5 Peringkat Anime Summer 2019 Paling Impresif

Summer tahun ini mungkin bukanlah musim paling solid bagi pencinta anime. Musim ini kebanyakan diisi jajaran adaptasi anime baru yang mungkin kurang familier atau tidak begitu diantisipasi oleh para audiens. Sejumlah serial yang telah disaksikan bahkan gagal memberi kesan yang signifikan dan cenderung mudah dilupakan.

Meski demikian, selalu ada harta karun tersembunyi yang menunggu untuk kita temukan. Sama halnya dengan lima judul di bawah ini yang merupakan daftar anime teratas yang menurut penilaian KINCIR layak dinobatkan sebagai yang paling impresif. Simak daftarnya!

5. Fire Force

Genre: action, supernatural, shounen
Studio: David Production
Episode: 24

Fenomena mengerikan sedang mewabah dunia yang berlatar waktu di masa depan. Konon, fenomena ini dapat mengubah seorang manusia menjadi monster yang dibalut api angkara. Lebih menakutkannya lagi, korban terpilih secara acak. Lantas, dibentuklah pasukan khusus untuk menangani keganjilan ini.

Shinra Kusakabe, seorang pemuda dengan kemampuan spesial pengendalian api, baru diterima bergabung dengan salah satu cabang kelompok pasukan tersebut. Selain jadi penegak keadilan, dia juga punya agenda lain, yaitu mencari jawaban atas pelaku pembunuhan ibu dan adiknya (yang diduga telah tewas).

Sebetulnya, banyak yang berharap serial ini jadi calon bintang shounen yang yang berjalan beriringan dalam satu jalur rel yang sama dengan Boruto atau Black Clover. Namun, jika kalian termasuk yang demikian, sebaiknya peram harapan itu. Soalnya, Fire Force banyak ternoda adegan fanservice yang kelewat enggak guna dan malah mengganggu keseruan dalam menonton.

Penokohannya masih berputar pada lingkup klise “MC dengan masa lalu kelam dan berniat balas dendam” atau “MC dengan magnet harem seperti anime kebanyakan. Anime ini seolah jadi sinyalemen bahwa genre supernatural sebaiknya tak dikawinkan dengan shounen.

Lepas dari semua aspek minusnya, buat kalian yang lagi mencari tontonan ringan, Fire Force bisa jadi selingan. Adegan tempurnya tampil apik dengan efek-efek yang didominasi elemen api dalam sentuhan animasi yang yang maskulin khas studio David Production. Serial ini juga menyimpan sejumlah twist yang berpotensi jadi kejutan menarik.

4. Dr. Stone

Genre: sci-fi, adventure, shounen
Studio: TMS Entertainment
Episode: 24

Seperti biasa, Senkuu sedang menyibukkan diri di laboratorium, meneliti suatu hal yang mungkin gagal dipahami betul oleh rekan-rekan yang tidak sejenius dirinya. Sementara itu, Taiju Ooki, sahabatnya, hendak melakukan “misi bunuh diri”, yakni menyatakan cinta pada teman masa kecilnya, Yuzuriha Oogawa. Semuanya berjalan normal hingga tiba-tiba sinar hijau berpendar dari kejauhan dan dalam sekejap mengubah semua manusia di seluruh dunia menjadi batu.

Ribuan tahun berselang, tiga karakter ini terbangun di wilayah yang sama, namun dengan kondisi yang “berbeda”. Gedung-gedung modern dan jalanan kokoh tempat mereka tinggal semasa dulu telah bertransformasi menjadi hutan belantara yang dipenuhi hewan-hewan buas. Kini, mereka mengemban misi untuk mencari tahu ihwal musabab fenomena ganjil ini sembari berusaha bertahan hidup.

Dr. Stone mencoba mengambil pendekatan fiksi ilmiah dengan cara yang ringan dicerna otak. Dalam serial ini, kalian bakal menyaksikan kecerdasan Senkuu dalam bertahan hidup dengan membangun tempat bernaung hingga meramu makanan. Sedikit banyak, metode yang dia pakai bisa kalian terapkan juga di dunia nyata.

