(Mobile Legends) Alasan Kenapa Esports Indonesia Lebih Maju dari Negara Lain

– Sejak 2019, Indonesia selalu berhasil mendominasi skena esports Mobile Legends luar negeri.
– Bukan cuma karena kumpulan pemain berbakat, ada beberapa faktor yang bikin Indonesia begitu dominan.

Sejak 2019 lalu, kita harus akui bahwa tim profesional Mobile Legends Indonesia selalu berhasil mendominasi negara lain. Dari perolehan gelar juara, bahkan partai final turnamen berskala internasional juga sering diwarnai oleh All-Indonesia Final alias partai antara tim Indonesia.

Apakah memang tim Indonesia lebih kuat dari tim negara lain? Untuk mengetahuinya KINCIR akan membahas alasan mengapa skena esports Mobile Legends Indonesia lebih maju daripada negara lain. Penasaran? Langsung simak artikel berikut!

1. Meta yang Lebih Variatif

Pergantian musim merupakan momentum para pro player menentukan meta terbaik yang bisa mereka gunakan di skena kompetitif. Soalnya, pergantian musim pasti ada Hero yang di-buff atau mendapatkan nerf. Dua situasi ini yang menjadi patokan atlet profesional mencari komposisi Hero yang paling pas.

Melihat turnamen MPL Invitational yang belum lama ini usai, pada laga final Resurgence masih mengandalkan Johnson dan Hilda. Padahal, kedua Hero tersebut bisa dibilang ketinggalan zaman. Meskipun Hilda mendapatkan revamp musim ini, sepertinya dia belum bisa menjadi opsi meta terbaik untuk skena kompetitif. Hasilnya pun sudah jelas, mereka dibantai “sang Raja” dengan skor telak 27-7.

Sedangkan RRQ Hoshi tampil dengan Hero yang memang efektif dipakai untuk meta Season 17. Strategi hyper carry Esmeralda, Atlas, Ling, Selena dan X.borg pada game pertama jelas membawa keuntungan. Xin yang memaki Ling sama sekali tidak bisa dibendung oleh Resurgence. Dari semua sisi, RRQ juga diunggulkan berkat draft pick yang kokoh.

Dari pertandingan ini saja kita sudah bisa membaca bahwa negara lain masih tertinggal meta oleh Indonesia. Penggunaan Hero revamp juga belum bisa dikuasai oleh tim dari negara lain yang akhirnya membuat tim Indonesia dengan mudahnya melibas para peserta lain.

2. Diisi oleh Para Pemain Top Global

Kalian pasti akrab dengan para pemain Indonesia yang pernah merajai posisi Top Global di Mobile Legends. Lemon dengan Kagura-nya, XIN yang merupakan pemain Gusion terbaik di dunia, hingga LJ yang masuk ke dalam jajaran Top Global Hero Khufra. Terakhir ada Tuturu yang merupakan Raja Marksman dari Indonesia.

Dari prestasi ini, tidak heran jika RRQ jelas mengungguli tim dari negara-negara lain dan merengkuh gelar juara. Jika dibadingkan dengan pemain dari luar negeri, hanya Ly4ly4ly4 yang pernah santer terdengar berada di jajaran Top Global Mobile Legends.

Kualitas individu yang menjanjikan jelas menjadi keuntungan tim Indonesia dalam berkompetisi di luar negeri. Determinasi yang dilakukan dari gelar yang pernah diraih pasti punya pengaruh ke performa mereka di kancah internasional.

3. Paling Rajin Juara di Turnamen Internasional

Tadi kita berbicara soal pemain, kini merambah ke tim. Sejauh ini, tim Indonesia memang kerap kali merajai turnamen Internasional Mobile Legends. Dari gelaran Mobile Legends Southeast Asia Cup (MSC) 2019, Indonesia berhasil mendominasi lewat ONIC Esports. Bahkan di partai final, tim landak kuning melawan tim asal Indonesia juga, yaitu Louvre. Finalis dari negara yang sama ini menunjukkan kualitas Tanah Air di kancah internasional.

Tidak sampai di situ, EVOS tampil unjuk gigi dengan keluar sebagai juara di M1 MLBB World Championship. Lagi-lagi, di ajang tersebut mereka melawan tim rekan senegara, yaitu RRQ Hoshi. Di turnamen ini, negara lain belum mampu menyaingi tim Indonesia.

