Kelahiran Cafe Racer, Motor Balap Anak Tongkrongan di Inggris

Cafe Racer adalah sebuah motor balap dengan ciri khas tampilan yang sangat vintage. Asal muasal Cafe Racer adalah Inggris yang pada saat itu udah ngelewatin masa Perang Dunia II. Saat itu, Inggris ngalamin perkembangan dalam berbagai bidang, termasuk transportasi. Kereta-kereta kuda yang biasanya dipakai sehari-hari udah ditinggalin dan diganti dengan kendaraan bermotor (menggunakan mesin).

Lalu lintas di sana pun jadi lebih maju. Pemerintah Inggris nambahin sejumlah jalan baru dengan berbagai fasilitas, seperti SPBU, kafe, dan tempat peristirahatan untuk para pengendara. Kebanyakan orang yang singgah di tempat peristirahatan tersebut adalah supir truk atau orang-orang yang menggunakan kendaraan bermesin untuk jarak jauh.

Dengan semakin majunya keadaan ekonomi di Inggris, pendapatan warga negara Inggris semakin bertambah. Kebanyakan pekerja di Inggris merupakan kaum pemuda. Mereka manfaatin penghasilan yang lumayan besar dengan membeli kendaraan bermotor.

Melihat maraknya perkembangan penggunaan sepeda motor saat itu, perusahaan-perusahaan otomotif manfaatin kesempatan ini dengan nawarin onderdil motor yang lebih beragam. Dengan waktu singkat, para pemuda tergoda. Mereka yang pada saat itu sedang menggandrungi motor enggak puas dengan tampilan motor yang standar.

Dengan cekatan, mereka ngebelanjain uang mereka dengan membeli suku-suku cadang motor yang tersedia. Mereka ngubah tampilan motor mereka menjadi lebih advance dan terlihat seperti motor-motor balap. Bahkan, ada yang pakai suku cadang buatan sendiri (homemade part) biar tampilan dan performa motor mereka lebih kencang dan terlihat sangar.

Setelah hobi punya kendaraan bermotor meningkat di Inggris, industri kendaraan bermotor kembali munculin motor yang lebih dari masa sebelumnya. Di antaranya Norton Dominator, BSA Gold Star, Triumph Tiger 110, dan Velocette Venom. Agar motor mereka lebih laku, para pemilik industri motor ini bikin diler-diler motor di seluruh kota di Inggris. Kemunculan motor-motor baru bikin para pemuda berbondong-bondong membeli motor-motor tersebut. Mereka ingin nunjukin diri kalau punya motor paling cepat.

Sayangnya, para pemuda Inggris ngerasa enggak puas dengan performa motor pabrikan. Dengan kreatifnya, mereka mulai memodifikasi motor mereka. Ada yang mengganti bagian motor mereka dengan bagian yang lebih advance hingga ngegabungin dua jenis motor yang berbeda. Dengan begitu, mereka mendapatkan sebuah motor dengan tampilan dan performa yang mereka inginkan. Bagian motor kayak tang jepit, tangki fiber, bodi belakang dengan bentuk ekor lebah, dan knalpot swept-back jadi hiasan wajib kalau mereka ingin motor mereka jadi sangar dan yang tercepat.

Tren musik dari Elvis Presley, Gene Vincent, dan musisi rock lainnya jadiin kehidupan pemuda di Inggris lebih berwarna. Mereka suka untuk berkumpul di kafe-kafe pinggir jalan untuk istirahat, nongkrong, bahkan hanya memajang motornya. Melihat kebiasaan ini, kafe-kafe di sepanjang North dan South Circular Road memperpanjang jam buka untuk ngeraup keuntungan lebih banyak. Kegiatan ini terkadang jadi ajang para penunggang motor untuk beradu balap dari kafe ke kafe selanjutnya dan buktiin siapa yang paling cepat.

Dari situ, lahir istilah cafe racer untuk motor-motor anak tongkrongan di Inggris yang sering beradu pacu. Mereka terkadang memacu kuda besi mereka hingga kecepatan 100 mil/jam atau 130 km/jam. Lalu, muncul sebutan ton-up untuk mereka yang sanggup nempuh kecepatan lebih dari itu.

***

Nah, bagaimana? Seru, ‘kan, perjalanan dari motor Cafe Racer? Sayangnya, kejayaan Cafe Racer di Inggris mulai melemah sejak motor-motor pabrikan Jepang muncul dan jadi saingan yang sangat kuat bagi motor pabrikan Inggris. Namun, popularitas Cafe Racer udah nyebar ke seluruh wilayah di dunia sampai sekarang