Konflik yang diketengahkan sebetulnya agak runyam, soal adu ideologi antara Senkuu yang ingin menghidupkan kembali umat manusia dan Tsukasa Shishiou yang memilih hidup tenteram tanpa iringan orang dewasa. Santai saja, semuanya masih dirangkai dalam bingkai shounen yang aman ditonton segala usia.

Sayangnya, kita enggak bisa menampik bahwa Dr. Stone merupakan anime tanpa kualitas yang solid. Keputusan untuk bercerita di lingkup sci-fi dari kacamata shounen justru berbuah blunder. Ceritanya dangkal, karakternya gagal berkembang, komedinya garing, serta banyak dialog yang terkesan enggak penting.

Setiap kali Senkuu ditampilkan brilian, dia justru tampak seperti seorang bocah snob yang sok tahu segalanya. Takaran kekuatan Shishiou juga kelewat OP. Bocah SMA mana yang bisa bunuh singa sekali tonjok? Mungkin seharusnya Dr. Stone melabeli diri sebagai anime sci-fi fantasy karena dalam anime ini terlalu banyak hal mustahil yang seharusnya enggak terjadi.

3. Given

Genre: drama, music, romance, shounen ai
Studio: Lerche
Episode: 11

Ritsuka Uenoyama, seperti biasa, menghabiskan jam istirahat dengan tidur sejenak. Karena merasa terganggu dengan riuhnya ruang kelas, dia beranjak ke anak tangga yang jadi spot tidur favoritnya. Di sana, dia bertemu dengan Mafuyu Sato, sesama siswa. Dia heran karena cowok ini punya gitar Gibson—yang notabene merek kondang—tapi dibiarkan terbengkalai begitu saja.

Ritsuka lalu memperbaikinya. Sadar bahwa Ritsuka mahir menggunakan instrumen musik ini, Mafuyu minta diajari cara memainkannya. Ritsuka pun mengajaknya bergabung dalam band bentukannya yang berisi tiga orang. Di sinilah petualangan mereka, sebagai calon musikus sekaligus dua sejoli, dimulai.

Ya, Given adalah anime terbaru yang mengusung genre shounen ai, sebuah genre yang sering kali dihindari oleh otaku garis reguler. Namun, lebih dari itu, Given adalah sajian drama yang mengeksplorasi warna-warni masa remaja cowok yang banyak diliputi oleh ketidakpastian, penyesalan masa lalu, kecemasan, hingga asa untuk jadi manusia yang lebih baik dari hari kemarin. Bukan hanya Mafuyu dan Ritsuka, Haruki dan Akihiko, dua personel lainnya, juga punya motivasi personal yang hendak mereka perjuangkan.

Tentu saja, sebagai anime musikal, Given menghadirkan lagu-lagu penuh makna yang, melalui untaian lirik indahnya, kerap jadi medium Mafuyu untuk menyampaikan perasaan terpendamnya kepada Ritsuka. Studio Lerche patut dapat jempol atas hasil kerjanya ini. FYI, selain menggarap Given, musim panas ini studio muda tersebut juga disibukkan dengan proyek Astra Lost in Space.

Kesimpulannya, kalian enggak mesti jadi fujoshi untuk menikmati anime ini. Selama kalian enggak keberatan dengan bumbu yaoi yang jadi salah satu komposisinya, anime ini adalah santapan wajib buat penyuka drama musikal.

2. How Heavy Are the Dumbbells You Lift?

Genre: comedy, ecchi, slice of life, sports
Studio: Doga Kobo
Episode: 12

Hibiki Sakura hobi menyantap kudapan dan junk food dalam takaran yang melebihi ambang batas normal gadis seusianya. Suatu ketika, laksana wangsit yang menghampiri di siang bolong, kawannya mengatakan bahwa dia menggemuk. Terkejut dengan ucapan nyelekit tersebut, Hibiki coba berolahraga di rumah.

