5 Pertemuan Paling Berpengaruh di Game of Thrones

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran serial Game of Thrones yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Musim kedelapan Game of Thrones udah di depan mata. Kalian tentu mau kembali menyegarkan ingatan akan apa aja yang telah terjadi di musim-musim sebelumnya. Apalagi, serial ini punya jalan cerita yang kompleks.

Jalan cerita yang kompleks ini juga didukung sama banyaknya karakter yang berperan penting dalam setiap episodenya. Bisa dibilang, di Game of Thrones ini enggak ada karakter (bukan figuran, ya) yang enggak berkaitan satu sama lain. Setiap pertemuan demi pertemuan punya arti.

Nah, di antara sekian banyak pertemuan yang terjadi, beberapa pertemuan justru menjadi penting karena bikin perkembangan cerita serial ini jadi semakin kompleks dan enggak bisa ditebak. Yuk, simak!

 

1. Arya Stark dan The Faceless Man

Via Istimewa

Arya Stark bisa dibilang salah satu karakter yang nasibnya enggak bisa ditebak. Dia pernah melakukan perjalanan bareng The Hound, salah satu orang yang masuk dalam daftar orang-orang yang bakal dia bunuh. Namun, pertemuan yang paling mengubah Arya tentunya adalah pertemuannya dengan The Faceless Man yang saat itu mengambil identitas Jaqen H’ghar.

Arya sejak dulu emang udah kelihatan tomboi dan punya kepribadian yang kuat, meski masih anak-anak. Akan tapi, pertemuannya dengan The Faceless Man bikin Arya nemuin jalan buat menghabisi orang-orang dalam daftarnya.

Via Istimewa

 

Menjadi No One bisa dibilang cara yang paling efektif buat berkeliaran di dekat orang-orang yang ada dalam daftarnya tanpa ketahuan sehingga bisa menyusun rencana jitu buat pembunuhan mereka. Belum lagi, menjadi No One juga bikin Arya semakin lihai dalam bela diri karena berbagai pelatihan berat yang dijalaninya.

Meski pada akhirnya Arya enggak sepenuhnya bisa jadi kayak The Faceless Man karena dia enggak mau melepas identitasnya sebagai Arya Stark, dia bisa mengadopsi kemampuan The Faceless Man. Jadi, bisa dibilang, berkat pertemuan mereka, Arya saat ini jadi salah satu orang yang paling berbahaya di Westeros. Tinggal tunggu waktu aja sampai daftar orang-orang yang mau dia bunuh terselesaikan.

 

2. Robb Stark dan Talisa

Via Istimewa

Robb Stark bisa dibilang cukup sukses menjadi King in the North, menggantikan Ned Stark yang dieksekusi di King’s Landing. Meski berat menggantikan ayahnya yang secara enggak hormat dihukum mati karena dituduh berkhianat, Robb enggak putus asa dan malah meneruskan jejak ayahnya menjadi King in the North.

Ya, biar bagaimana pun, istilah harta, tahta, dan wanita yang katanya merupakan musuh terbesar para pria ada benarnya juga. Robb enggak gila harta, apalagi gila tahta. Dia jadi raja yang bijak dan dihormati dan mau mendengarkan nasihat orang-orang. Hanya saja, dia enggak bisa menghindari godaan wanita.

Via Istimewa

Eits, bukan berarti Robb ini gila cewek, ya. Enggak, Robb tetap raja yang menghormati perempuan, apalagi ibunya. Pertemuannya dengan Talisa setelah pertempuran mengubah segalanya. Robb seharusnya nikah sama salah satu anak perempuan Walder Frey dari House Frey. Eh, karena ketemu sama Talisa, ditolaklah proposal pernikahan itu, padahal tadinya udah diokein, loh.

 

Ujungnya apa? Penolakan tersebut bikin Walder Frey tersinggung. Akhirnya, dibantailah Keluarga Stark di Red Wedding. Robb pun berakhir mengenaskan, begitu pula Talisa yang dibunuh sama bayinya. Winterfell jadi lemah, apalagi setelah kehilangan Robb dan Catelyn. Wilayah Utara pun jadi pecah belah kehilangan pemimpin mereka. Enggak ada lagi pertentangan dari Utara.

3. Jaime Lannister dan Brienne of Tarth

Via Istimewa

 

Kalau kalian baru nonton season awal Game of Thrones, pasti percaya bahwa Jaime Lannister adalah antagonis terburuk di Game of Thrones. Dia songong, belagu, apalagi dengan julukannya dia “The Kingslayer”. Dia punya hubungan inses sama saudari kembarnya, Cersei Lannister. Belum lagi, dia juga yang menyebabkan Brandon Stark lumpuh. Pokoknya, dia licik, sombong karena dirinya adalah seorang Lannister, dan enggak punya kehormatan.

Akan tetapi, setelah dia dijadiin tahanan perang sama Robb Stark, sedikit demi sedikit dia mulai berubah. Khususnya juga berkat pertemuannya dengan Brienne of Tarth yang saat itu mengabdi kepada Catelyn Stark. Catelyn meminta Brienne untuk mengantarkan Jaime ke King’s Landing demi menjamin keselamatan Arya dan Sansa yang masih ada di sana.

