Cek 10 Fakta di Balik Layar sebelum Nonton Film 1917!

*Artikel ini enggak mengandung spoiler film 1917. Kalian bisa baca sampai selesai tanpa takut terpapar bocoran mengganggu.

Film 1917 bisa dibilang udah menggemparkan dunia layar lebar. Bagaimana enggak? Film perang yang digarap Sam Mendes ini bukan hanya menjual fakta sejarah, tapi juga teknik pengambilan gambar yang berbeda dari film-film perang lainnya. Penasaran? Baca review-nya di sini.

Film ini mengusung konsep one shot, yakni gambar berpindah terus-menerus tanpa adanya jeda. Seolah-olah, kita dibawa ke dalam mata seorang tokoh kemudian mata itu akan melihat semua hal secara kontinyu sampai film berakhir. Bedanya, film 1917 mengambil sudut pandang orang ketiga yang mengikuti pergerakan terbatas dari dua prajurit untuk menyelesaikan misi. Jadi, kita seakan menonton walkthrough game.

Demi mengesankan penonton, bukan hal yang mudah dipraktekan. Banyak detail rumit yang wajib diperhatikan. Enggak heran, film ini berhasil memenangkan 77 piala penghargaan dan menjadi nomine pada 145 kategori, termasuk Piala Oscar 2020 yang dihelat 10 Februari mendatang.

Nah, sambil menunggu film 1917 tayang di bioskop Tanah Air pada 22 Januari, yuk, simak fakta di balik pembuatannya di bawah ini!

1. Sembilan Menit

Dok. Universal Pictures

Sebagian besar pujian untuk film 1917 yakni soal gaya sinematiknya yang berani. Seluruh film ini seakan seperti syuting tunggal yang terus-menerus untuk membawa penonton dalam perjalanan perang yang intens.

Sebenarnya, pengambilan gambar enggak dilakukan ‘sekali jalan’ atau sekali take selama 2 jam. Mendes mengambil one shot dalam beberapa menit. Dan, rekaman one shot terlamanya yakni 9 menit dengan jumlah 65 hari syuting. Rekaman tersebut kemudian disatukan senatural mungkin.

2. Terasa Hanya Pakai Satu Kamera

Dok. Universal Pictures

Sam Mendes enggak bekerja sendirian di belakang kamera. Dia bekerja sama dengan sinematografer terkenal, Roger Deakins, dan tim mereka yang jelas menggunakan berbagai kamera yang berbeda sepanjang syuting.

Hebatnya, meski banyak kamera yang dipakai, Mendes berhasil menciptakan fokus seakan hanya ada satu kamera yang digunakan dan menggabungkannya menjadi satu. Alasannya, Mendes ingin penonton terhubung dan tenggelam dalam aksi para pemeran.

3. Persiapan Akting 6 Bulan

Dok. Universal Pictures

Memulai syuting dan berakting merupakan hal terberat. Para kru dan pemain ingin mempersembahkan secara maksimal. Makanya, mereka rela mempersiapkan selama enam bulan, termasuk gladiresik syuting, sebelum syuting yang sebenarnya dimulai.

Para kru berlatih secara bertahap untuk menciptakan adegan. Begitu juga dengan para pemeran, bukan hanya reading naskah, tapi juga cara menembak dan arah berlari. Hal ini memungkinkan untuk meminimalisir kesalahan saat syuting sebenarnya dimulai.

4. Film Perang Berunsur Thriller

Dok. Universal Pictures

Walaupun film ini cukup jelas tentang Perang Dunia I dan film perang dari kisah nyata, Sam Mendes mengatakan bahwa dia berusaha keras untuk memastikan bahwa film 1917 bukan film sejarah yang serius.

Kalau penonton enggak tahu fakta sejarah perang yang jadi latar film ini sebenarnya enggak masalah. Latar sejarah memang penting, tapi bukan berarti penonton yang enggak tahu fakta jadi enggak mengerti. Soalnya, film 1917 dibuat Sam Mendes untuk menunjukkan journey-nya si tokoh utama. Jadi, kalau film ini terasa lebih thriller dibanding film perang konvensional, memang itu tujuannya.

5. Dua Jam yang Berdetak

Mengambil aspek thriller pada 1917 merupakan satu langkah yang bernilai unik dibanding film perang lainnya. Sam Mendes mengakui bahwa dia ingin menyuguhkan film selama 2 jam secara real time. Membuat film layaknya jarum detik pada jam yang selalu berdetak.

