Review Serial Open BO Episode 7: Does She Love You?? (2023)

Review Open BO (2023) Episode 7 : Does She Love You??
Genre
  • drama
Actors
  • Cathy Fakandi
  • Winky Wiryawan
  • Wulan Guritno
Director
  • Reka Wijaya
Release Date
  • 12 March 2023
Rating
2 / 5

*(SPOILER ALERT) Review serial Open BO episode 7 ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.

Open BO kembali on the track pada episode ke-7. Setelah sekian lama kurang fokus dengan tujuan cerita dan tokoh utama, episode dengan judul “Does She Love Me??” ini mulai menjalin cerita kembali dengan apik dan berfokus pada eksplorasi kisah Ambar serta Jaka.

Pada episode kali ini, Ambar menemukan keberanian untuk move on dari masalah dengan memutuskan Abimanyu. Yang ia enggak tahu, sang istri ada di sebelah Abimanyu saat ia memutuskannya, dan masih menerornya entah karena dendam atau karena takut Ambar berubah pikiran.

Sementara itu, Jaka, usai ribut dengan Ambar perihal Shafa, kembali kepada kehidupan lamanya. Ia dipekerjakan kembali sebagai penulis naskah azab, dan harus memutar otak untuk membayar utang.

Review serial Open BO episode 7

Kisah dengan plot minim gangguan

Dua hal menarik yang ditawarkan oleh premis Open BO adalah relasi antara PSK single mother Ambar dan si lugu Jaka. Pada praktiknya, cerita melebar ke mana-mana, terutama pada episode ke-3 sampai dengan episode ke-6. 

Untungnya, episode kali ini kembali berfokus kepada masalah Jaka dan Ambar, masalah yang seharusnya bisa diselesaikan sejak lama. Secara plot, ada perkembangan signifikan dari cerita-cerita sebelumnya. Penyelesaian masalah enggak bertele-tele, semuanya to the point.

Episode ini juga memberikan porsi yang cukup kepada tokoh-tokoh sampingan lain. Mereka punya masalah sendiri, tetapi enggak mendominasi masalah dari tokoh utama, bahkan sangat berkorelasi. Contohnya, masalah kepercayaan Nurul dan Husna, PSK langganan Soleh. Kemarahan mereka kepada Soleh punya kontribusi terhadap tersendatnya penulisan Jaka.

Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang di sekitar Ambar. Misalnya, istri Abimanyu yang mendengar sendiri ucapan Ambar dan lantas masih insecure karena Ambar enggak menjawab tentang apakah ia masih mencintai Abimanyu atau enggak. Perpindahan masalah juga lebih lembut dan enggak membingungkan. Semuanya mendukung langkah-langkah penting selanjutnya yang harus diambil oleh dua tokoh utama.

Potensi apik, sayang agak disia-siakan

Via Istimewa

Potensi penokohan dari episode ini cukup kuat. Eksplorasi penokohan beberapa tokoh pun apik. Sayangnya, ada beberapa tokoh yang terasa fatal. Contohnya adalah Abimanyu. Abimanyu enggak dieksplorasi dari segi penokohan mau pun dialog. Dialog-dialognya dangkal, sama sekali enggak punya nyawa.

Sementara itu, penokohannya pun enggak jelas. Ia digambarkan sebagai penjahat kelamin yang mampu menaklukkan istrinya. Namun, alih-alih playboy, Abimanyu malah hanya terlihat seperti politikus tanpa pendirian yang takut dengan istrinya. Pengembangan tokoh Abimanyu buruk sekali, mungkin karena terlalu banyak kisah yang mau diceritakan dan terlalu banyak kejadian yang memicu konflik.

Open BO kurang memerhatikan dialog dan mengembangkannya sehingga begitu mudah dilupakan bagi penonton. Enggak ada dialog yang berarti, enggak ada pula dialog yang semakin memperkuat penokohan. Semua dialog dibuat seadanya saja, enggak memunculkan emosi khusus atau membuat penonton mampu mendefinisikan sendiri karakter para tokoh tanpa narasi.

Via Istimewa

Sebuah hal yang sangat disayangkan karena akting para pemain utama cukup apik. Wulan Guritno berhasil membangun kegalauan Ambar dan bagaimana ia berada di persimpangan. Cathy Fakandi mampu mengembangkan karakter Shafa si remaja labil yang kena batunya. Winky Wiryawan pun meyakinkan sebagai Jaka yang lugu tetapi akhirnya mampu berpikir kritis dan licik akibat keadaan.

Dialog yang standar bahkan garing membuat episode ini membingungkan. Entah kita akan menyebutnya melodrama atau komedi, kita kebingungan sendiri karena joke-nya nanggung dan situasi sedih enggak dieksplorasi dengan dalam. Ini membuat Open BO episode 8 menjadi sulit membekas.

Scoring dan sinematografi yang enggak istimewa

Enggak ada yang istimewa dari scoring sekaligus sinematografi. Sinematografi bisa dibilang aman, enggak buruk, tetapi bukan sesuatu yang istimewa.

Scoring pun sederhana, enggak jelek, tetapi enggak berarti juga. Menonton Open BO episode kali ini, enggak memunculkan emosi atau kekaguman apa pun. Datar, begitu saja.

Hal yang dapat menyelamatkan episode kali ini hanyalah plot. Penonton dibuat penasaran bagaimana akhir kisah keduanya dan apa yang akan mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah. Ini sangat disayangkan, karena dengan eksplorasi lebih baik, episode ini bisa menjadi sajian dengan character driven yang baik, bukan plot driven saja. Terlebih, genre dramanya memungkinkan hal itu terjadi.

Ada perkembangan signifikan dari episode sebelumnya dan hal itu terjadi berkat penghilangan banyak karakter enggak penting serta eksplorasi lebih dalam pada tokoh penting. Namun, Open BO bisa menjadi serial yang bagus dan menggoda jika dialog dan karakterisasi ditingkatkan.

Penasaran dengan kelanjutan kisah Ambar dan Jaka? Tonton Open BO hanya di Vidio!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.