(REVIEW) Rage in Peace

Rage in Peace
Genre
  • Platformer
Publisher
  • Toge Productions
Developer
  • Rolling Glory Jam
Release Date
  • 08 November 2018
Rating
4 / 5

Publisher game Indie tanah air, Toge Productions kembali mengeluarkan game baru bertajuk Rage in Peace. Game yang punya desain dua dimensi yang cukup imut ini merupakan platformer yang penuh kejutan. Diisi oleh deretan scoring dari grup musik indie tanah air, Rage in Peace menyediakan balutan game ringan yang penuh warna. Di dalam game ini lo akan mati terus-terusan dan bukannya membatasi durasi main dari sisa nyawa, lo akan dinilai dari seberapa banyak kematian di game ini.

Apa yang membuat Rage in Peace jadi salah satu game dalam negeri yang layak lo beli dan mainkan? Simak ulasan Kincir berikut ini!

 

Penuh kejutan dan bikin lo kesel sendiri

Via Istimewa

Sekilas, game ini mirip Cat Mario dan sejenisnya di mana lo akan menemui kejutan sebagai rintangan dari game ini. Lo enggak akan dengan mudah membaca arah rintangan pada perjalanan yang akan lo tempuh. Kadang, lo harus curiga apakah pohon di depan akan tumbang dan menimpa lo sendiri? Setiap rintangan enggak akan repetitif sehingga lo harus curiga setiap saat.

Frekuensi rintangan sangat rapat sehingga lo akan menemui banyak kematian konyol yang bikin lo kesel sendiri. Rintangan yang beragam bikin lo enggak mudah bosan. Tambahan karakter yang mirip boss dan mekanisme unik di beberapa kesempatan juga akan bikin lo menghadapi perjalanan yang sangat menantang. Buat lo yang pingin game ini jadi lebih mudah dengan mengurangi rintangan, lo bisa memilih mode Goldfish.

 

Jalan cerita yang enggak biasa dan sangat menyentuh

Via Istimewa

Di game ini, lo akan main sebagai Timmy Malinu, karakter yang digambarkan memiliki kepala marshmallow dan mengeluarkan darah (atau mungkin cairan jus strawberry) dari celah matanya. Timmy hanya punya mimpi untuk bisa tidur dan mati mengenakan piyama. Setelah Grim Reaper memberitakan kalau ia akan mati hari ini, Timmy bergegas pulang ke rumahnya.

Berangkat dari seting cerita dan simbolisasi yang cukup ngena, game ini bikin lo bisa menikmati sentuhan lain. Kegusaran Timmy berhubungan dengan hidup banyak orang dan bisa jadi lo juga termasuk ke dalamnya. Dengan mengambil beberapa karakter yang umum muncul di game platformer dan berangkat dari nuansa yang dekat dengan realisme, game ini jadi alternatif buat lo yang bosan sama game yang repetifif.

 

Scoring dari grup musik favorit lo

 
 

View this post on Instagram

Senang terlibat dalam soundtrack Rage In Peace. Mati berkali-kali.

A post shared by Sajama Cut (@sajama_cut) on

 

Beberapa deretan grup musik Tanah Air seperti L'Alphalpha, Sajama Cut, Ikkubaru, Marsh Kids, dan Monkey Melody jadi pengisi latar musik di game ini. Beberapa cinematic yang ada di game ini meneruskan jalan cerita. Tambahan nuansa dari latar musik dari deretan nama beken di skena indie tersebut bikin game ini sangat mudah dinikmati.

Saat dibuat kesal dan capek menghadapi rintangan-rintangan penuh kejutan di setiap level game ini, lo akan dihadiahi pembawaan cerita yang akan bikin lo manggut-manggut. Untuk sekelas game dalam negeri, Rage in Peace ditulis dengan bahasa Inggris yang sangat rapi dan segmentasi scoring juga punya ketepatan yang baik untuk masuk di bagian ceritanya. Lo akan memahami nama Rage in Peace ketika menyelesaikan babak akhir game ini yang akan bikin lo sangat tersentuh.

***

Rage in Peace telah dirilis untuk konsol Nintendo Switch dan platform Steam untuk PC pada 8 November lalu. Buat lo yang pingin merasakan sentuhan baru, lo harus main Rage in Peace dan mengikuti jalan cerita Timmy Malinu yang sangat menyentuh. Game ini punya durasi main yang cukup dan enggak akan bikin lo cepat bosan. Ingat untuk ganti ke mode Goldfish kalau lo udah enggak kuat terkena jebakan di game ini!

Apakah lo sudah sempat memainkannya? Jangan sungkan untuk bagikan pendapat lo di kolom komentar, ya! Terus ikutin berita menarik seputar review game hanya di kanal Kincir.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.