Dracula, Serial Horor Intens yang Penuh Kejutan

*(SPOILER ALERT) Artikel ini sedikit mengandung bocoran serial Dracula yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian yang belum nonton.

Netflix membuka awal 2020 dengan banyak serial orisinal. Salah satu yang menarik adalah Dracula yang tayang 4 Januari kemarin. Dengan Claes Bang sebagai Count Dracula, sosok pengisap darah yang menggemparkan London, miniseries sebanyak tiga episode ini lebih gelap dan gory daripada serial maupun film tentang Dracula lainnya.

Sebenarnya, serial ini lebih menarik dibandingkan Messiah yang kontroversial. Ditayangkan juga di kanal BBC, Dracula versi Netflix garapan Mark Gatiss dan Steven Moffat ini lebih “Inggris”, klasik, serta dramatis tanpa harus berbelit-belit. KINCIR pernah merekomendasikan serial ini jadi tontonan liburan dan pasti kalian enggak bakal menyesali pilihan kalian yang satu ini.

Apa yang bakal kalian dapat dari serial Dracula? Berikut ulasannya!

Awal yang Penuh Kejutan

Dracula enggak berlama-lama dalam hal memberi kejutan. Dari permulaan saja, kalian langsung diajak mempertanyakan seksualitas Dracula. Selama ini, kalian mungkin memang sudah terlalu banyak disuguhkan gambaran sosok Dracula romantis yang katanya menyukai darah perawan atau pun orang muda. Padahal, itu cuma tambahan yang enggak ada dalam novelnya Bram Stoker.

Dalam serial orisinal Netflix ini, Dracula disebut sebagai pemilih dalam hal makanan. Dia punya “diet” khusus ketika vampir lain cuma tahu makan darah. Dari sini, kalian enggak cuma lihat bagaimana Count Dracula hidup, tapi juga menyaksikan teror yang diberikan Dracula tanpa dirasakan oleh korbannya.

Buat yang familier dengan kisah orisinal Count Dracula, kalian mungkin tahu bahwa banyak mitos di sekitar Dracula tentang sumber kekuatan dan kelemahannya. Dracula mengonsumsi darah manusia dan mendapatkan lagi kekuatannya dengan tidur di atas tanah dari tempat asalnya, Transylvania. Dia takut matahari dan salib serta enggak bakal bisa masuk kalau enggak diundang. Mitos-mitos ini juga diungkapkan dalam serial ini sebagai bagian dari penelitian Van Helsing.

Sisi gore-nya, dia bisa menggunakan tubuh korbannya ibarat inang terhadap parasit. Dia juga punya kuku yang bisa melukai dan mencabik apapun. Pokoknya, siap-siap saja kalian mual lihat banyak darah dan adegan mengganggu lainnya.

Kejutan lainnya, Van Helsing dalam serial ini bukanlah profesor Abraham Van Helsing sebagaimana yang lebih banyak disajikan dalam berbagai film (yang juga memang yang sesuai dengan novelnya). Serial ini justru mau menunjukkan kekuatan perempuan, apalagi seorang biarawati, dalam menghadapi Count Dracula yang Hebat.

Yap, Van Helsing dalam serial ini adalah Suster Agatha Van Helsing dari Budapest. Nice touch!

Angkat Sejarah Pertarungan Dracula Vs. Van Helsing

Biarpun sosok Van Helsing-nya beda, serial ini tetap apik menyoroti pertarungan Dracula melawan Van Helsing. Bahkan, pertarungan ini enggak hanya berlangsung setahun kayak yang ada dalam novel, tapi sampai melewati satu abad ketika Van Helsing sudah sampai keturunan ketiga.

Menariknya, berhubung Van Helsing dalam serial ini merupakan seorang cewek, pertarungan yang disajikan pun bukan aksi combat yang melibatkan kekerasan. Meski tadi KINCIR bilang serial ini cukup gory, kekerasan yang disajikan bukan karena pertarungan ini, melainkan sifat natural Dracula yang memang “pengonsumsi” manusia.

Nah, pertarungan musuh bebuyutan ini justru lebih kayak Sherlock Holmes dan Profesor Moriarty. Beradu akal, kalian enggak dikasih kesempatan buat menebak plot selanjutnya. Meski terkesan lambat, alurnya enak banget diikuti dan enggak tertebak sehafal apapun kalian dengan kisah Count Dracula.

Belum lagi, Mark Gatiss yang juga mengembangkan serial ini juga sempat terlibat dalam serial Sherlock Holmes-nya BBC. Jadi, suasana serial ini cenderung horor campur misteri. Penyegaran yang asyik buat diikuti, ‘kan?

Detail Menarik dan Penokohan Kuat

Nah, Dracula-nya Netflix ini juga punya detail menarik yang enggak terkesan dipaksakan meski enggak sepenuhnya sesuai dengan novelnya. Terdiri atas tiga episode yang masing-masing berdurasi 1 jam 29 menit, serial ini menyajikan kisah yang lengkap dengan enggak terburu-buru.

Episode pertama berisi kejutan demi kejutan soal Count Dracula yang misterius dan melegenda di Transylvania, Rumania, dari sudut pandang Jonathan Harker, pengacara asal Inggris. Harker “dipaksa” menceritakan flashback kehidupannya seminggu di kastil Count Dracula.