Tak mendapatkan hasil, dia mencoba berlatih di pusat kebugaran bernama Silverman Gym dan berharap mendapatkan tubuh yang ideal. Di sana, dia bertemu sang ketua OSIS, Akemi Soryuin, yang di matanya adalah sosok siswi sempurna dengan wajah rupawan, popularitas selangit, dan harta melimpah.

Anime olahraga umumnya menampilkan adegan-adegan serius yang bertujuan memompa semangat juang dan dedikasi audiens dalam jenis olahraga yang digelutinya. Belakangan, Hanebado! atau Haikyuu!! bisa jadi contoh. Namun, jujur saja, ada kalanya formula semacam itu mengundang rasa jenuh.

Sementara anime lain “berusaha” menyebarkan inspirasi dan berharap jajaran karakternya jadi idola kawula muda, How Heavy Are The Dumbbell You Lift? tampil unik sebagai obat penawar kebosanan. Lebih dari sekadar menghibur, serial ini rutin menyampaikan dasar-dasar kebugaran dengan cara yang menyenangkan dan parodikal.

Di sisi lain, How Heavy Are The Dumbbell You Lift? bisa jadi tontontan yang mengingatkan niatan diet kalian yang terus-terusan ditunda “mulai besok” itu. Setiap makanan yang masuk ke mulut Hibiki menampilkan informasi takaran kalori, bikin kita tersadar betapa banyaknya kalori yang terserap tubuh untuk segera dibakar.

Satu lagi hal menarik, kalian enggak perlu merasa tersindir dengan anime ini. Semua petuah kebugaran atau cara mendapatkan bodi ideal tetap dibungkus dalam kemasan komedi yang kocak dan elemen-elemen fanservice yang menyenangkan.

1. Vinland Saga

Genre: action, adventure, historical, seinen
Studio: Wit Studio
Episode: 24

Thorfinn kecil mungkin tak pernah menyangka bahwa tindakan isengnya menyelundup ke kapal sang ayah bakal menjadi titik tolak yang mengubah kehidupannya. Selepas kematian ayahnya, dia tumbuh besar di lingkungan para pembunuh bayaran. Di tempat ini, Thorfinn terus mengasah kemampuannya sebagai petarung yang andal sekaligus setia dalam menjunjung tinggi kehormatan.

Sebagaimana pesan sang ayah, balas dendam pada Askeladd adalah satu cerita. Selepas itu, Thorfinn telah ditunggu oleh takdir yang jauh lebih menentukan, bukan hanya bagi dirinya, namun juga kelompoknya.

Menyebut Vinland Saga sebagai oase menyegarkan di tengah gersangnya genre anime yang itu-itu saja rasanya tidaklah berlebihan. Anime ini mengambil genre historical dengan konsep Abad Pertengahan, tepatnya ketika bangsa Viking sedang digdaya. Hal yang membuat Vinland Saga jadi layak mendapat puja adalah keberanian berterus terang dalam menceritakan konflik rumit dengan balutan aksi yang berdarah-darah.

Wit Studio lagi-lagi mengerahkan daya magisnya sebagai studio yang piawai meramu anime yang semarak akan sekuens kombat menegangkan. Aspek arus utamanya tetap terpelihara sembari tidak menghilangkan konten dewasa yang memang jadi nilai plusnya.

Penggemar manganya pasti urung kecewa karena studio ini sukses mengadaptasikannya menjadi tontonan yang sesuai dengan ekspektasi mereka. Jika kualitas produksinya terus terjaga sebaik ini hingga episode pemungkasnya, bukan tak mungkin Vinland Saga bakal jadi salah satu anime terbaik di era modern.

***

Di luar kekurangan masing-masing, lima anime di atas rasanya menjadi yang paling pantas sebagai anime Summer 2019 yang wajib ditonton. Kalau untuk kalian, judul manakah yang paling meninggalkan kesan mendalam?

Buat yang enggak menemukan tayangan favorit, mungkin saja kalian terpuaskan dengan deretan anime Fall tahun ini. Pantau terus informasi soal anime hanya di KINCIR!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.