5 Alasan The Rising of the Shield Hero Wajib Diikuti

The Rising of the Shield Hero (selanjutnya Shield Hero) adalah satu dari puluhan anime Winter 2019 yang hingga saat ini masih mengudara. Serial ini, secara mengejutkan, sukses memberi impresi kepada para pemirsa yang haus akan tontonan yang beda dan atraktif.

Serial anime ini mengisahkan seorang pemuda berusia 18-an yang terlempar ke dunia lain. Dia enggak sendiri. Ada tiga cowok lain yang mengalami nasib sama. Ketika mereka dibangkitkan di dunia tersebut, masyarakat mendaulat mereka sebagai empat pahlawan terpilih, sesuai dengan sebuah tradisi kuno.

Segala hal tak berjalan sesuai yang dibayangkan Naofumi Iwatani, sang karakter utama. Sejak awal tersirat jelas bahwa pihak kerajaan, terutama sang Raja, memandang sebelah mata kepadanya. Alasannya, dia terpilih sebagai pengguna Perisai, pahlawan yang dinilai tak berguna.

Lantas, bagaimana kelanjutan kisahnya? Apakah Naofumi bakal bertahan di isekai yang tengah digempur para iblis ini? Di bawah ini, ada lima alasan yang seharusnya sudah cukup kuat buat kalian untuk mulai menyaksikan serial anime keren ini!

 

1. Stereotipikal, tapi Tetap Seru

Via Istimewa

Sebagaimana anime isekai pada umumnya, Shield Hero mengandalkan formula yang tidak jauh berbeda dari lingkaran tema RPG dengan lingkungan ala zaman baheula. Gagasan ini awalnya memang terasa menarik. Namun, karena terlalu sering direduplikasi, konsep generik ini berakhir jadi klise yang membosankan.

Hal yang membuat Shield Hero jadi menarik adalah plot awal yang disajikannya. Anime ini berkisah tentang empat pahlawan yang ditakdirkan menyelamatkan dunia. Masing-masing dari mereka diberi pusaka berbeda: busur panah, pedang, tombak, dan perisai. Dengan komposisi seperti ini, kalian pasti menduga keempatnya bakal bekerja sama untuk saling melengkapi, ‘kan? Ternyata tidak.

Belum juga beranjak dari episode pertama, sang protagonis sudah dikhianati oleh hampir semua orang di istana kerajaan dan dijauhi tiga pahlawan lainnya. Padahal, orang-orang tersebut seharusnya mendukung dia dalam menumpas para iblis yang datang secara periodik sesuai interval waktu yang ditentukan. Kalau dalam video game, difficulty yang menimpanya bukan lagi hard, tapi sudah masuk ke level nightmare.

 

2. Sosok Hero dengan Formula Baru

Via Istimewa

Masih soal sang protagonis, Naofumi. Cowok kuliahan ini adalah seorang otaku reguler yang gemar menyelami kisah-kisah rekaan dalam literasi Jepang. Suatu ketika, dia membaca sebuah buku usang yang secara tak terduga menyeretnya ke dunia lain. Di sinilah jejak petualangannya bermula.

Ketika hero lain dianugerahi senjata “sungguhan”, Naofumi hanya ditemani satu pelat perisai. Sialnya lagi, sistem menolak dia untuk menggunakan senjata lain selain perisai yang dia miliki. Sontak saja, dia kesulitan membunuh monster. Situasi ini jelas menjengkelkan karena dia hanya bisa bertahan alih-alih melakukan serangan.

Secara perlahan, dia mulai menyadari bahwa di situlah keunggulannya. Perisai Legendaris ini menyimpan kekuatan dahsyat yang potensinya hanya bisa dikerahkan oleh pahlawan murni seperti dirinya. Setiap musuh, tanaman herbal, atau batu mulia bisa dia ekstraksi ke dalam perisai ini untuk disimpan kekuatannya dan dia pakai di waktu yang tepat. Sebuah pusaka magis yang lebih dari sekadar alat mekanisme pertahanan.

