(HOTLIST 2019) 5 Film Hollywood yang Gagal Untung

Istilah Box Office diberikan buat film-film populer yang berhasil mencetak keuntungan. Keuntungan di sini tentunya dilihat dari pendapatan yang jauh lebih besar dari bujet, ya. Akan tetapi, dalam industri perfilman Hollywood, banyak juga ternyata yang enggak mencetak keuntungan. Nah, film-film seperti ini disebut “Box Office bomb”.

Tahun ini pun ternyata banyak film yang enggak berhasil jadi Box Office hit. Bahkan, kalian mungkin enggak menyangka bahwa ada judul-judul ambisius di dalam daftar yang bakal KINCIR bagikan ini. Langsung aja simak, yuk!

1. Hellboy

Sebenarnya, enggak ada yang salah dengan Hellboy versi Guillermo del Toro yang rilis pada 2004 dan sekuelnya yang rilis pada 2008. Keduanya mencetak hit dan juga disukai kritikus, bahkan dengan nominasi buat kategori “Best Make-up” dalam 81st Academy Awards. Hellboy II: The Golden Army pun enggak memberikan akhir yang menggantung sehingga dirasa perlu dibikin sekuelnya lagi. Akan tetapi, setelah 10 tahun film keduanya rilis, kabar pun bermunculan soal proyek lanjutan Hellboy.

Setelah beberapa kali mundur tayang, Hellboy pun rilis pada 2019 sebagai film ketiga dalam trilogi yang diadaptasi dari Dark Horse Comics ini. Enggak mau membawa del Toro, Lionsgate pun merekrut Neil Marshall sebagai sutradara dan David Harbour (Stranger Things) sebagai Anung Un Rama alias Hellboy. Namun, kenyataan pahit pun datang karena ternyata film R-rated ini dianggap enggak punya cerita yang kuat kayak versi del Toro dan juga terlalu “mengerikan”.

Untungnya, akting David Harbour dan efek make-up-nya tetap mendapat pujian, loh. Hasilnya, film ini gagal jadi Box Office karena cuma berhasil mencatatkan pendapatan 44,6 juta dolar (sekitar Rp622 miliar) melawan bujet 50 juta dolar (sekitar Rp697 miliar). Sayang banget, ya!

2. Playmobil: The Movie

Film tentang mainan juga ternyata enggak selalu jadi favorit. Tetralogi Toy Story, The Lego Movie, hingga Wreck-It Ralph mungkin pengecualian buat kategori film ini. Soalnya, tahun ini, Playmobil: The Movie nyatanya enggak berhasil jadi primadona.

Film animasi komedi-petualangan ini banyak mendapatkan ulasan negatif karena perkembangan cerita yang menyedihkan kalau dibandingkan sama The Lego Movie. Ditambah lagi, soundtrack-nya pun biasa banget.

Hal yang paling menyedihkan, rilis pada 9 Agustus 2019 di Inggris dan 6 Desember 2019 di Amerika Serikat, film ini juga enggak berhasil menarik perhatian penonton keluarga. Soalnya, dari bujet 40 juta dolar (sekitar Rp558 miliar), film garapan Lino DiSalvo ini cuma meraih pendapatan 13,8 juta dolar (sekitar Rp192 miliar).

Nama Adam Lambert, Meghan Trainor, hingga Daniel Radcliffe yang masuk jajaran pengisi suara pun enggak berhasil menyelamatkan film ini dari kerugian.

3. Replicas

Sebelum mencetak hits lewat John Wick: Chapter 3 – Parabellum, Keanu Reeves sempat bermain dalam Replicas garapan Jeffrey Nachmanoff yang rilis pada 11 Januari 2019. Keanu Reeves jadi ilmuwan yang berusaha keras menghidupkan kembali istri dan dua anak perempuannya. William (karakter yang diperankan Keanu) mengembangkan proyek kloning kesadaran orang yang udah meninggal ke robot android bersama rekannya, Ed Whittle.

Dengan premis tersebut, Replicas bisa aja jadi film yang oke kalau lebih banyak menekankan kepada unsur fiksi ilmiah dan drama keluarganya. Sayangnya, kritikus dan penonton awam sepakat menilai film ini penuh plot hole dan perilaku konyol yang enggak masuk akal.

