Agama Star Wars Jediisme, Sungguhan atau Sekadar Lelucon?

Bagaimana keseriusan ajaran agama Star Wars Jediisme? Seberapa diakui agama dengan pengikut terbanyak ke-7 di Inggris ini?


Star Wars. Waralaba perfilman ini bisa dibilang memiliki jutaan penggemar di dunia yang berasal dari berbagai macam kalangan usia, baik muda maupun tua. Waralaba lintas media yang diprakarsai George Lucas ini juga memiliki sejumlah hal yang ikonis di dalamnya, seperti para kesatria Jedi yang menjadi fokus utama dari tiap seri filmnya.

Star Wars punya catatan besar dalam kebudayaan populer. Apakah kalian mengetahui bahwa di dunia nyata ini terdapat Jedi sungguhan? Jedi yang dimaksud bukanlah kesatria dengan lightsaber yang memerangi Dark Side seperti pada filmnya, melainkan sebutan bagi penganut Jediisme. Yap, nyatanya, ‘agama’ tersebut memang benar ada di dunia dan kini sudah memiliki ratusan ribu lebih pengikut, loh.

Lantas, paham apakah yang dianut para pengikutnya? Lalu, apakah Jediisme hanyalah keisengan belaka dari penggemar Star Wars atau memang sebuah agama serius? Untuk mengenal lebih dalam tentang Jediisme, KINCIR membahasnya secara mendalam di bawah ini!

Berawal dari Lelucon Sensus Penduduk

Via istimewa

Istilah ‘Jedi’ pertama kali muncul pada 1977, tepatnya saat film Star Wars Episode IV – A New Hope rilis di bioskop. Namun, penggambaran mengenai Jedi yang lebih terasa jelas ada di trilogi prekuel Star Wars yang dimulai sejak 1999. Pada ketiga film tersebut, terungkap bahwa ada sejumlah aturan dan larangan yang harus dipatuhi untuk menjadi seorang kesatria Jedi dan dianggap bersifat religius.

Lalu, pada sensus 2001, muncul sebuah fenomena di beberapa negara yang mana penduduknya menuliskan ‘Jedi’ atau ‘Kesatria Jedi’ sebagai agama mereka. Salah satu negara yang warganya melakukan hal tersebut adalah Inggris dan Wales dengan total 390.217 atau sekitar 0,7% dari total populasinya saat itu. Bahkan, penduduk beragama Jedi mengalahkan mereka yang menganut ajaran Budha pada tahun tersebut di Inggris.

Persebaran agama Jedi di Inggris dan Wales.
Persebaran agama Jedi di Inggris dan Wales. Via Istimewa.

Akan tetapi, hal tersebut enggak secara langsung membuat paham Jedi sebagai sebuah agama resmi di Inggris. Badan Statistik Nasional di Inggris hanya mengaggap fenomena tersebut sebagai candaan yang justru membantu mereka mendata penduduk negaranya pada sensus 2001. Apalagi, sempat beredar e-mail yang menyuruh orang untuk menuliskan Jedi sebagai agama mereka, khususnya bagi para pencinta Star Wars.

Meskipun terkesan sebagai lelucon bagi sejumlah pihak, data sensus tersebut ternyata membuat sebagian orang menjadi serius untuk mempertimbangkan Jediisme sebagai agama sungguhan. Salah satunya adalah John Henry Phelan yang mendirikan Temple of the Jedi Order di Texas, Amerika Serikat pada 2005.

John Henry Phelan .
John Henry Phelan . Via Istimewa.

Enggak berhenti sampai situ, ajaran tersebut juga mulai dikenalkan di Inggris lewat Church of Jediism pada 2007 silam yang diciptakan oleh Daniel Jones. Gereja milik Jones ini bisa dibilang memiliki penganut Jediisme terbanyak di dunia saat ini.

Soalnya, pada sensus penduduk yang kembali dilakukan di Inggris pada 2011, tercatat bahwa ada lebih dari 170 ribu orang yang menganut ajaran tersebut. Hal ini pun membuat Jediisme menjadi agama terpilih paling banyak ke-7 di Inggris walaupun tetap enggak diresmikan.

