The Umbrella Academy S2: Menyenangkan dan Lebih Segar

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran serial The Umbrella Academy Season 2 yang bisa aja mengganggu buat kalian yang belum nonton.

Salah satu serial yang enggak boleh kalian lewatkan tahun ini adalah The Umbrella Academy. Memasuki musim keduanya, serial orisinal Netflix ini meneruskan perjalanan “tujuh bersaudara” berkekuatan super setelah menyebabkan kiamat di musim pertama. Biar ada gambaran, lihat dulu trailer-nya di sini.

Nah, The Umbrella Academy Season 2 ini udah bisa kalian tonton di Netflix sejak 31 Juli 2020. Sejauh ini, sih, Tomatometer dan Audience Score musim kedua ini di Rotten Tomatoes seimbang (91% dan 92%).

Dengan kata lain, baik penggemar serialnya maupun para kritikus rata-rata punya pendapat yang sama soal serial ini: mereka menikmatinya. KINCIR pun bisa dibilang puas banget sama musim kedua yang punya banyak kejutan ini.

Biar kalian enggak penasaran, langsung aja simak ulasan KINCIR di sini, ya!

Memulai Hidup Baru

Buat menyegarkan ingatan kalian, musim pertama diakhiri dengan kiamat yang pada akhirnya tetap terjadi karena mereka enggak berhasil mencegah penyebabnya: Number Seven alias Vanya. Beruntunglah mereka punya Number Five yang bisa melompati ruang dan waktu, akhirnya Five mengajak mereka pindah timeline ke masa lalu. Sayangnya, mereka terpencar di timeline yang berbeda dan Five yang tiba belakangan pada 1963, tepat saat kiamat kembali terjadi.

Penyebabnya kali ini bukan Bulan yang meledak dan menghantam Bumi, melainkan perang nuklir. Apa pun usaha yang ketujuh bersaudara ini lakukan, nyatanya mereka tetap membawa akhir dunia bersama mereka, meski dengan skenario yang berbeda.

Makanya, Five berusaha menemukan cara untuk mencegah akhir dunia yang satu ini dan menyelamatkan dunia. Menariknya, mereka enggak tahu bahwa sedikit banyak mereka telah berkontribusi dalam menciptakan kiamat karena pada dasarnya mereka enggak seharusnya berada di masa itu. Merasa déjà vu?

Namun, terlepas dari kiamat yang (lagi-lagi) bakal terjadi pada 1969, musim kedua The Umbrella Academy memberikan perjalanan yang layak buat anak-anak ajaib ini. Di musim kedua ini, ada perjalanan yang lebih panjang dan penerimaan terhadap diri sendiri. Setelah kekacauan dan berbagai “kesalahan” yang terjadi di musim pertama, musim kedua ini bisa dibilang jadi penyelesaian sekaligus lembaran baru buat para karakternya.

Vanya (Ellen Page) yang hilang ingatan bikin dia bisa menjadi “normal” dan terlepas dari mimpi buruk karena rasa bersalah. Allison (Emmy Raver-Lampman) yang selalu mendapatkan keinginannya sebelumnya kini harus berhadapan dengan rasisme yang pada 1960-an memang masih subur.

Luther (Tom Hopper) akhirnya merasa berguna dan dibutuhkan meski sama mafia. Diego akhirnya punya kesempatan buat jadi “pahlawan”. Klaus, yang sebelumnya berantakan dan hidupnya terasa enggak berarti, kini jadi sosok karismatik dan punya pengikut. Ben pun bisa jatuh cinta!

Enggak lupa, Five juga akhirnya paham konsekuensi dari kekuatannya dan bisa jadi lebih dewasa dalam mengambil keputusan. Bisa dibilang, mereka semua jadi lebih dewasa. Musim kedua ini juga jadi lebih hangat karena pada akhirnya mereka bisa merasa memiliki dan membutuhkan, kayak keluarga.

Tentang Menjadi Spesial

Musim pertama The Umbrella Academy memang lebih menonjolkan soal kejayaan yang sudah berlalu dan bagaimana kehidupan para “bekas” pahlawan berjalan setelah melewati masa kejayaan mereka. Kacau, menyedihkan, dan menyimpan penyesalan juga kekecewaan yang bisa meledak kapan aja. Namun, musim kedua ini malah lebih dalam menyoroti soal bagaimana beratnya menjadi seseorang yang spesial.

Ketika mereka dikenal sebagai The Umbrella Academy, mereka mendapat banyak sorotan. Namun, semua sorotan itu meninggalkan kekosongan besar dalam diri mereka, yaitu ketiadaan keluarga. Meski dibesarkan bersama-sama dan lahir pada hari yang sama, mereka hampir enggak merasakan kedekatan layaknya saudara. Makanya, mereka pun kecolongan saat Vanya malah jadi dalang akhir dunia.