Makanya, selain dapat kritik negatif, film ini pun enggak berhasil meraih keuntungan atau bahkan duduk di puncak Box Office. Dari bujet 30 juta dolar (sekitar Rp418 miliar), pendapatan yang diraih selama penayangannya cuma 9,2 juta dolar (sekitar Rp128 miliar).

4. The Kid Who Would Be King

Kalau kritikus dan penonton sepakat atas film Replicas, The Kid Who Would Be King justru sebaliknya. Kritikus menilai tinggi film ini, dengan skor di Rotten Tomatoes mencapai 89% dari 183 ulasan. Film yang dibintangi oleh anak cowok Andy Serkis, Ashbourne Serkis, ini memang tipikal film keluarga. Hidup Alex (Serkis) berubah setelah tanpa sengaja mencabut pedang Excalibur dari tempatnya. Usut punya usut, Alex ternyata masih keturunan Raja Arthur.

Dari bocah 12 tahun biasa yang sering dirundung di sekolah, berubahlah Alex menjadi ksatria yang mesti melawan serangan dunia bawah yang diinisiasi penyihir jahat Morgana. Dibantu Merlin dan bersama Ksatria Meja Bundar baru, film ini menawarkan petualangan yang enggak habis-habis.

Sayangnya, entah karena tanggal rilisnya yang nanggung bukan saat liburan sekolah (film ini rilis pada 25 Januari) atau karena penonton merasa udah cukup muak dengan kisah Excalibur dan Raja Arthur, film garapan Joe Cornish ini cuma berhasil meraih pendapatan 32,1 juta dolar (sekitar Rp447 miliar). Bujetnya sendiri mencapai 59 juta dolar (sekitar Rp823 miliar), loh.

5. Tolkien

Trilogi The Lord of the Rings memang fenomenal dan melegenda banget. Film ini enggak cuma diakui kritikus dan juga Academy, tapi juga dinilai sebagai film adaptasi novel terbaik oleh para penggemar bukunya.

Makanya, enggak heran total pendapatan ketiga filmnya mencapai 2,9 miliar dolar (sekitar Rp40 triliun), padahal bujetnya cuma 281 juta dolar (sekitar Rp3,9 triliun). Film seri The Lord of the Rings memang sukses besar. Mungkin pengalaman ini yang bikin Fox Searchlight Pictures berpikir bakal mengulang sejarah yang sama kalau bikin film tentang kreatornya, J. R. R. Tolkien.

Tolkien merupakan drama biografi yang dirilis di Amerika Serikat pada 10 Mey 2019. Film yang disutradarai oleh Dome Karukoski ini dibintangi Nicholas Hoult (X-Men: First Class) sebagai Tolkien.

Mengangkat kisah Tolkien sejak masa kecil hingga dewasa, film ini dianggap terlalu melodramatis, tapi kurang imajinatif buat sebuah film tentang penulis paling imajinatif sepanjang masa. Makanya, selain mendapatkan cukup banyak ulasan negatif, Tolkien juga enggak laku di pasaran. Dari bujet 20 juta dolar (sekitar Rp279 miliar), film ini cuma berhasil mencatatkan pendapatan global 9 juta dolar (sekitar Rp125 miliar).

***

Dalam dunia perfilman, bukan cuma para sineas yang berkompetisi mendapatkan pengakuan para kritikus dan anggota Academy (buat mendapatkan Piala Oscar). Namun, rumah produksi pun bersaing buat merebut hati penonton dan justru bisa dibilang inilah tujuan utama pembuatan film: mencetak keuntungan.

Sayangnya, enggak ada ilmu pasti yang bisa menghitung peluang sebuah film bisa sukses atau enggak. Bahkan, film yang difavoritkan kritikus pun bisa aja gagal di Box Office. Sebaliknya, film yang dinilai buruk oleh para kritikus malah jadi favorit penonton awam dan mencetak untung besar.

via GIPHY

Selain lima film dalam daftar di atas, sebetulnya, masih ada lagi film yang gagal jadi hit, tapi untung tipis. Dark Phoenix, Doctor Sleep, dan Charlie’s Angels, misalnya, cuma meraih pendapatan sedikit lebih banyak dari bujetnya. Dengan untung tipis, sebetulnya bisa dibilang film-film tersebut enggak menyumbang keuntungan buat rumah produksinya. Namun, seenggaknya ketiga film itu enggak rugi.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.