Bukan Agama Fiksi, tapi Terinspirasi Star Wars

Melihat perkembangan dari Jediisme tersebut, timbul sebuah pertanyaan: ajaran seperti apa yang diterapkan oleh penganutnya? Well, secara garis besar pemahaman mereka enggak terlalu berbeda dengan Jedi di Star Wars karena memang terinspirasi dari waralaba tersebut. Mereka menaati Force, sebuah kekuatan metafisik yang diyakini para Jedi sebagai sifat mendasar dari alam semesta yang ada dalam diri mereka.

Meskipun begitu, dalam doktrin Temple of the Jedi Order ditekankan bahwa Jediisme bukanlah agama fiktif belaka. Para Jedi juga menyatakan bahwa mereka enggak menyembah George Lucas selaku kreator Star Wars layaknya Tuhan.

Nilai-nilai Jediisme.
Nilai-nilai Jediisme. Via Istimewa.

Lagipula, enggak semua penganut dari Jediisme adalah penggemar dari Star Wars. Mereka hanya mengaggap ajaran yang diterapkan dalam Jediisme mirip dengan filosofi yang ada di waralaba tersebut.

Salah satu hal yang mirip dari ajaran Jediisme dengan versi filmnya ada kode moral para Jedi. Di semesta fiksi Star Wars, kode moral membuat para Jedi tetap berhati murni dan terhindar dari rasa amarah yang lekat dengan Dark Side. Sedangkan, di Jediisme kode tersebut digunakan untuk mengingatkan pengikutnya bertobat dari ketidakpedulian dan kecerobohan agar meraih pengetahuan serta keseimbangan.

Selain memiliki kemiripan dengan filosofi fiksi di Star Wars, Jediisme juga dipercaya menggabungkan ajaran dari beberapa agama di dunia nyata. Salah satu dari 16 ajaran doktrin The Temple of the Jedi Order menasehati penganutnya untuk bermiditasi dan merenung agar mendapat pikiran yang jernih. Hal ini diduga berasal dari ajaran agama Buddha.

Via istimewa

Di sisi lain, menurut John Henry Phelan selaku pendiri dari The Temple of the Jedi Order, Jediisme jutru lebih ‘terbuka’ ketimbang agama lain di dunia nyata. Soalnya, sebelum menganut Jediisme, Phelan sempat beragama Kristen. Alasan dia berpindah agama adalah adanya larangan pernikahan sesama jenis di Kristen.

“(Agama) bukanlah sebuah buku tertutup. Ada hal yang terkadang diyakini sejumlah orang tapi ternyata salah. Kami (Jediisme) terbuka untuk berubah,” ungkap Phelan.

Jika bisa ditarik kesimpulan, Jediisme adalah sebuah keyakinan yang menggabungkan filosofi dari beberapa ajaran lainnya. Meskipun begitu, tujuan dari agama ini enggak jauh dari menghadirkan rasa kedamaian dari pengikutnya dan menjunjung tinggi perbedaan serta kedamaian dengan kelompok lainnya.

via GIPHY

‘Agama Penggemar’ Tanpa Kontribusi Sosial

Daniel Jones (pendiri Church of Jediism) dan penganut Jediisme.
Daniel Jones (pendiri Church of Jediism) dan penganut Jediisme. Via Istimewa.

Terlepas dari mereka yang enggak mau disamakan dengan agama fiktif di Star Wars, nyatanya mayoritas pengikut Jediisme adalah penggemar waralaba tersebut. Salah satunya adalah Brenda West yang merupakan anggota sekaligus juru bicara The Temple of the Jedi Order yang, seperti kebanyakan penggemar, juga membenci trilogi prekuel Star Wars.

Di sisi lain, menurut Andy Young selaku penganut Jediisme di Inggris, memang banyak penggemar yang ingin bergabung hanya untuk mempelajari teknik telekinesis layaknya para Jedi di film. Namun, Young juga mengungkapkan penggemar yang hanya mencari pelatihan konyol tersebut cenderung enggak bertahan lama di Jediisme.

Ya, sebenarnya Church of Jediisme juga menawarkan sejumlah pelatihan di dalamnya. Akan tetapi, pelatihan yang dimaksud bukanlah cara untuk memindahkan barang tanpa menyentuhnya, melainkan mengasah otak serta meditasi. Selain itu, hal tersebut juga enggak dilakukan dengan bertemu langsung dengan pelatihnya, tapi secara online.

