7 Fakta Serial Grisse, HBO Asia tentang Sejarah Nusantara

Mike Wiluan, filmmaker berdarah Indonesia ini kembali ciptakan tren di industri film melalui karya kerennya dengan mengenalkan Indonesia ke seluruh dunia. Tahun ini, setelah film Buffalo Boys (2018), Mike bikin serial Grisse yang mengisahkan sejarah Kota Gresik, Jawa Timur di era masa kolonial Belanda. Menariknya, serial ini bakal tayang di HBO Asia yang berarti bisa dinikmati seluruh penonton dunia.

Terinspirasi dari sejarah Kota Gresik, serial ini mengisahkan pemberontakan oleh sekelompok orang yang dipimpin seorang cewek. Serial ini bakal tayang dalam delapan episode yang masing-masing berdurasi satu jam. Mike Wiluan enggak sendirian, bersama sutradara Tony Tilse dan Ler Jiyuan, mereka menggarap dan memproduksi serial ini.

Banyak hal menarik yang bikin serial Grisse ini kaya. Penasaran? Berikut, tujuh fakta serial Grisse yang bikin lo bangga karena sejarah Indonesia bakal dibawa ke ranah internasional bersama HBO Asia. Yuk, simak!

 

1. Kolaborasi Timur dan Barat

Kolaborasi antara budaya Timur dan Barat udah terlihat dari desain produksinya. Bahkan, udah bisa lo rasakan pas nonton cuplikan serialnya. Mulai dari tone warna, latar tempat, hingga artistik produksi yang bikin lo berasa nonton film kolosal Indonesia campur dengan gaya meksiko.

Kolaborasi ini juga melibatkan tim produksi yang berasal dari berbagai negara. Meski lebih banyak melibatkan filmmaker dari luar negeri, serial ini enggak kehilangan sisi Indonesianya. Mulai dari nilai-nilai ketimuran, hingga sejarah Kota Gresiknya.

 

2. Aktor-Aktris dari Berbagai Budaya

Kolaborasi yang kaya dari serial Grisse ini juga terlihat dari aktor-aktris yang datang dari berbagai budaya di dunia. Pemilihan mereka juga berdasarkan cerita sejarah yang saat itu Kota Grisse alias Gresik berisi para pedagang dan penjajah dari seluruh dunia, seperti Jepang dan Belanda.

Mike Wiluan juga menggaet para pemain dari negara lain untuk meramaikan serial Grisse. Mulai dari Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura, Eropa, Australia, dan Amerika Serikat. Mereka antara lain, Adinia Wirasti, Marthino Lio, Michael Wahr, Edward Akbar, dan Jamie Aditya. Kemudian, ada Toshiji Takeshima, Joanne Kam, Zack Lee, Tom Dejong, Ully Triani, Rick Paul Van Mulligen, Alexandra Gottardo, Hossan Leong, and Jimmy T.

 

3. Acting Is Reacting

Sedikitnya dialog dan lebih banyak ngolah perasaan juga jadi salah satu treatment. Mike lebih banyak menampilkan emosi para karakternya ketimbang dialog ramai yang biasa ada di film-film aksi. Mike menuntun para bintang untuk lebih berdialog dengan ekspresi.

Bahasa yang dipakai dalam serial ini adalah sedikit Bahasa Indonesia dan sebagian besar Bahasa Inggris. Alasan Mike lebih banyak menggunakan Bahasa Inggris dibandingkan dengan subtitle Bahasa Inggris yaitu agar lebih mudah menarik target pasar yang luas secara internasional.

 

4. Obsesi Mike Wiluan Soal Budaya Indonesia

Salah satu pembeda Mike Wiluan dengan filmmaker Indonesia lainnya adalah ide cerita. Mike lebih memilih menampilkan kehebatan Indonesia ke seluruh dunia, dibandingkan harus bikin film yang isinya masalah di Indonesia. Hal-hal yang berhubungan dengan kepahlawanan dalam berbagai sisi bakal terus digali oleh Mike.

“Gua terus berpikir cerita apa lagi yang bisa dipromosikan dari Indonesia, ada pahlawan yang bisa jadi cerita utuk keluar ke seluruh dunia. Itu ide gua dari awal. Jangan sampe gua bikin film hanya untuk satu pasar. Gua suka cerita-cerita hebat asal Indonesia.” ujar Mike, di acara peluncuran serial Grisse, di kawasan Sudirman (24/10).

5. Mengangkat Women Empowerment

Serial Grisse mengisahkan pemberontakan yang enggak sengaja dipimpin oleh seorang cewek bernama Kalia yang diperankan oleh Adinia Wirasti. Satu hal yang menarik bagi Mike karena dia lagi-lagi mengangkat kehebatan Indonesia dari tangguhnya seorang cewek. Mike menganggap bahwa ini waktunya bagi cewek. Dia bikin citra cewek yang kurang dihargai, lalu emnemukan seseorang yang bikin dia berbeda, dan bikin perubahan.

“Untuk gua, prinsip yang pertama, gua harus cari cerita yang menarik secara emosi dan perjalananan. Gua enggak mau cari cerita hanya elemen fisik. Gua bisa cari situasi untuk simbolisasi, tapi keseluruhan gua suka history. Gua lihat di indonesia ada banyak cerita yang belum disampaikan kayak kekuatan seorang cewek”. ujar Mike.

 

6. Satu Universe dengan film Buffalo Boys

Buat lo yang udah nonton film Buffalo Boys dan nonton cuplikan serial ini, lo pasti setuju kalau keduanya mirip. Ketika dikonfirmasi oleh Mike, keduanya berada dalam timeline dan universe yang sama. Yap, sama-sama berada di Indonesia pada masa penjajahan Hindia Belanda.

“Universe-nya lebar sekali. Misalnya aja kayak ada Planet Earth, Mars, dan lain-lain. Ini satu universe, Buffalo Boys ada di dalam kota yang lain dan serial ini ada di dalam suatu kota namanya Grisse. Bisa jadi kalau kedepannya nanti mempertemukan mereka.” jelas Mike yang juga pernah jadi co-producer film Crazy Rich Asians (2018).

 

7. Dunia Fantasi dengan Riset Sejarah

Mirip dengan film Buffalo Boys yang sama-sama bernuansa western dengan budaya Indonesia. Mike bikin serial Grisse ini layaknya film fantasi superhero. Hebatnya, serial ini masih dibikin berdasarkan riset dan sejarah pada masa itu.

"Jadi ini berdasarkan sejarah, tapi gua mengembangkannya seperti cerita fantasi, ada banyak elemen kreatif di dalamnya. Biar banyak anak muda dan juga penonton lainnya bersemangat menonton ini. Gua enggak mau terlalu mendikte sejarah Indonesia itu seperti apa dan apa yang mesti dipelajari.” jelas Mike.

***

Bagaimana? Makin penasaran dengan serial Grisse? Serial ini tayang perdana secara ekslusif di HBO pada 4 November pukul 20.00 WIB. Episode baru selanjutnya akan tayang pada jam yang sama setiap Minggu. Serial ini juga dapat diakses streaming di HBO GO dan akan tersedia pula di HBO On Demand.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.