Nah, musim keduanya memperbaiki yang rusak di musim pertama. Meski enggak langsung kelihatan berhasil “diperbaiki”, proses menuju perbaikan ini bikin musim kedua jadi serial yang hangat dan penuh kejutan. Mengakui kesalahan, menerima kekurangan diri, hingga mencoba memperbaiki masa lalu, semuanya ditampilkan dengan humor yang gelap dan gaya yang khas di musim kedua ini. Di musim kedua ini, kalian juga bisa merasa lebih relate sama para karakternya yang memang berusaha jadi “orang biasa”.

Terlepas dari usaha mereka buat jadi “orang biasa”, The Umbrella Academy tetap aja membawa masalah di belakang mereka. Datang ke tahun 1960-an membuat mereka, sadar atau enggak, mengubah hal yang enggak seharusnya berubah. Makanya, kiamat pun enggak terelakkan. Mereka tetap kacau, menyedihkan, dan bisa dibilang enggak dewasa. Namun, mereka lebih cepat memahami situasi yang sekarang dan cepat pula mengambil keputusan yang dianggap terbaik.

Mereka sadar bahwa menjadi seseorang dengan kekuatan berarti tanggung jawab yang lebih besar. Mereka enggak bisa egois mikirin diri sendiri karena hasilnya enggak pernah bagus. Terakhir kali mereka egois, ya, Vanya meledak. Di musim keduanya, mereka tetap enggak bertanggung jawab dan menyebalkan di mata Five yang menginginkan yang terbaik buat mereka semua.

Pada akhirnya, mereka sadar bahwa yang perlu mereka lakukan adalah menanggung risiko bersama dan berjuang bersama. Mereka juga sadar bahwa enggak ada salahnya menjadi spesial asalkan ada yang memahami mereka.

Musuh yang Serupa tapi Enggak Sama

Tentunya perjalanan The Umbrella Academy ke tahun 1960-an enggak sepenuhnya lancar. Kekacauan yang KINCIR sebutkan di atas enggak cuma disebabkan oleh kekonyolan mereka, melainkan karena musuh lama yang datang kembali.

Yap, The Umbrella Academy dan The Commission memang kayak musuh bebuyutan. Sebetulnya, ini karena hubungan “spesial” Five dan The Handler yang belum selesai. The Handler selalu punya cara buat menghentikan segala rencana Five atau minimal buat mengacaukan The Umbrella Academy.

Kalau di musim pertama ada agen Cha-Cha dan Hazel, musim kedua ini ada tiga bersaudara Swedia berambut putih dan tanpa ekspresi. Namun, tiga bersaudara ini diletakkan dalam porsi antagonis sepenuhnya biar kontras sama antagonis lainnya yang memang diposisikan buat bikin kalian simpati. Keberadaan antagonis lain ini cukup berhasil jadi kejutan, meski sebetulnya kalian sudah diberikan petunjuk di beberapa episode sebelumnya.

Menyenangkan dan Lebih Segar

Ternyata, berkelana ke tahun 1960-an berhasil bikin The Umbrella Academy jadi lebih segar. Ada banyak isu yang diangkat dan enggak dipaksakan sejak awal karena isu-isu tersebut adalah bagian dari kehidupan para karakternya.

Penanganan terhadap orang dengan penyakit kejiwaan, isu rasisme, orientasi seksual yang berbeda, hingga keberadaan sosok karismatik yang dipuja memang menggambarkan tahun 1960-an dalam satu periode singkat. Isu-isu ini ditampilkan dengan porsi yang pas dan memberikan nilai buat setiap karakter yang mengalaminya.

Selain itu, di luar dugaan, duet Klaus dan Ben bikin serial ini benar-benar segar. Klaus yang kekanak-kanakan dengan Ben yang lurus-lurus aja dan rasional ternyata bisa jadi pencair suasana yang layak dapat adegan lebih banyak. Belum lagi Luther dan Diego yang bisa tampak konyol di depan Five karena kebodohan mereka.

Enggak lupa juga obrolan ngalor-ngidul berujung tarian Klaus, Vanya, dan Allison yang, meski sebentar, berhasil menggambarkan kehangatan keluarga mereka (biarpun saat itu mereka mabuk juga). Ditambah lagi, musik-musiknya yang old school juga mengena banget dan pas sama setiap situasinya.

Nah, karena lebih fokus kepada hubungan keluarga alias hubungan persaudaraan mereka, The Umbrella Academy Season 2 sukses bikin perasaan campur aduk. Menunggu di akhirnya, ada misteri besar yang kayaknya bakal bikin musim ketiganya layak ditunggu.

***

Kalau kalian belum nonton The Umbrella Academy, kalian bisa mulai tonton sekarang dan maraton sampai musim keduanya. Serial karya showrunner Steve Blackman ini diadaptasi dari komik terbitan Dark Horse Comics yang berjudul sama karya Gerard Way dan Gabriel Ba. Keduanya juga terlibat dalam serialnya sebagai produser eksekutif bersama Steve Blackman. Kalau udah nonton, bagikan pendapat kalian tentang The Umbrella Academy Season 2 ini di kolom komentar, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.