(Dota 2) Sebastian “Ceb” Debs, si Profesor dengan Sejuta Trik

Membesarkan nama melalui sebuah game memang bukan hal yang mudah. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan integritas dan dedikasi yang tinggi. Bukan hanya soal kecintaan, tapi hasrat untuk terus berkembang bersama game jadi motivasi utama.

Hal itu yang dilakukan oleh Sebastian Debs atau yang saat ini kita kenal dengan Ceb. Seorang atlet profesional yang telah menjuarai piala The International dua kali beruntun. Dibalik kejayaan OG, ada peran Ceb sebagai salah satu pemain dengan sejuta strategi.

Untuk mengetahui perjalanan singkat Ceb di skena kompetitif Dota 2, KINCIR telah merangkumnya untuk kalian. Yuk simak!


Berjaya sejak 7ckingMad jadi “Raja” di DotA

Via Via Istimewa

Ceb bukanlah orang baru di dunia persilatan Dota 2. Jauh sebelum itu, nama 7fuckingMad telah melambung di game DotA. Bisa dibilang, dia merupakan pubstar pada zamannya. Meskipun belum ramai turnamen, pemain berkebangsaan Perancis ini telah dikenal banyak orang di publik.

Hasrat untuk terus membesarkan namanya juga tumbuh semakin kuat. Berbagai macam turnamen lokal baik offline atau online jadi sasarannya. Bersama dengan tim Shakira, Ceb terus merajai komunitas lokal Perancis. Hingga akhirnya keinginan untuk berlaga di The International pun muncul ketika Valve mengumumkan akan digelarnya turnamen utama dari Dota 2 tersebut.

Sebelum menjajal panggung The International, Ceb mencoba peruntungan di Dreamhack Winter 2011 bersama dengan tim Shakira. Di bawah komandonya, tim Shakira berhasil sampai ke posisi empat. Sebagai debut, 7ckingMad telah menunjukkan kualitasnya untuk bertarung di arena yang lebih besar lagi.

Sempat "Hijrah" Jadi Analis

Via Via Istimewa

Ceb terlatih untuk membaca permainan sejak bermain di game DotA. Dengan skema sistem yang cukup rumit, dia mampu membaca gaya permainan dan mengimplementasikan hal tersebut kepada dirinya. Dari sini, gaya permainan konservatif mulai ditekuni oleh cowok kelahiran 11 Mei 1992 ini.

Sebagai seorang pemain profesional, Ceb tidak ragu untuk mengutarakan pendapat mengenai strategi tim. Meski peran tersebut merupakan jatah pelatih, dia lebih diterima karena kemampuan anailsanya tersebut.

Sejak gagal di The International 2012, kariernya semakin buruk sebagai pemain, gonta-ganti tim pun dilakoninya agar tetap berkecimpung di skena kompetitif. Namun, Ceb sadar ada bidang lain yang membuatnya bisa menyalurkan bakat tersebut.

Di tahun 2014, Ceb menjajal dunia komentator serta analis di turnamen Dota 2. Kesempatan menjadi analis pun terbuka baginya saat turnamen ESL One Frankfurt. Ternyata, panggung di balik meja caster terus berlanjut hingga tahun 2016 ketika gelaran The Shanghai Major. Namun, turnamen tersebut menjadi pengakhir karier Ceb sebagai analis.


Melawan Arus Di The International

Via Via Istimewa

Normalnya, pola atlet profesional untuk mengembangkan diri adalah mencari tim dengan jajaran roster terbaik agar mencapai puncak kejayaan. Apalagi menjelang The International, pada masa bursa transfer dibuka, tidak sedikit pemain yang memilih berpindah tim untuk mengejar Aegis of Champion.

Tapi berbeda dengan Ceb, di masa keterpurukannya sebagai pemain profesional, cowok berkebangsaan Perancis ini mundur menjadi pemain dan mencoba mengembangkan diri lewat jalur lain. Setelah fokus dan nyaman di bidang analis, OG merekrutnya menjadi seorang pelatih.

