5 Serial Anime Terbaik Garapan Ufotable

Mengawali perjalanan panjang sejak 2000 silam, Ufotable dipelopori oleh Hikaru Kondo dan beberapa mantan staf TMS Entertainment. Karya-karya yang mereka hasilkan pada masa awal berdirinya meliputi Futakoi Alternative, Coyote Ragtime Show, hingga Ninja Nonsense. Bukan anime yang buruk, namun judul-judul ini tidak terlalu meninggalkan kesan mendalam.

Momentum emas baru menghampiri ketika studio ini melepas sebuah film animasi yang diangkat dari light novel karangan Kinoko Nasu, berjudul Kara no Kyoukai (The Garden of Sinners). Tidak tanggung-tanggung, ada delapan butir film yang mereka produksi dan semuanya disambut apresiasi positif.

Keunggulan Ufotable terletak pada sektor visual animasi. Paduan efek gradasi yang cantik, refleksi cahaya yang natural, dan gaya sinematografi yang istimewa tak pernah gagal membuat penonton terpana. Yuichi Terao, pemimpin divisi Tim Digital, disebut sebagai kunci kesuksesan studio ini. 

Hingga saat ini Ufotable berhasil menelurkan beberapa karya yang digilai banyak kalangan penggemar anime. Nah, buat kalian yang penasaran, berikut ini lima serial anime terbaik yang dimiliki oleh Ufotable!

 

5. Emiya-san Chi no Kyou no Gohan (Today’s Menu for the Emiya Family)

Via Istimewa

Genre: slice of life, comedy
Episode: 13

Waralaba Fate/Type-Moon enggak hanya dipuja berkat kompleksitas cerita yang seru dan berlapis-lapis. Barisan karakter yang atraktif dengan kepribadian yang unik serta ciri khas kekuatan masing-masing juga menjadi daya tarik. Ufotable memboyong sejumlah karakter penting dari seri adaptasi light novel tersebut dan melibatkan mereka ke dalam anime slice of life  yang memikat.

Lupakan dahulu soal Perang Cawan Suci. Untuk sejenak, para master dan servant sepakat untuk berhenti gontok-gontokan. Dalam semesta ini, semuanya memilih hidup damai dalam keseharian yang ceria. Shirou Emiya diplot sebagai karakter utama sekaligus juru masak andal yang dikagumi oleh karakter lainnya. Hidangan kuliner yang dia ramu begitu nikmat dan mampu menghangatkan atmosfer dingin ketika para rival berkumpul di satu kotatsu yang sama.

Anime pendek ini tak ubahnya fanservice bagi penggemar berat Fate Series. Ufotable berhasil mewujudkan skenario bahagia yang lepas dari realitas kejam dan tragis Fate yang kadung lekat dalam ingatan kita. Kapan lagi kita dapat menyaksikan Saber bertingkah anggun dan manis seperti yang selama ini hanya dapat kita angankan?

4. God Eater

Via Istimewa

Genre: action, fantasy, sci-fi
Episode: 13

God Eater adalah sebutan untuk pasukan khusus yang telah diinfus sel Oracle. Tugas mereka hanya satu, yaitu membasmi monster bernama Aragami yang bertanggung jawab atas makin menipisnya eksistensi umat manusia yang sedang berada di ujung kepunahan. 

Dialih format dari sebuah video game action role-playing, sektor cerita God Eater mendapat kritik cukup pedas karena dinilai terlalu kasual untuk sebuah anime dengan sinopsis yang semegah itu. Pengembangan karakternya mandek, terutama protagonisnya, Lenka Utsugi. Apalagi, kamera paling banyak membidik dirinya sepanjang serial ini berlangsung.

Paling tidak, kualitas animasinya yang dipenuhi efek CGI amat mengesankan. Menyaksikan Lenka bersama prajurit lain menumpas Aragami menggunakan God Arc masing-masing menjadi pengalaman visual jempolan yang sulit diingkari mata kita.

 

3. Kimetsu no Yaiba (Demon Slayer)

Via Istimewa

Genre: action, demon, fantasy, shounen
Episode: 26

Kimetsu no Yaiba  meroket sebagai salah satu anime baru paling potensial. Apresiasi terutama dialamatkan kepada kualitas visualnya yang sangat prima. Kalau kalian lihat panel manganya yang secara kualitas mungkin enggak semendetail atau sekeren goresan mangaka papan atas lain, kalian enggak akan menyangka bahwa Kimetsu no Yaiba mampu disulap menjadi gambar bergerak yang mengesankan.

