5 Tim Esports yang Bubar di Masa Pandemi COVID-19

Pandemi virus Corona alias COVID-19 yang menyebar secara global memang banyak menimbulkan dampak di berbagai bidang, salah satunya esports. Tidak heran karena kendala yang dialami selama masa pandemi membuat beberapa organisasi membubarkan tim esports miliknya.

Memang sangat disayangkan, namun tiap manajemen tim pasti sudah memikirkan berbagai cara agar bisa bertahan. Apa daya, pilihan disband tidak bisa dielak lagi, bahkan ada organisasi yang pindah bidang demi menjaga eksistensinya di kancah esports.

Mau tahu tim mana saja yang bubar di masa pandemi virus Corona ini? Simak artikel berikut.

1. Avangar (CS:GO)

Tim yang bermarkas di Kazakhstan ini telah mewarnai skena esports CS:GO kurang lebih selama tiga tahun lamanya. Sejak dibentuk pada 2017, tim ini banyak menjuarai turnamen bergengsi, salah satunya adalah Blast Pro Series Moscow 2019. Sayangnya, pihak manajemen memilih untuk menjual seluruh roster kepada Virtus.Pro pada bulan Maret 2020 dan membubarkan tim ini secara resmi pada 2 April 2020.

Jika dilihat dari performa selama pandemi ini berlangsung, ada banyak penyesuaian yang harus dilakukan oleh para roster Avangar. Pasalnya, mereka belum dapat lolos ke turnamen bergengsi dan selalu berakhir di peringkat terbawah pada fase kualifikasi.

Padahal, pihak manajemen sudah membuka peluang untuk bertahan dengan membuat tim lapis dua, yaitu AVANGAR.Q, akan tetapi strategi ini juga kurang berhasil. Akhirnya, agar organisasi tetap berjalan AVANGAR kini berpindah bidang bisnis ke ranah pengelolaan venue turnamen esports.

2. BOOM Esports (AOV dan Call of Duty Mobile)

Salah satu tim asal Indonesia juga mengalami disband di tengah masa pandemi. Pada 10 Maret 2020, pihak manajemen BOOM Esports secara resmi membubarkan kedua divisi esportsnya melalui situs resmi. Dari divisi AOV, sejak dibentuk pada 12 April 2019 sudah melanglang buana di skena esports Tanah Air maupun luar negeri. Bahkan mereka beberapa kali berhasil menjadi finalis di ajang bergengsi.

Seiring berjalannya waktu, kedua divisi ini mulai redup dan mulai tenggelam. Tidak heran jika akhirnya kedua divisi ini dibubarkan, karena dari segi skena esports kedua game tersebut memang tertutup dengan pesatnya perkembangan esports Mobile Legends dan PUBG Mobile.

Untungnya, organisasi ini terselamatkan oleh divisi Dota 2. Pasalnya, Mikoto, Dreamocel, Fbz, Hyde, dan Khezcute berhasil menjuarai ESL SEA Championship 2020 serta menjadi peringkat ketiga di ajang ESL One Los Angeles 2020 regional SEA.

3. Vancouver Titans (Overwatch)

Di ranah esports Overwatch, Vancouver Titans merupakan salah satu tim yang punya nama besar. Sialnya, pandemi ini sangat mempengaruhi kualitas para roster yang terisolasi di Gaming House mereka yang berada di Canada.

Pihak manajemen telah memprediksi bahwa kondisi pandemi ini akan berlangsung lama. Maka dari itu, pemain serta staf dilepas kontrak dan dipulangkan ke negara asalnya, yaitu Korea Selatan.

Ternyata, pelepasan seluruh pemain dan staf ini bukan akhir dari perjalanan Vancouver Titans di skena esports Overwatch. Dua hari kemudian mereka memperkenalkan roster baru yang ditransfer dari tim Second Wings. Kini, Vancouver Titans dipunggawai oleh Dalton, Tsuna, KSAA, ShRedLock, CarCar, dan Roolf.

4. Orgless (CS:GO)

Dari kasus disband tim di atas, Orgless punya permasalahan paling janggal. Soalnya, tidak ada kejelasan mengapa mereka membubarkan diri. Padahal, mereka terdaftar sebagai peserta di ESL One: Road to Rio setelah berhasil lolos lewat turnamen Flashpoint Season 1.

Akibatnya, ESL One: Road to Rio kehilangan satu peserta dan tidak bisa menggantikan Orgless dengan tim lain. Mereka bubar di tengah-tengah liga sedang berlangsung, bahkan mereka telah menyelesaikan dua pertandingan melawan Evil Geniuses dan Cloud9. Saat ini, di grup A regional Amerika Utara tinggal menyisakan lima tim yang harus menyelesaikan liga selama tiga pekan ke depan.

5. GamerLegion (CS:GO)

Pengalaman setahun di skena kompetitif ternyata belum cukup untuk GamerLegion berkembang mengikuti kerasnya persaingan. Sejak dibentuk tahun lalu, tepatnya 29 Maret 2019 tim ini terus melakukan perombakan roster demi menjadi yang terbaik. Justru, formula ini malah menghambat perkembangannya.

Di tahun 2020, kendala besar semakin menahan mereka sejak kepergian Tim “Nawwk” Jonasson ke Ninjas in Pyjamas. Dari sini, performa tim semakin menurun dan akhirnya pada tanggal 21 Maret 2020 tim ini mengumumkan pembubaran. Sang CEO, yaitu Nicolas Reber mengatakan bahwa tim ini perlu di-reset dan memulai langkah dari awal dengan formula baru.

***

Kondisi pandemi yang tengah melanda dunia memang punya dampak besar ke esports. Dari beberapa kasus pembubaran tim di atas, masa sulit ini memperburuk kondisi tim yang telah mengalami kendala sebelumnya. Akhirnya, keputusan disban pun jadi pilihan terbaik yang bisa diambil oleh manajemen tim.

Bagaimana menurut kalian tentang kasus lima tim yang disban di masa pandemi ini? Silakan tuang pendapat kalian di kolom komentar, ya! Nantikan berita seru lain seputar esports dan game lain hanya dari KINCIR.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.