Via Istimewa

Jaime pun mengalami perjalanan panjang bersama Brienne. Awalnya Jaime masih licik dan mencoba kabur. Namun, setelah Locke memotong tangan kanannya, Jaime pun jadi enggak berdaya. Dia merasa lebih baik mati aja. Saat itulah Brienne “menampar” Jaime keras-keras dan nyebut Jaime kayak cewek tukang ngeluh, sama sekali enggak kayak ksatria.

Berkat Brienne, Jaime jadi belajar menjadi diri yang lebih baik. Dia jadi lebih lembut (sering kali berbeda pendapat juga jadinya sama Cersei). Hampir sepanjang 3 musim penuh Jaime bareng sama Brienne dan perubahan itu pun bertahan sampai saat ini. Jaime menentang Cersei, memutuskan buat membantu Jon Snow melawan White Walkers.

 

4. Daenerys Targaryen dan Khal Drogo

Via Istimewa

Daenerys Targaryen adalah salah satu karakter yang perkembangannya paling pesat sepanjang 7 musim Game of Thrones. Dia bangkit dari yang tadinya bukan siapa-siapa, jadi salah satu orang paling kuat di Westeros. Semua itu bisa dibilang karena dia dapet pahit-manisnya kehidupan saat bertemu Khal Drogo.

Dia dipaksa nikah sama Khal Drogo dan menjadi Khaleesi of the Great Grass Sea, Dany ngerasain semuanya. Dia harus melihat kehidupan “barbar” para Dothraki dan belajar menerimanya. Setelah jatuh cinta pun, dia harus kehilangan Khal Drogo dan juga anaknya yang masih dalam kandungan. Berada di antah berantah dengan para Dothraki,dia mulai ngerasain adanya perlawanan dari mereka.

Via Istimewa

Tapi, kebangkitannya justru dimulai saat ketiga naganya lahir dan dia pun dikenal sebagai The Unburnt (karena enggak terbakar sama sekali dalam kebakaran yang sengaja dirancang untuk membunuhnya). Sejak saat itu, Dany percaya bahwa dia adalah yang terpilih.

Dia yang tadinya bahkan enggak enakan merintah pada Dothraki sekarang jadi lebih percaya diri. Dia percaya bahwa cuma dia yang bisa membawa perubahan di Westeros dengan caranya. Semua itu enggak mungkin terjadi kalau dia cuma duduk manis di Dragonstone yang damai, menunggu sampai naga-naganya menetas, tapi enggak tahu pahit-manisnya kehidupan.

5. Daenerys Targaryen dan Jon Snow

 

Via Istimewa

 

Ini, nih, pertemuan paling mengubah sejarah yang terjadi di musim ketujuh Game of Thrones. Menjelang pertempuran melawan The Night King dan White Walkers, Jon Snow mau harus memutar otak dan mengatur strategi kemenangan. Salah satu caranya adalah dengan menghimpun sebanyak mungkin dragonglass yang ada di Dragonstone.

Untuk memiliki dragonglass, Jon Snow harus minta izin sama Dany. Akan tetapi, meyakinkan Dany enggak mudah, apalagi Jon enggak mau berlutut di hadapan Dany dan menyatakan kesetiaannya kepada Dany.

Pertemuan Jon Snow dengan Dany bisa dibilang bikin musim kedelapan ini semakin seru. Jon dan Dany beraliansi. Jon dapat pasukan dan dragonglass yang dia butuhkan. Dany pun mengurungkan niatnya buat menyerang Cersei dalam waktu dekat karena fokus ke apa pun yang terjadi di Utara.

Bukan itu aja yang bikin pertemuan mereka berpengaruh banget buat season selanjutnya. Sejak jadi Three-Eyed Raven, Brandon Stark tahu bahwa “kakak tirinya” itu bukanlah anak haram ayahnya. Dia adalah anak Rhaegar Targaryen dan Lyanna Stark, Aegon Targaryen. Ya, nama yang sama kayak anak kedua Rhaegar dan Elia Martell.

Via Istimewa

Dengan kata lain, Jon Snow juga merupakan penerus sah Iron Throne, karena anak dari anak pertama The Mad King, sekaligus kakak sepupu Dany. Jadi, pertemuannya dengan Dany juga menunjukkan bahwa hubungan inses para Targaryen (Targaryen menjaga kemurnian darah Valyrian mereka dengan pernikahan sesama keluarga) belum berakhir. Soalnya, Jon Snow dan Dany enggak lama langsung saling jatuh cinta.

***

Beberapa pertemuan jadi momen yang berharga dan berpengaruh banget dalam perkembangan cerita Game of Thrones. Entah berpengaruh kepada perkembangan karakter atau kompleksitas cerita, pertemuan para karakter ini diciptakan buat alasan yang lebih besar. Puncaknya, ya, pasti di season terakhir yang mulai tayang 14 April 2019 (sekitar 15 April 2019 waktu Indonesia) di HBO.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.