Triquetra di Serial Dark, Misteri dan Teori yang Bikin Pusing

– Bagaimana keterkaitan triquetra pada sepanjang musim serial Dark?
– Dark di Netflix ini punya sudut pandang yang menarik soal takdir.

Buat KINCIR, Dark adalah salah satu serial fiksi ilmiah terbaik yang pernah ada di Netflix. Petunjuk buat menjawab kebingungan kalian memang sudah diberikan sejak musim pertamanya. Namun, buat merangkai itu semua, kalian perlu menyelesaikan 3 season biar semuanya masuk akal. Baca review-nya di sini.

Bahkan, setelah musim terakhirnya jadi penutup buat perjalanan Jonas, Martha, dan orang-orang di Winden, kalian mungkin tetap bakal merasakan ada yang enggak cukup atau ada yang terlewat. Saking kompleksnya, beberapa topik dalam Dark memang enggak bisa cuma dibahas dalam satu tulisan.

Makanya, KINCIR kali ini bakal membahas lebih dalam soal misteri yang menyelimuti triquetra serta teori Kucing Schrodinger yang jadi kunci utama dalam memahami kerumitan Dark.

Siklus 33 Tahun

Sejak musim pertama, semua konflik yang terjadi dalam Dark digambarkan dalam siklus 33 tahun. Mads Nielsen yang menghilang pada 9 Oktober 1986, disusul Mikkel Nielsen yang menghilang pada 4 November 2019 ternyata baru awalnya aja. Semua terjadi dalam siklus 33 tahun, dimulai pada 1920 saat Noah (muda dan dewasa) membantu Adam membangun terowongan di dalam gua di Winden yang nantinya bakal jadi lorong waktu yang menghubungkan periode waktu dengan interval 33 tahun.

Dibangun pada 1920, terowongan ini masih disegel dengan simbol Sic Mundus berupa triquetra dan enggak berfungsi sampai pertama kali aktif pada 1953. Ketika aktif, Ulrich Nielsen pergi dari tahun 2019 ke 1953 buat membunuh Helge Doppler yang masih kanak-kanak karena percaya penyebab kematian adiknya, Mads Nielsen, adalah Helge.

Helge terluka parah di bagian wajah sekitar telinganya, tapi bertahan hidup saat dibuang ke bungker. Saat itulah dia bertemu Jonas di yang berada di bungker pada 1986, saat celah muncul dan mengakibatkan siklus terulang. Interaksi keduanya menyebabkan Helge pergi ke 2019, sedangkan Jonas jadi terlempar ke 2052.

Sejauh ini, pertanyaannya adalah, kenapa mesti 33 tahun? Nah, buat menjawab pertanyaan ini, sebenarnya angka 33 tahun itu bukan angka random yang tercipta tiba-tiba, kok. Sebetulnya, dalam kalender bulan (kayak penanggalan Islam dan penanggalan China), 1 tahun itu bukan 365 hari, melainkan 364 hari.

Jadi, setiap tahun, kalender bulan bakal ketinggalan sama kalender Masehi (kalender matahari) karena siklusnya yang berbeda. Nah, siklus ini baru bisa sejajar setiap 33 tahun dan, dalam Dark, hal ini memicu lubang cacing di dalam gua dan membuka celah yang memungkinkan perjalanan waktu dalam interval 33 tahun terjadi.

Triquetra, Takdir, dan Free Will

Selain ada interval 33 tahun, Dark juga punya simbol triquetra yang jadi lambang Sic Mundus. Lambang ini merupakan satu garis yang saling terhubung dan membentuk tiga jalinan. Simbol ini menandakan ikatan yang enggak pernah putus, terus berulang, dan saling terkait, kayak takdir yang harus terus-terusan dijalani Jonas, Martha, dan para penghuni Winden lainnya yang terlibat dalam siklus.

Selain itu, triquetra ini juga melambangkan masa lalu, masa kini, dan masa depan yang berkaitan dan memengaruhi satu sama lain (interval 33 tahun yang ). Lebih dari itu, triquetra ini juga punya makna tiga dunia.

Dark sebenarnya memang cukup lekat sama angka 3, meski sepanjang 3 season kalian “dicekokin” narasi soal dualisme yang samar: baik dan jahat, terang dan gelap, kayak yang dibilang sama Claudia Tiedemann di Episode 7 Season 3. Saking nyamannya sama dualisme itu, kalian lupa bahwa simbol Sic Mundus sendiri sering dikaitkan sama trinitas dalam ajaran Kristen pada abad ke-19. Namun, Dark enggak mengangkat soal agama, kok, meski ada Adam dan Noah yang namanya tentu familier di agama tertentu.

Dark justru menggunakan triquetra sebagai simbol siklus kehidupan (kehidupan, kematian, dan kebangkitan kembali). Jangan lupa juga, sejak musim pertamanya, Dark udah bikin kalian pusing sama pohon keluarga yang membingungkan. Yap, mulanya adalah Adam, Eva, dan anaknya yang membentuk pohon keluarga membingungkan itu.

Bisa dibilang Dark dengan triquetra-nya berusaha memperjelas bahwa takdir yang dijalani Jonas dan yang lainnya bakal terus berulang, ribuan kali, dengan cara yang sama. Bahkan, perubahan yang awalnya diinisiasikan oleh Jonas (di Season 3) pada akhirnya tetap membawa akhir yang sama bagi dia dan Martha (Martha di dunia kedua tetap mendapatkan luka yang sama).