3. Raphtalia, Rakun Kawaii Pujaan Kita

Via Istimewa

Kehadiran karakter waifu  sering kali jadi alasan prioritas bagi seseorang untuk menyaksikan animenya. Tak usah mengernyitkan dahi, wahai normies! Fenomena ini lumrah terjadi.

Sebelum ini, kita telah mengenal Yuuki Asuna yang mewakili semesta Sword Art Online, Hatori Chise si pengantin manis dari Ancient Magus’s Bride, dan jangan lupakan dua waifu yang sukses membelah wibu jadi dua kubu, Rem dan Emilia dari Re:Zero. Dalam Shield Hero, waifu yang punya impak setinggi itu adalah Raphtalia.

Via Istimewa

Raphtalia adalah Ajin, makhluk setengah manusia yang terpaksa jadi seorang budak menyedihkan. Terukir trauma membekas dalam hatinya tatkala mama papanya dimangsa oleh Cerberus. Namun, nasibnya berubah ketika dia dimerdekakan oleh Naofumi-sama.

Semenjak itu, dia terus ditempa dan dilatih sebagai “senjata” bagi Naofumi. Raphtalia mengayunkan pedang, Naofumi memasang perisai. Progres pertumbuhan fisiknya juga sangat ajaib. Bayanginnya begini: jika dalam episode 2 dia adalah gadis kecil yang pas memelas sembari berkata, “Anone, anone,” begitu beralih ke episode 3 dia langsung tumbuh drastis menjadi remaja cantik yang apabila mengucap “senpai” bakalan bikin darah kalian berdesir enggak keruan.

 

4. Ulangan Kolaborasi Kaito Ishikawa dan Asami Seto

Via Istimewa

Kaito Ishikawa dan Asami Seto adalah dua seiyuu bertalenta yang saat ini tengah jadi “komoditas” paling panas di industri animasi Jepang. Dalam adaptasi anime Shield Hero, Ishikawa tak lain adalah voice actor bagi Naofumi, sedangkan Seto mengisi suara Raphtalia.

Buah karya terbaik mereka sebelum kembali dipertemukan dalam serial ini adalah anime Rascal Does Not Dream of Bunny Girl Senpai, salah satu anime terbaik di musim gugur 2018. Yap, Seto dan Ishikawa adalah seiyuu bagi karakter Mai Sakurajima dan Sakuta Azusagawa.

Via Istimewa

Jadi, enggak usah terkesima ketika menyaksikan percakapan antara Naofumi dan Raphtalia yang begitu terasa chemistry-nya. Kiprah mereka di dunia “tarik suara” memang enggak perlu lagi dipertanyakan!

5. Animasi Apik dengan Paduan Musik Fantastis

Via Istimewa

Bukan hanya plot atau komposisi unik para karakternya yang bikin anime ini sangat dinanti., tapi juga mutu tinggi animasinya. Adalah studio Kinema Citrus yang berjasa menciptakan suasana yang padu dengan nuansa light novel sebagai medium orisinalnya. Goresan gambar bergerak di setiap frame-nya dijamin bikin kalian jatuh cinta dan betah menonton anime ini berlama-lama.

Makin lengkaplah serial ini karena OST-nya digarap oleh Kevin Penkin. Komposer berkebangsaan Australia ini piawai menyusun musik-musik anime yang “atmospheric”. Penkin memang punya pengalaman yang mengagumkan saat bersentuhan dengan anime bergenre fantasi. Salah satu karya terbaiknya terekam abadi dalam serial Made in Abyss  yang juga dikerjakan oleh Kinema Citrus. Coba aja dengar musik gubahannya!

***

Dengan reputasi studio yang menggarapnya serta jajaran seiyuu yang kondang memperkuatnya, Shield Hero jelas bukan kuda hitam. Bagaimanapun, anime ini tetap berhasil menyajikan tontonan yang menakjubkan dengan segala kebaruan yang dibawa dari lingkup genre isekai yang terus-menerus diforsir dalam beberapa tahun ini.

Masih ada anime lain yang enggak kalah keren, jadi tunggu pembahasan selanjutnya di KINCIR, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.