Siapa yang enggak kenal Vespa? Sebuah skuter dengan jenis manual dan matik ini udah jadi kendaraan klasik yang populer di era milenium. Nah, sampai saat ini, ada beragam jenis Vespa yang dikendarai oleh Mods, mulai dari yang biasa-biasa aja sampai unik dan keren. Bahkan, pasti sering banget lo sekarang nemuin Vespa produksi zaman nenek lo baru lahir sampai lo udah mau punya keponakan.
Kali ini, Viki mau ngasih tahu lo kalau ternyata ada beberapa Vespa kece yang yang enggak lazim. Kalau lo anak Mods, pasti mata lo enggak bakal berkedip kalau lihat Vespa ini di jalanan. Apa aja, sih, Vespa enggak lazim itu?
Dari namanya aja kita udah bisa ngebayangin latar belakang dari penamaan “Kongo” pada Vespa ini. Jadi, Vespa ini merupakan kendaraan yang dimiliki oleh pasukan bersenjata Indonesia pada 1960-an. Kalau punya Vespa Kongo, lo bisa lihat hal unik yang ada di dalam Buku Pemiliki Kendaran Bermotor (BPKB). Di dalamnya pasti tertulis “ex Garuda 3”. Wow, keren, ‘kan? Mungkin ketika mengendarai Vespa ini, lo bakal ngerasa masuk di zaman 1960-an.
Berbeda dari Vespa lainnya di Indonesia, Vespa Kongo merupakan produksi dari Jerman, bukan Italia. Vespa ini berbentuk bulat pada bagian bodinya, mirip seperti VBB. Eits, jangan sampai tertukar dengan Vespa VBB. Walaupun terlihat mirip, ada banyak perbedaan dari kedua Vespa ini. Misalnya, pada Vespa Kongo terdapat saklar handel di sebelah kiri, spidometer berukuran besar, dan lampu indikator (lampu cabai). Selain itu, harga Vespa ini ditaksir mencapai Rp45 juta.
GS merupakan singkatan dari Grand Sport. Yap, sang Vespa sport ini merupakan Vespa yang sangat booming pada zamannya, yaitu 1955—1961. Saat ini, Vespa ini masih booming di kalangan pencinta Vespa di Indonesia. Ya, wajar. Vespa ini bisa merogok kantong kolektor mulai dari Rp80 juta sampai Rp150 juta. Wow!
Vespa GS memiliki lima seri, mulai dari Vespa GS VS1 (1955) hingga Vespa GS VS5 (1961). Vespa ini merupakan terobosan dari Vespa tahun-tahun sebelumnya, seperti Vespa Prototype atau Vespa 98 Usata. Vespa ini termasuk pelopor dari Vespa dengan bentuk bodi bulat yang aerodinamik, penggunaan pelek berukuran 10, batok kepala yang rapi, dan udah punya penyimpanan tenaga listrik (aki). Selain itu, keunikan dari Vespa ini adalah posisi karburator yang berada di bawah jok, bukan pada bodi bagian kanan seperti Vespa lain.
Ini merupakan salah satu Vespa termahal selain Vespa 946 Bellisima. Vespa Super Sprint (SS) 90 punya perbedaan yang khas dengan Vespa lain, yaitu posisi bagasi dan ban cadangan yang ada di antara jok dengan setang. Yap, bagasi tersebut pun bisa lo jepit dengan paha sehingga pengemudi jadi lebih nyaman ketika ingin belok dengan kecepatan tinggi. Saat ini, Vespa SS90 bisa lo beli dengan harga paling murah Rp91 juta.
Vespa ini punya mesin 88,5 cc, menggunakan jenis rangka smallframe seperti P100TS, memiliki 4-percepatan, dan bisa ditancap gas hingga 93 km/jam, cukup cepat untuk kendaraan beroda dua pada zamannya. Selain itu, Vespa ini cuma diproduksi dengan warna merah atau biru. Jadi, kalau lo ketemu Vespa ini punya warna selain biru atau merah, berarti catnya sudah enggak orisinal.
Sesuai dengan namanya, Vespa ini diproduksi di Jerman antara 1950—1954 setelah lisensi yang diberikan oleh Piaggio. Di Inggris, Vespa ini disebut dengan Vespa Douglass karena penjualannya berada di bawah lisensi Douglass. Vespa ini punya bentuk yang unik, bobot bodi yang lebih besar dari Vespa lainnya, setang tanpa batok, posisi lampu depan yang menempel pada sepatbor depan, bentuk bodi mesin bagian kanan yang didesain terbelah, hingga bentuk jok dengan per besar seperti jok sepeda ontel.
Vespa ini akan jarang banget lo temuin di jalan karena pemiliknya pasti takut Vespa ini lecet. Jadi, lo bisa nemuinnya cuma di pameran-pameran otomotif. Sampai saat ini, para pemilik Vespa Hoffman enggak akan mau ngecat motornya atau ganti onderdilnya ketika rusak demi mempertahankan orisinalitas motor ini. Yah, lo pasti bakal naksir dan rela nukar Vespa yang lo punya dengan Vespa Hoffman.
***
Sebenarnya, masih banyak Vespa yang enggak biasa lainnya. Jenis-jenis yang Viki sebutin di atas mungkin masih lo temuin di jalan karena di kota-kota besar di Indonesia. Nah, sekarang bagaimana? Lo masih mau tampil yang begitu-begitu aja?