan minuman. Dia bilang enggak mau makan pizza tanpa ditemenin minuman. Padahal, si Spongebob haqul yakin kalau orderan tersebut memang enggak ada. Enggak terima, si konsumen lalu menolak Pizza yang sudah susah payah Spongebob dan Squidward antar.

Menyaksikan Spongebob dipermalukan seperti itu, Squidward lalu mengambil langkah ksatria. Dia merebut pizza tersebut, mengetuk pintu si konsumen menyebalkan tadi, lalu melemparkannya tepat ke arah wajahnya. Squidward lalu kembali dan mengatakan pada Spongebob kalau cowok (ikan) tadi dengan senang hati menerima pesanan tanpa disertai minuman. Spongebob girang, mereka pun pulang.

Seandainya Squidward enggak pasang badan buat belain Spongebob, mungkin satu-satunya keajaiban yang muncul dalam episode ini adalah batu raksasa yang jadi kendaraan kilat mereka.

 

4. Rindu Spongebob meski udah hidup di kota impian

Via Istimewa

Dalam episode “Squidville”, Squidward merasa sudah cukup dengan Spongebob dan Patrick yang gaduh tak berkesudahan. Dia pun berharap bisa segera mengungsikan diri dari dua makhluk kampret tersebut. Lalu, laiknya wahyu yang turun di saat yang tepat, TV tiba-tiba menyala di antara puing-puing rumahnya yang udah hancur. TV tersebut memutar siaran komersial mengenai sebuah wilayah hunian idaman yang khusus ditujukan bagi entitas seperti dirinya. Tempat tersebut adalah Meikarta Squidville.

Tanpa keraguan, Squidward langsung melesat ke tempat tersebut. Benar saja, begitu memasuki gerbang kompleknya yang raksasa, Squidward langsung disambut oleh pemandangan rapinya jejeran rumah yang sama persis seperti miliknya. Semua hal yang diimpikannya ada. Dimulai dari bersepeda di sore hari, menari, hingga bermain klarinet bersama trio pujaannya. Semuanya bisa dengan santai dia jalani tanpa ada gangguan berarti dari spons kuning dan bintang laut merah muda. Benar-benar kota yang utopis bagi kaum cumi-cumi.

Akan tetapi, semua kebahagiaan itu perlahan luntur. Hari demi hari terlewati hingga pada akhirnya rutinitas yang dulu dia dambakan ini mencapai titik jemu. Saat tengah merenung di sebuah taman, dia melihat sebuah mesin peniup karang, alat yang digunakan Spongebob ketika (tanpa sengaja) menghancurkan rumahnya. Meski awalnya malu-malu, Squidward ternyata suka bermain dengan alat ini.

Squidward boleh saja berdalih jenuh dengan rutinitasnya di kota itu. Namun, ekspresinya yang tertawa lepas saat menggunakan alat ini adalah bukti bahwa dia rindu pada kejahilan Spongebob. Dia bahkan dengan lancangnya menuduh kalau penduduk di kota itu terlalu kaku dan membutuhkan kegilaan seperti yang dia lakukan. Seakan mempertegas kalau dia sebetulnya satu pendapat dengan rekan kerjanya yang menjengkelkan itu.

Di akhir episode, Squidward pun kabur dari amukan massa dengan cara melesat ke angkasa menggunakan mesin blower tersebut. Adegan yang mengingatkan kita pada si C.J. dalam game GTA San Andreas yang kabur dari kejaran satuan polisi San Andreas memakai jetpack.

***

Itu dia momen-momen yang membuktikan kalau Squidward ada kalanya peduli dan sayang sama Spongebob. Selain yang udah disebutkan di atas, momen-momen apalagi yang menurut lo nunjukkin eratnya persahabatan antara Spongebob dan Squidward? Tulis di kolom komentar, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.