Debut menjadi pelatih pun dijalani dengan baik. Pada gelaran The Manila Major 2016, OG menjadi juara setelah mengalahkan Liquid. Tidak sampai disitu, OG terus menjuarai beberapa kejuaraan Major lain dan akhirnya lolos ke The International 2016.

Di sinilah pembuktian kualitasnya sebagai pelatih diuji. Setelah tampil dominan di fase grup, OG berhasil lolos ke Main Event. Tidak disangka, perjalanan OG di The International 2016 pun harus terhenti setelah dikalahkan oleh MVP Phoenix di upper bracket dan TNC Pro Team (sekarang Predator) di lower bracket.

Kembali ke Depan Layar dan Menjadi Superior

Via istimewa

Pembelajaran pun terus dilakukan, Ceb semakin terpacu untuk berkembang lebih jauh sebagai pelatih. Namun, memang sudah takdir bahwa dia harus berada di depan layar untuk membela OG. Akhirnya di tahun 2017, statusnya berubah menjadi roster aktif setelah OG ditinggal oleh Resolut1ion dan Fly.

Masuknya Ceb ke dalam jajaran roster ternyata juga berdampak luar biasa bagi OG. Tanpa tedeng aling-aling, OG menjuarai The International 2018. Hebatnya, tidak seperti tim besar lain yang masuk Main Event lewat undangan, OG kerja keras dari fase kualifikasi terbuka.

Ceb menjadi pemain kunci dibalik kesuksesan OG dengan kemampuan analisisnya. Di depan layar, kita bisa melihat betapa gaharnya Ana dan Topson sebagai pemegang peran carry. Tapi, dibalik itu ada sosok Sebastian “Ceb” yang mengatur efektifitas daya serang dan kuatnya pertahanan OG.

Selain itu, sokongan support semakin lengkap dengan adanya n0tail dan JerAx. Tim ini menjadi semakin kuat pada periode 2018—2019. Ceb pun semakin berkembang di bawah panji besar OG. Tidak puas dengan satu gelar, OG pun kembali menjadi juara di The International 2019.

Dengan kemenangan tersebut, sejarah baru pun telah dicetak. OG menjadi satu-satunya tim profesional yang mampu menjadi juara The International sebanyak dua kali. Selain itu, tidak ada yang mampu mengimbangi tim Dota 2 terhebat di dunia saat ini.


Pemain Paling Berpengaruh di Dalam Tim

Via Via Istimewa

Di dalam peran in-game, carry memang menjadi andalan untuk menghancurkan musuh. Akan tetapi, di balik layar, ada peran lain yang paling penting. Ceb, adalah pemain paling berpengaruh di tim OG. Hal ini pun dibuktikan dengan penghormatan n0tail kepada mantan pelatihnya tersebut.

OG bisa dibilang hampir tenggelam oleh tim-tim besar lain. Perubahan roster yang dipenuhi drama dan terpuruk di DPC periode 2017—2018 menjadi tahun buruk bagi OG. Hingga akhirnya Ceb turun tangan menjadi pemain. Voila! OG jadi tim Dota 2 paling kuat di dunia saat ini.

Perlahan tapi pasti, Ceb terus berkembang bersama OG. Berawal jadi pelatih, hingga kembali menjadi pemain pun telah dirasakannya. Pengalaman yang begitu banyak menempanya menjadi sosok Sebastien “Ceb” Debs yang kita ketahui.

***

Perjalanan karier yang dilalui Ceb tidak sebentar, butuh waktu tahunan untuk ceb berkembang bersama dengan game yang dilakoninya tersebut. Di satu sisi, kecerdasan miliknya mampu membuat Ceb keluar dari masa terpuruk dan menjadi yang terbaik seperti saat ini.

Segala prestasi dan pencapaian yang telah diraihnya pun tidak dicapai dengan mudah. Rintangan dan hambatan kerap kali ditemui di tengah kariernya. Tapi segala rintangan tersebut tidak mampu mengalahkan keinginannya untuk terus membesar.

Bagaimana Pendapat kalian tentang perjalanan singkat seorang Sebastian “Cebs” Debs ini? Apakah ada atlet profesional lain yang ingin KINCIR bahas? Silakan tulis rekomendasi kalian di kolom komentar, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.