Berlanjut ke MPL Invitational, RRQ Hoshi yang menjadi runner-up di M1 menunjukkan mental juara yang solid. Pasalnya dari pertandingan pertama mereka sama sekali tidak pernah merasakan kekalahan, bahkan kecolongan poin. Mereka selalu tampil dengan hasil cleansheet di setiap pertandingannya.

Tim asal Singapura, yaitu Resurgence mencoba menyaingi RRQ Hoshi di laga final. Sayangnya, kekuatan RRQ masih jauh dari jangkauan mereka dan skor akhir 3-0 membawa Lemon dan kawan-kawan juara. Dari ketiga ajang tersebut, dapat dibuktikan bahwa tim Indonesia belum mendapat perlawanan yang berarti dari negara lain dan Indonesia masih merajai turnamen internasional.

4. Persaingan di Skena kompetitif Lokal yang Sangat Ketat

Kalau tadi berbicara kualitas tim Indonesia di kancah internasional, kini kita berpindah ke dalam negeri. Bagaimana kualitas tim-tim Indonesia ketika saling berhadapan di “kandang sendiri”? ternyata hasilnya begitu sengit dan skena kompetitif di Tanah Air lebih berwarna dengan para juara yang silih berganti.

Patokannya adalah turnamen Mobile Legends Professional League yang menjadi liga utama Mobile Legends Indonesia. Sejak Season 1—5, juara di liga tersebut selalu bergantian, hanya RRQ yang berhasil menjadi juara dua kali.

Musim perdana MPL ada tim NXL yang berhasil keluar sebagai Juara. Di musim kedua, RRQ yang saat itu masih bernama RRQ.O2 naik ke podium juara setelah berhasil menumpas EVOS Esports.

Di musim ketiga, ONIC yang diisi oleh pemain ajaib menjadi juara di laga tersebut. EVOS akhirnya bisa keluar dari masa buruk dengan menjuarai MPL Season 4 dan RRQ Hoshi menjadi juara untuk kedua kalinya di MPL Season 5.

Juara yang selalu berganti membukikan bahwa skena kompetitif Indonesia terlalu keras dan sangat sulit untuk mendominasi terus menerus. Kekuatan tiap tim bisa dibilang sama rata, hanya saja kesiapan mereka menuju laga final yang menjadi penentu prestasi.

5. Penuh dengan Talenta Muda Berbakat

Tidak hanya para senior yang punya segudang pengalaman, tim-tim Indonesia seringkali membawa pemain muda dan menjadi darah segar bagi tim. Contohnya ONIC Esports yang merombak tim memasukkan Udil, Psychoo, Sasa, Drian, dan Antimage. Hasilnya begitu memuaskan, mereka berhasil menjadi juara MPL Season 3 sekaligus menjadi pemenang di Piala Presiden Esports 2019 dan MSC 2019.

EVOS Esports yang sempat tertahan tiga kali di laga final MPL, akhirnya memasukkan Wann sebagai senjata baru. Pemuda asal Kalimantan ini berhasil membawa tim macan putih naik ke podium juara MPL Season 4 sekaligus mematahkan kutukan final EVOS di MPL. Tidak sampai di situ, Wann pun ikut tampil dan berkontribusi dalam peraihan juara di M1 pada 2019 lalu.

Ada lagi pemain jebolan dari game esports lain, R7 misalkan. Secara usia, R7 memang tidak muda. Namun, mengingat sepak terjangnya di skena kompetitif Mobile Legends masih seumur jagung, kualitas R7 patut dibanggakan. Sejak tampil di roster utama RRQ Hoshi pada MPL Season 5, pemilik nama asli Rivaldi Fatah ini berhasil membawa RRQ Hoshi menjadi juara di MPL Season 5 dan MPL Invitational.

Regenerasi yang terus-menerus terjadi membuat skena esports Mobile Legends Indonesia begitu berwarna. Masuknya pemain-pemain baru menjadi salah satu alasan mengapa di luar negeri mereka begitu mendominasi.

***

Lima asalan tersebut mejadi bukti bahwa tim-tim asal Indonesia lebih kuat dari tim luar negeri. Dari hasil juara di turnamen internasional kita bisa melihat bahwa dominasi tim Indonesia selalu menjadi ancaman bagi kontestan lain pada setiap ajang. Prestasi-prestasi inilah yang membuat semangat #IndoPride terus bergema di kancah internasional.

Bagaimana menurut kalian tentang kualitas tim Indonesia di kancah luar negeri? Silakan tuangkan pendapat kalian di kolom komentar, ya! Jangan lupa untuk terus pantau KINCIR agar kalian tidak ketinggalan berita terbaru seputar esports dan game lain.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.