Seminggu berada kastil tua nan membingungkan, Harker dikonsumsi sedikit demi sedikit. Enggak berhenti sampai di situ, episode pertama ini juga menunjukkan bagaimana Harker dengan berani berusaha keras kabur dari kastil itu, menemukan misteri tersembunyi dari kastil tersebut, bahkan sampai menantang Dracula!

Karakter Harker dalam episode pertama ini begitu menorehkan kesan mendalam. Begitu juga karakter Mina Murray yang nantinya menjelaskan bagaimana perburuan Dracula bisa bertahan sampai seabad lamanya.

Jadi, serial ini enggak menyajikan horor yang bikin kesal karena korban-korbannya terlalu pengecut dan pasrah enggak bisa berbuat apa-apa. Sebaliknya, horor dalam serial ini justru terbangun dengan intens. Manusia biasa tetap digambarkan enggak berdaya di tengah berbagai usaha untuk melawan sampai membunuh Dracula, entah karena tipu muslihat Dracula yang licik.

Karakteristik Dracula digambarkan sebagai sosok yang flamboyan, elegan, kuat, berkuasa, dan mengerikan. Karakter ini tertanam banget dan diperankan dengan brilian oleh Claes Bang.

Sementara itu, untuk Agatha Van Helsing, Dolly Wells berhasil jadi sosok cewek kuat yang enggak gentar menghadapi Dracula. Awalnya, dia terlihat cukup menyebalkan karena “sok tahu” dengan berbagai penelitiannya. Itulah juga yang menyebabkan suster kepala di gerejanya lumayan skeptis saat dia nanya soal “riset” anehnya. Namun, detail itu bikin episode pertama jadi pembuka yang padat dan jelas, bahkan buat kalian yang enggak tahu sama sekali soal kisah Dracula-nya Bram Stoker.

Pendekatan Modern yang Memuaskan

Hal lain yang menarik, serial ini enggak membatasi kalian dengan teror Dracula pada 1800-an. Jadi, tanpa membiarkan karakter-karakter penting dalam novelnya enggak muncul atau tetap muncul tapi kemunculannya enggak berarti, serial ini memberikan porsi yang pas untuk setiap karakter dalam pendekatan yang beda. Lucy Westenra, misalnya, muncul sebagai “bloofer lady” setelah Dracula tidur selama 125 tahun.

Lalu, bukannya terjebak dalam mitos, hadirnya Dracula pada masa sekarang ini justru dijadikan sebagai penyelesaian yang logis dari semua peristiwa kelam yang dibawa Dracula bersamanya. Berbagi darah Agatha Van Helsing, Zoe Van Helsing menjawab pertanyaan tentang sifat natural Dracula dan kenapa dia bisa kayak begitu.

Kenapa semua mitos yang meliputinya, seenggak masuk akal pun itu, ternyata ampuh menghadapi Dracula dan terbukti benar. Semua pertanyaan yang selama ini membebani keluarga Van Helsing pun terjawab dengan pilihan yang logis dan bisa dibilang cukup melegakan.

Pada akhirnya, Dracula berhasil mengemas kisah Count Dracula, sang bangsawan pengisap darah, dengan baik. Meski terasa seperti belum tuntas, Dracula disajikan dengan enggak membosankan sehingga wajar saja kalau nantinya kalian berharap serial ini dilanjutkan ke musim tayang berikutnya.

Siapakah “Teman Detektif” yang Misterius?

Gaya misteri yang juga dimasukkan serial ini kayaknya jadi rahasia tersendiri. Dracula memang muncul pada abad ke-19, abad yang sama saat karakter Sherlock Holmes aktif sebagai detektif swasta dan mengungkap banyak kejahatan di jalanan kumuh London.

Memang, sih, tujuan Dracula ke London sejak awal adalah karena dia mau puas mencari makan, apalagi dengan referensi khususnya soal makanan. Namun, serial ini juga memberi petunjuk soal “teman detektif” Suster Agatha yang tinggal di London.

Kalau dilihat dari pendekatan misterinya, khususnya saat episode kedua ketika Dracula berlayar ke Inggris menaiki kapal Demeter, serial ini memang cukup memenuhi kriteria serial kriminal klasik dengan tokoh penjahatnya sudah diketahui duluan. Ditambah lagi, Suster Agatha sempat mengungkapkan perihal teman detektif di London yang membantunya menemukan Mina Murray. Bisa saja, ini adalah easter egg yang kemungkinan terkait dengan semesta Sherlock Holmes.

Yap, siapa yang enggak suka dengan crossover Sherlock Holmes dan Dracula? Meski belum terbukti apakah teman detektif itu benar Sherlock Holmes, tentu kita histeris mengetahui bahwa Sherlock Holmes hidup di zaman yang sama dengan Dracula. Ya, siapa tahu crossover ini diwujudkan oleh Netflix atau BBC dalam wujud serial penuh suatu hari nanti.

***

Kalau kalian belum nonton Dracula versi Netflix, tonton sekarang juga. Cukup luangkan waktu maksimal lima jam, kalian sudah bisa melahap habis serial ini. Kalau sudah nonton, coba bagikan pandangan kalian terkait Count Dracula yang lebih modern ini, ya. Ikuti juga rekomendasi serial menarik lainnya hanya di KINCIR!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.