Alasannya, untuk mengunci penonton dan merasakan ketegangan yang sama dengan para tokoh. Caranya, setiap detik yang dibuatnya harus punya ketegangan yang meningkat sepanjang film.

6. Film Terbaik dan Tersulit Sam Mendes

Dok. Universal Pictures

Film 1917 bisa dibilang sebagai sebagai film terbaik Sam Mendes sejauh ini, dan memang seharusnya begitu. Mendes juga mengklaim bahwa film ini adalah proyek yang paling sulit secara teknis yang dia lakukan sepanjang kariernya.

Faktanya, memang menciptakan sebuah mahakarya pasti harus punya hasil yang membuat semuanya sepadan. Mendes pun berani melakukannya meski harus beresiko enggak laku. Mendes juga menyatakan bahwa kelegaan terbesarnya adalah saat dirinya berani dan berhasil melakukan hal yang besar juga beresiko.

7. Gabungan Sejarah

Dok. Universal Pictures

Film 1917 secara teknis enggak berdasarkan pada satu kisah nyata individu, itulah sebabnya mengapa film ini enggak dicap sebagai film perang biopik. Sebaliknya, film ini berdasarkan pada berbagai cerita berbeda yang Sam Mendes dengar dari kisah pribadi kakeknya saat Perang Dunia I.

Kakek Mendes memang seorang prajurit PD I. Saat itu tugasnya harus menyampaikan pesan ke berbagai pos pada sore hari. Dia harus bergerak melewati No-Man’s Land, yang jelas kematian bisa merenggutnya sewaktu-waktu. Dari kisah heroik ini, Mendes menggunakannya sebagai titik awal untuk plot dalam film 1917.

8. Tantangan di Medan Perang

Dok. Universal Pictures

Menerima tantangan untuk membuat film one shot udah pasti enggak mudah. Banyak resiko yang harus diambil sutradara. Sam Mendes mengakui bahwa tantangan terbesar dari film dengan bujet 100 juta dolar (Rp1,3 triliun) ini adalah harus berurusan dengan medan perang dan melakukan adegan-adegan yang intensif dalam satu bagian selama 65 hari syuting.

Saat di set lokasi medan perang, Mendes harus mengatur 500 pemain ekstras (yang dipilihnya sendiri) dan menggunakan berbagai efek ledakan, sambil mengatur kamera dengan dua pemeran utama. Apalagi jika adegan belum sempurna, harus diulang hingga terlihat yang diharapkan.

9. Menyerah pada Gangguan Cuaca

Dok. Universal Pictures

Di samping teknis pembuatan film yang jelas sulit, salah satu bagian tersulit adalah harus berurusan dengan alam seperti cuaca. Jelas, Sam Mendes bisa membuat film perang terbaik dalam sejarah. Dia bisa mengatasi semua tantangan teknis, tapi soal cuaca, Mendes angkat tangan.

Dengan konsep one shot yang diusung, gangguan cuaca akan jadi masalah. Mengingat, Mendes harus mempersiapkan set medan perang semaksimal mungkin dengan waktu yang enggak sebentar. Jika tiba-tiba cuaca mendung atau turun hujan, pastinya bakal repot. Makanya, Mendes dan krunya selalu memperhatikan cuaca tiap menitnya.

10. Gara-gara Korek Api

Dok. Universal Pictures

Dari sekian banyak masalah di lokasi, ada satu masalah sepele yang menghambat produksi, yakni masalah korek api yang enggak berfungsi saat digunakan oleh Andrew Scott sebagai Letnan Leslie. Dirinya memang hanya cameo, tapi syutingnya bikin Sam Mendes geleng-geleng kepala.

Bagaimana enggak? Adegan tersebut udah menjalani one shot selama 7 menit. Ketika Scott kesulitan memantikkan api, udah pasti adegan diulang dari awal. Bukan sesederhana kembali mengambil gambar ulang, melainkan banyak biaya produksi yang terbuang.

***

Dari usaha yang dikorbankan Sam Mendes, dirinya berhasil mengantarkan film ini menjadi film perang dengan konsep one shot yang jadi kandidat “Film Terbaik” Oscar 2020. Bukan hanya satu kategori, ada 10 kategori dalam ajang Piala Oscar yang diraihnya. Kalau usahanya seperti di atas, enggak heran jikalau Mendes berhasil membawa pulang Piala Oscar 2020.

Nah, buat yang udah nonton saat midnight pada 18 Januari lalu, bagaimana pendapat kalian? Buat yang belum nonton, udah siap luangkan waktu nonton film 1917 pada 22 Januari nanti? Bagikan pendapatmu di kolom komentar, ya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.