Church of Jediisme juga punya semacam ‘kitab suci’ yang berisi pemahaman tentang spiritualisme zaman modern. Lalu, bagaimana pendapat Disney atau George Lucas? Daniel Jones mengatakan bahwa Disney berisi orang-orang kreatif. Disney bilang, “silakan tulis buku tentang apa saja yang kamu mau, selama tak melanggar hak cipta.” Jadi, jelas ada batasan legalnya meski membebaskan.

Lalu, mengingat anggotanya banyak penggemar Star Wars, mereka juga bisa dibilang antusias ketika ada film terbaru dari waralaba tersebut. Meskipun begitu, mereka menontonnya bukan dari perspektif penggemar aja, tapi juga perspektif kepercayaan. “Jediisme bukan fan group, tetapi telah menjadi sesuatu yang lain,” ucap anggota Church of Jediism bernama Patrick Day-Childs.

Selain pelatihan, Church of Jediism juga membuka jasa untuk pernikahan serta pemakaman dengan prosesi layaknya Jedi. Hal ini pun dapat dilakukan buat siapapun, entah itu penganut Jediisme atau sekadar penggemar Star Wars. Untuk penggemar, upacara pernikahan ataupun pemakamannya enggak akan dilakukan secara Jediisme, melainkan dibalut dengan tema Star Wars saja.

Pernikahan secara Jediisme
Pernikahan secara Jediisme Via Istimewa.

Sayangnya, Jediisme kurang berkontribusi bagi masyarakat umum. Satu-satunya tindakan penganut Jediisme yang bisa dibilang berkaitan dengan isu sosial adalah saat mereka mengecam gereja Skotlandia yang menolak peraturan baru negara tersebut yang membolehkan pernikahan sesama jenis.

Faktanya, hal tersebut juga dilakukan demi kepentingan kelompok mereka sendiri. Pasalnya, di dalam peraturan tersebut ada aturan yang juga membolehkan organisasi non-agama untuk melakukan upacara pernikahan, termasuk Jediisme. Jadi, alasan Jediisme kini bisa membuka jasa pernikahan adalah karena mereka mendukung peraturan tersebut.

Diakui di Amerika, Ditolak di Inggris

Seperti yang sudah dibahas sedikit pada bagian pertama, Jediisme berawal dari lelucon terkait sensus penduduk. Setiap kali ada pembahasan terkait agama ini, pasti terdapat bagian juga yang mengungkit hal tersebut. Maka, enggak mengherankan kalau Jediisme sering dianggap sebagai candaan belaka. Akan tetapi, jika melihat dari keseriusan mereka dalam membangun sebuah ajaran serta filosofi pada poin kedua, Jediisme bukanlah agama sembarangan.

Hal ini bisa dilihat dari The Temple of the Jedi Order yang dibebaskan pajak dari IRS (Agensi pajak di Amerika Serikat) pada 2015 silam. Menurut Phelan, hal tersebut menjadi bukti bahwa secara enggak langsung pemerintah Amerika Serikat mengakui keberadaan Jediisme sebagai agama.

Sayangnya, hal ini enggak berlaku bagi The Temple of the Jedi Order yang berada di Inggris. Pasalnya, pengajuan mereka untuk status organisasi amal ditolak oleh Komisi Amal Britania Raya. Menurut badan tersebut, Jediisme kekurangan unsur spiritual yang diperlukan dalam suatu agama.

Selain itu, untuk diklasifikasikan sebagai agama, Jediisme harus memiliki dampak positif bagi masyarakat pada umumnya. Sedangkan, menurut komisi tersebut, Jediisme cenderung lebih berfokus kepada anggota di dalamnya ketimbang komunitas sosial.

Penolakan tersebut masih belum menutup kemungkinan bahwa pada masa mendatang Jediisme bakal menjadi sebuah agama resmi di berbagai negara. Soalnya, ada juga sebuah agama resmi bernama Scientology yang didirikan oleh penulis novel fiksi-ilmiah bernama L. Ron Hubbard pada 1953. Jadi, bisa saja, ‘kan, Jediisme yang terinspirasi dari film fiksi juga dijadikan sebagai agama resmi?

***

Menurut kalian, apakah Jediisme layak disebut sebagai agama? Lalu, apakah kalian yang menggemari Star Wars tertarik untuk bergabung ke dalamnya? Bagikan pendapat kalian di kolom komentar dan ikuti terus KINCIR untuk informasi menarik lainnya seputar perfilman, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.