Jadi, seberapa besar pun usaha mereka buat mengubah takdir, pada akhirnya mereka tetap menjalani takdir yang sama, seakan-akan enggak ada free will karena tugas mereka pada akhirnya adalah menjaga eksistensi mereka yang bergantung sama siklus.

Ketika Claudia sadar bahwa triquetra juga berarti ada 3 dunia dan dunia yang ketiga sebenarnya adalah pusat takdir mereka, barulah Claudia menjalankan misinya sendiri. Namun, lagi-lagi, ada teori yang pernah KINCIR bahas yang menyebutkan bahwa sebenarnya versi “happy ending di akhir Season 3 juga sudah terjadi berkali-kali di dunia alternatif lain. Itu karena teori tentang dua realitas yang bisa terjadi pada waktu yang bersamaan di dunia makrokosmos.

Jadi, interpretasi takdir akhir pada penduduk Winden yang terlibat siklus ini tetap dikembalikan kepada kalian. Apakah memang berakhir? Atau justru masih menciptakan realitas lainnya yang enggak pernah berakhir?

Kucing Schrodinger dan Paradoks yang Rumit

Kenapa pertanyaan di atas bisa muncul? Yap, itu adalah skenario Kucing Schrodinger yang akhirnya membongkar rahasia paradoks rumit dalam Dark. Di awal Episode 7, Tannhaus dalam sebuah video jadul (1986- timeline Tannhaus di dunia ketiga, dunia yang menjadi asal mula dunia Adam dan Eva), menjelaskan tentang kucing yang dikurung di dalam sebuah kotak besi dengan racun, zat radioaktif, dan palu yang bisa memecahkan racun dan zat radioaktif yang bisa menyebabkan kucing itu mati. Namun, di satu sisi, kucing itu bisa aja hidup karena dikurung dalam kotak besi dan kita enggak tahu apakah racun atau zat radioaktifnya sudah pecah atau belum.

Nah, skenario ini didemonstrasikan oleh Erwin Schrodinger buat menggambarkan masalah dari sifat partikel gelombang yang belum memiliki sifat pasti sebelum benar-benar terukur dalam kuantum mekanik. Kalau diterapkan ke kehidupan sehari-hari, jadilah kesimpulan bahwa segala hal mungkin sampai kotak itu dibuka dan kalian melihat sendiri realitasnya. Keadaan superposisi kuantum tadi mengakibatkan keterikatan kuantum yang, kata Eva, menciptakan berbagai kemungkinan yang sama pada saat yang bersamaan, menciptakan siklus yang sama.

Dalam Dark, Eva sadar bahwa ada “celah” ketika semua bermula, yaitu saat interval 33 tahun tadi, saat matahari dan bulan sejajar, saat Tannhaus mengaktifkan “mesin waktu” miliknya di dunia ketiga (dunia awal) untuk pertama kali.

Keterikatan kuantum menyebabkan dua dunia (dunianya Jonas dan Eva) berinteraksi dan terikat sedemikian rupa sehingga enggak bisa dipisahkan. Makanya, ketika Eva membahas soal “ikatan”, yang dimaksud bukanlah ikatan sebagaimana yang dipahami Adam dalam Sic Mundus. Ikatan yang dipahami Eva adalah bahwa semua harus terjadi supaya yang lain bisa tetap hidup dan mengulang lagi takdir yang sama.

Adam memang mau dunianya berakhir dan mereka pergi ke surga ketika yang ada cuma kegelapan, enggak ada apa-apa. Pada akhirnya, kelihatannya mereka berhasil menuju ke kegelapan ini. Mereka berhasil mencegah kecelakaan yang akan menewaskan anak dan cucu Tannhaus. Tindakan ini sekaligus juga mencegah Tannhaus membuat “mesin waktu” buat menghidupkan mereka kembali di realitas lainnya, sebagaimana yang dipahaminya dalam skenario Kucing Schrodinger.

Namun, karena sejak awal Kucing Schrodinger sendiri menggambarkan sebuah paradoks, bukannya enggak mungkin ada juga realitas lain ketika Jonas dan Martha enggak berhasil mencegah kematian anak Tannhaus dan malah mengulang kembali siklus yang sama. Soalnya, pada saat yang bersamaan, mereka bisa menghilang dalam kegelapan, bisa juga terlahir kembali dalam terang.

Balik lagi ke interpretasi kalian aja, ya.

***

Dalam Dark, semuanya memang saling terkait. Makanya, mungkin perlu waktu buat memahami seluruhnya. Yang jelas, sebenarnya Dark merupakan serial yang cukup romantis, kok. Soalnya, pada akhirnya, Jonas dan Martha beneran dua sejoli yang saling melengkapi. Yang satu enggak bisa ada tanpa yang lain dan mereka cocok satu sama lain.

Definisi sebenarnya dari gombalan picisan “aku enggak bisa hidup tanpamu”. Buat Jonas dan Martha, gombalan ini harfiah banget karena mereka memang enggak bisa hidup tanpa satu sama lain.

Dark bisa kalian tonton di Netflix. Namun, tonton dari Season 1-nya dulu, ya, dan kalau bisa langsung lanjut ke musim selanjutnya biar kalian masih bisa ngikutin timeline-nya. Buat yang sudah nonton sampai selesai, bagikan teori kalian di kolom bawah, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.