(Dota 2) OG Pecahkan Rekor Dua Kali Juara The International Berturut-turut

Gelaran turnamen Terbesar esports abad ini telah sukes digelar. The International 2019 telah sampai pada tahap grand final. Dari 16 tim yang berhasil lolos ke Main Event, OG dan Liquid memastikan kursi di babak final. Pada hari ini tepatnya (25/8), dua tim terkuat sejagat game Dota 2 bertanding untuk memperebutkan piala Aegis of Champion dan hadiah sebesar 15 juta dolar Amerika.

Selain memperebutkan gelar dan hadiah uang, dua tim ini pun beradu memperebutkan rekor sejarah yang mampu memenangkan dua gelar juara The International. Dari laga ini, OG menjadi tim pertama yang meraih rekor tersebut.

Pada laga sebelumnya, dua tim ini memang bisa dibilang sangat siap untuk menghadapi laga final. Di semifinal, OG harus bertemu rivalnya di laga final TI 8, yaitu tim PSG.LGD. Meskipun sudah menjalani latihan yang keras, tim tuan rumah harus mengakui kekuatan OG dari segala aspek.

 

Via Istimewa

Liquid menjalani laga yang lebih sulit. Di laga perempat final, mereka harus bertemu dengan Team Secret. Kemudian lanjut melawan PSG.LGD yang turun ke lower bracket setelah dikalahkan OG.

Akhirnya, dua tim ini bertemu di laga final. Dari game best-of-5, OG berhasil memenangkan tiga pertandingan. Meskipun sempat kalah di game satu, akan tetapi Ceb, n0tail, Topson, Ana, dan JerAx mampu mendominasi dengan winstreak tiga ronde.

Pada game pertama, OG tidak bisa berbuat banyak menghadapi Miracle yang berada di jalur tengah dengan Hero Templar Assassin-nya. Di jalur bawah, W33.haa yang menggunakan Meepo juga memiliki keleluasaan untuk melakukan farming. Hingga menit ke-35, Liquid mampu memimpin total kill 22-10. Sempat comeback di 5 menit selanjutnya, namun OG tetap tak bisa mengimbangin gaya agresif Liquid.

Via Istimewa

Belajar dari kesalahan, OG seakana-akan haus darah di game ini. Liquid sama sekali tidak diberi ruang untuk melakukan farming. Kerja sama OG patut diacungi jempol, apalagi ditambah dengan naluri pemburu Topson yang tidak terbendung oleh Liquid dan mendapatkan Rampage!. KuroKy dan kawan-kawan terpaksa menyerah di menit 32.

Game ketiga OG makin pamer kekuatan sebagai pemegang gelar juara bertahan. Tampil perkasa, Topson mendapatkan ultra kill di menit 11. Melihat celah dari ketidakmampuan Liquid untuk membalas serangan, OG makin menjadi-jadi dengan mengacak-acak barrack di menit 13. Tidak berselang lama, Liquid pun mengibarkan bendera putih.

Via Istimewa

Game terakhir dari laga final ini menyisakan rasa sakit hari di kubu Liquid. Pasalnya, di game ini lagi-lagi OG masih membawa semangat yang sama seperti di dua game sebelumnya. Meskipun sempat ada balas pantun, Liquid jelas-jelas dipermainkan pada ronde ini. Ana kembali menggunakan IO sebagai carry. Topson yang menggunakan Gyrocopter, mampu membuat Bristleback yang digunakan Miracle jd tidak berguna dengan Diffusal Blade-nya..

Dengan kemenangan ini, OG keluar sebagai juara sekaligus pencetak rekor pertama sebagai tim yang menjuarai dua The International berturut-turut. Liquid yang sempat absen di final The international 2018, akhirnya kembali unjuk gigi di gelaran The International. Meskipun belum mampu merebut gelar juara dari OG, prestasinya selama gelaran TI9 juga patut diacungi jempol.

Bagaimana menurut kalian dengan kemenangan OG di TI9 ini? jangan sungkan untuk tuangkan pendapat kalian di kolom komentar. Jangan lupa juga untuk terus pantau KINCIR agar terus update berita seputar game dan esports

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.