(REVIEW) Sacred Sword Princesses

Sacred Sword Princesses
Genre
  • petualangan
  • RPG
Publisher
  • Nutaku
Developer
  • Hope Studio
Release Date
  • 04 December 2019
Rating
3 / 5

Sacred Sword Princesses menjadi judul game petualangan baru yang dikeluarkan oleh Auer Media Entertainment. Game yang dirilis di Asia Tenggara pada 5 Desember 2019 lalu ini dikembangkan oleh Hope Studio dan Nutaku. Sebagai catatan, Nutaku merupakan studio game yang terkenal dengan rilisan game dewasa. Bahkan, situs Nutaku.net diblokir oleh Indonesia.

Bisa dibilang, Sacred Sword Princesses merupakan persilangan antara genre petualangan dengan game dewasa. Keduanya menjadi sajian utama yang ditawarkan oleh Hope Studio dan Nutaku. Game ini tidak hanya dirilis sebagai game Android, tapi juga telah hadir sebulan lebih dulu di PC melalui Steam.

Lantas, sejauh apa daya tarik Sacred Sword Princesses? Sebagai game rilisan baru, apakah Sacred Sword Princesses layak untuk kalian cicipi? Untuk mengetahui jawabannya, silakan simak ulasannya berikut ini!

Stage dan Fitur Permainan yang Sangat Umum

Sebagai game petualangan, Sacred Sword Princesses menawarkan progres permainan dengan kesulitan yang akan terus meningkat. Progres tersebut dituangkan melalui tiap stage yang harus pemain lalui secara berurutan.

Setiap stage tersebar di masing-masing map yang akan pemain lewati. Semakin jauh map yang telah ditempuh, akan semakin sulit stage yang akan dihadapi. Sistem permainan stage ini sangat umum ditemui dan terasa begitu familier.

Selain itu, Sacred Sword Princesses juga memberikan fitur permainan yang cukup banyak agar permainan tidak berkesan monoton dan hanya berfokus pada stage belaka. Fitur yang ada dalam Sacred Sword Princesses adalah Raid, Arena, Crafting, Tower of Trials, dan Daily Mission. Deretan fitur yang cukup banyak tersebut menjadi sajian permainan yang cukup variatif di samping pertarungan stage.

Sayangnya, deretan fitur yang disediakan merupakan fitur umum yang banyak ditemui di judul lain dalam genre serupa. Sacred Sword Princesses tidak punya fitur andalan atau jagoan untuk menjadikannya sebagai game yang menarik.

Progresi Kekuatan Karakter

Sacred Sword Princess menyajikan puluhan karakter yang dapat kita mainkan. Karakter-karakter tersebut memiliki tiga Job utama, yaitu Warrior-Knight, Mage-Priest, dan Ranger-Archer. Selanjutnya, tiap karakter akan memiliki atribut elemen yang berbeda-beda. Sejauh ini, elemen yang dapat kita jumpai adalah Api, Air, Tanah, dan Udara.

Setiap karakter dapat kita pasangkan senjata dan armor untuk meningkatkan power pertarungan. Setiap senjata tersebut juga dapat kita tempa untuk meningkatkan kekuatan karakter. Penggunaan senjata juga harus memperhatikan setiap set/seragam yang sejenis untuk memperoleh tambahan atribut.

Selain dengan senjata, kita juga perlu meningkatkan level dan juga bintang karakter. Peningkatan level paling cepat dapat menggunakan item scroll. Item scroll tersebut terbagi berdasarkan empat elemen (Api, Air, Tanah, dan Udara). Untuk mendapatkan item tersebut, pemain dapat melakukan Daily Mission (tanpa batasan masuk) sesuai dengan scroll elemen yang diinginkan.

Untuk meningkatkan bintang karakter, kita memerlukan shard karakter. Shard karakter didapatkan melalui gacha dan stage, Advancement. Di titik ini, kita akan menemukan permasalahan yang cukup umum dari game berbasis gacha. Yap, pay-to-win!