Tanjirou dan Nezuko Kamado menyeruak sebagai sepasang karakter kakak-beradik yang dicintai. Petualangan mereka awalnya terlukis pedih, tapi seturut waktu berjalan, berkat tekad sekebal baja, gelombang badai berhasil mereka lalui. Dalam perjalanan mereka, keduanya bertemu dengan karakter pendukung lain yang kelak jadi bagian penting dalam mencapai garis finis tujuan akhir yang ditetapkan.

Sejatinya, serial ini tumbuh dengan DNA shounen, tapi pendekatannya cenderung nontipikal. Sajian pertempurannya dipenuhi semburan darah dan anggota tubuh yang terpenggal. Sekuens aksinya yang berjalan cepat dan dahsyat dijamin bakal bikin siapa pun berdecak kagum.

Seenggaknya, Kimetsu no Yaiba bisa jadi pelipur lara bagi penggemar yang terus membayangkan bagaimana jadinya jika anime shounen macam Naruto atau Bleach mendapat sentuhan magis studio ini.

2. Fate/Stay Night: Unlimited Blade Works

Via Istimewa

Genre: action, fantasy, magic, supranatural
Episode: 12

Dalam Perang Cawan Suci ke-5, tujuh magi bertarung untuk memperebutkan benda pusaka tersebut yang konon dapat mengabulkan permintaan sang pemenang. Masing-masing didampingi oleh arwah yang merupakan manifestasi dari para pahlawan yang dulu pernah jaya pada masanya; Saber, Archer, Assassin, Caster, Lancer, Rider, dan Berserker. 

Rute alternatif dari novel visual Type-Moon ini menjadi salah satu anime terbaik besutan studio Ufotable. Alasannya kasatmata: seni animasinya memang sangat istimewa. Adegan merapal sihir, pertarungan tangan kosong, hingga ancang-ancang merilis Noble Phantasm dirakit dengan begitu sempurna. Hanya dalam anime ini, pertempuran supranatural seakan menjadi terlihat "supernatural".

Meski demikian, kekurangan yang menjadi noktah hitam dalam anime ini adalah aspek karakternya yang dipandang layu sebelum berkembang dan terlalu banyak menampilkan konflik ala bocah SMA yang minim keterkaitan dengan Perang Cawan Suci. Biar begitu, anime spektakuler yang namanya acap diplesetkan menjadi “Unlimited Budget Works” berkat kecanggihan visualnya yang jorjoran ini, tetep harus kalian tonton.

 

1. Fate/Zero

Via Istimewa

Genre: action, fantasy, magic, supranatural
Episode: 13

Latar kisahnya diambil satu dekade sebelum peristiwa Unlimited Blade Works. Perang Cawan Suci ke-4 ini masih seputar perebutan harta berharga tersebut lengkap dengan para master dan servant sebagai pesertanya. Namun, kali ini yang jadi pusat semestanya adalah Kiritsugu Emiya, sang pembunuh magi yang direkrut untuk mewakili keikutsertaan keluarga Einzbern yang misterius.

Kara no Kyoukai adalah karya fantastis yang melambungkan prestise Ufotable. Namun, serial Fate/Zero membuat nama studio ini semakin dikenal oleh khalayak yang lebih luas. Visual novel  yang jadi sumbernya memang telah memiliki basis penggemar yang sangat banyak. Ketika diadaptasi menjadi sebuah anime, dengan kualitas yang sensasional pula, penggemar tak henti-hentinya berucap terima kasih kepada studio ini.

Aksi dan koreografi yang dibalut gaya visual khas Ufotable yang memukau masih menjadi daya pikat utamanya. Beberapa servant, seperti Lancer dan Rider, tampil nyaris tanpa cela sehingga membuat penggemar bersedih hati ketika keduanya harus tewas dengan cara yang menyakitkan. Namun, kedua servant tersebut, meski bertahan hingga akhir, tetap akan kesulitan untuk menyingkirkan kedigdayaan popularitas Saber dan Gilgamesh.

***

Banyak orang menganggap bahwa megahnya animasi studio ini bersumber dari anggaran produksi yang masif. Anggapan ini sebetulnya keliru. Kunci kesuksesan Ufotable dalam meracik animasi, terlepas dari segala hal berbau teknis, adalah sumber daya manusia yang ditata sistematis. Ini juga yang menjadi alasan mengapa studio yang berlokasi di Prefektur Tokyo ini hanya merilis satu atau dua karya dalam periode satu tahun.

Bagaimana menurut kalian? Apakah anime favorit kalian masuk daftar di atas? Kalau enggak, sebut saja di kolom komentar, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.