Pemain yang ingin karakternya kuat secara instan dapat menggunakan gacha dengan membayar sejumlah nominal tertentu untuk membeli Diamond. Nantinya, Diamond dapat digunakan untuk melakukan gacha. Paket Diamond yang saat ini tersedia cukup beragam, mulai dari Rp14.000,00 hingga Rp1.413.009.

Animasi Oke dengan Visual Vulgar

Di dalam pertarungan, implementasi desain kartunis terbilang sangat baik. Setiap serangan ataupun skill yang dilancarkan oleh karakter terlihat sangat dinamis. Karakter di dalam pertarungan didesain dengan gaya chibi. Developer seakan ingin menonjolkan sisi lucu dan menggemaskan sebagai upaya untuk menyasar target pasar mereka.

Selain itu, desain karakter di luar pertarungan (khususnya di dalam cut-scene cerita) terlihat sangat vulgar. Karakter—yang semuanya wanita—terlihat didesain menonjolkan beberapa bagian tubuh yang sensasional.

Bila melihat rekam jejak Nutaku, kita dapat melihat kevulgaran karakter tersebut sebagai tema permainan semata. Dari kacamata permainan, sajian visual tersebut hanyalah ‘pemanis’ sebab tidak berdampak signifikan untuk permainan.

Bug yang Mengganggu Permainan

Ada beberapa jenis bug alias permasalahan teknis yang penulis alami selama menjajal permainan Sacred Sword Princesses. Beberapa kendala tersebut membuat pengalaman bermain yang sangat tidak nyaman dan memuaskan.

Bug atau kendala teknis permainan yang pertama ditemui adalah koneksi server. Dengan sinyal dan performa koneksi yang baik, penulis kerap kali terhambat di loading screen awal permainan. Hambatan tersebut bisa diselesaikan dengan cara membuka ulang aplikasi game.

Kendala teknis kedua berada di dalam pertarungan. Bug ini terbilang cukup mengganggu pengalaman bermain. Saat bertarung, kita dapat ditemani oleh karakter teman atau pemain lain yang bertugas sebagai pembantu di pertarungan. Ada kalanya, karakter teman/pemain lain tersebut berjalan ke ujung area pertarungan. Atau bisa juga, karakter tersebut tidak menyerang dan hanya diam.

Sejauh ini, dua bug tersebut adalah yang paling mengganggu. Tidak hanya merusak pengalaman bermain, kendala-kendala teknis ini juga berdampak pada hasil pertarungan.

Fanservice yang Berlebihan

Sebagai game petualangan, Sacred Sword Princesses tidak mampu menawarkan sensasi petualangan yang menarik dan mekanisme pertarungan yang menegangkan. Seperti yang telah dijabarkan pada poin pertama, fitur permainan terlihat sangat generik, seperti pada game mobile pada umumnya.

Konten dewasa di dalam Sacred Sword Princesses tampak menjadi jualan utama. Nutaku seakan menonjolkan konten-konten tersebut melalui desain puluhan karakter yang menonjolkan buah dada dan bokong secara eksplisit.

Sebenarnya, kemasan konten dewasa pada sebuah game bisa sangat menarik. Sayangnya, sisi petualangan dalam Sacred Sword Princesses kurang eksploratif. Alhasil, pemain akan terjebak pada gaya permainan repetitif yang berpotensi membosankan.

Di sisi lain, kemasan konten dewasa ini menjadi sajian visual yang sering kali pemain temui. Makanya, Sacred Sword Princesses terkesan hanya menyajikan konten fanservice ketimbang memberikan aksi dan petualangan yang memikat.

***

Sacred Sword Princesses sebenarnya berpotensi menjadi game alternatif yang menarik. Sayangnya, sistem pertarungan dan fitur permainan yang kurang eksploratif menjadikannya sebagai game dengan permainan yang sangat repetitif.

Apakah kalian sudah memainkan Sacred Sword Princesses? Kasih tahu pendapat dan penilaian kalian di kolom komentar, ya. Pantau terus ulasan game lainnya hanya di KINCIR!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.