10 Film Indonesia Pertama yang Digarap Sineas Dunia

Seperti yang kalian ketahui, film Indonesia dalam beberapa tahun ke belakang ini sedang mengalami peningkatan, baik itu dari segi kualitas ataupun minat penonoton. Pada 2018 aja, ada 14 film lokal yang berhasil meraih lebih dari satu juta penonton. Namun, apakah kalian tahu tentang sejarah dari dunia perfilman Tanah Air?

Industri perfilman Indonesia memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Bahkan, pada era ’80-an, film-film produksi lokal seperti Catatan Si Boy (1987) dan Blok M (1990) yang menjadi raja di bioskop Indonesia, mengalahkan film impor. Akan tetapi, jauh sebelum tahun tersebut udah ada sejumlah film yang dinobatkan sebagai film pertama yang diproduksi di Indonesia.

Nah, berikut ini KINCIR udah merangkum 10 film pertama yang diproduksi di Indonesia yang tentunya digarap oleh sineas luar negeri. Pastinya, daftar berikut ini bakal menambah pengetahuan kalian seputar dunia perfilman Indonesia. Yuk, simak!

 

1. Loetoeng Kasaroeng (1926)

Via Istimewa

Disutradarai oleh seniman Belanda L. Heuveldorp, film Loetoeng Kasaroeng merupakan film pertama yang diproduksi di Hindia Belanda, jauh sebelum terciptanya nama Indonesia. Film yang diproduksi N.V. Java Film ini mengambil kisah dari cerita Si Lutung yang Tersesat yang sangat populer di kalangan masyarakat Sunda pada zaman itu. Meskipun film yang memiliki format film bisu tersebut diproduksi orang Belanda, tapi aktor dan aktrisnya sebagian besar berasal dari pribumi, lho!

 

2. Eulis Atjih (1927)

Via Istimewa

Film yang berkisah tentang ketangguhan seorang wanita setelah jatuh miskin akibat suaminya yang hobi berfoya-foya ini merupakan karya debut dari sutradara G. Kruger. Film bisu produksi Java Film ini dinilai meraih kesuksesan komersial di Indonesia, meskipun enggak bisa menembus pasar internasional. Pada saat pemutarannya, film yang diangkat dari novel karangan Joehana ini diiringi oleh kelompok musik keroncong yang dipimpin Kajoon, musisi terkenal pada era tersebut.

 

3. Lily Van Java (1928)

Via Istimewa

Lily Van Java merupakan film Indonesia pertama yang sebagian besar proses produksinya dipegang oleh etnis Tionghoa, mulai dari sutradara hingga pemainnya. Namun, sebelumnya film yang berkisah tentang pernikahan terpaksa seorang gadis tersebut disutradarai oleh orang Amerika Serikat bernama Len H. Roos. Film yang kemudian digarap oleh Nelson Wong ini sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia pada saat itu. Bahkan, Lily van Java sampai diputar berulang kali hingga filmnya rusak.

4. Resia Boroboedoer (1928)

Via Istimewa

Setelah Lily Van Java, film yang dibintangi aktris bernama Olive Young ini juga ditargetkan untuk para penonton yang berasal dari etnis Tionghoa. Film yang berkisah tentang gadis bernama Young Pei Fen yang mencari rahasia di Candi Borobudur ini dinobatkan sebagai film dengan biaya produksi termahal pada eranya. Sayangnya, hal tersebut juga lah yang membuat Nancing Film Co selaku rumah produksinya bangkrut.

 

5. Setangan Berloemoer Darah (1928)

Via Istimewa

Diadaptasi dari novel garapan Tjoe Hong Bok yang rilis pada 1927, Setangan Berloemoer Darah berkisah tentang seorang pemuda yang ingin membalasakan dendam akibat sang ayah dibunuh. Film ini disutradarai dan diproduksi oleh Tan Boen San, seorang etnis Tionghoa yang merupakan jurnalis di media Soeara Semarang. Lagi-lagi, film yang satu ini ditujukan untuk para etnis Tionghoa di Indonesia pada saat itu.

 

6. Njai Dasima (1929)

Via Istimewa

Cerita dari film yang digarap oleh Lie Tek Swie ini diangkat dari novel karangan G. Prancis terbitan 1896. Njai Dasima mengisahkan seorang nyai yang merupakan sebutan untuk wanita simpanan pada masa penjajahan. Film produksi Tan’s Film ini menuai sejumlah respon positif, baik dari penonton ataupun kritikus film. Sampai-sampai pada 1930 Njai Dasima dibuatkan sekuelnya dengan judul Nancy Bikin Pembalesan.

7. Rampok Preanger (1929)

Via Istimewa

Setelah sukses dengan Lily Van Java, Nelson Wong kembali lagi menggarap film di Tanah Air. Kali ini, film yang digarapnya tersebut mengambil genre aksi dengan dibintangi penyanyi keroncong asal Bandung yang bernama Ining Resmini. Namun, enggak terlalu banyak yang diketahui soal film yang kabarnya diadaptasi dari kisah film di Amerika Serikat tersebut.

 

8. Si Tjonat (1929)

Via Istimewa

Film yang satu ini mengambil kisah tentang seorang bandit asal Sunda yang kabur ke Batavia setelah membunuh temannya. Sesampainya di kota yang kini bernama Jakarta tersebut, bandit yang dijuluki si Tjonat ini pun jatuh cinta dengan seorang gadis keturunan Tionghoa bernama Lie Gouw Nio. Film yang disutradarai oleh Nelson Wong dan diadaptasi dari novel karangan F.D.J. Pangemanan ini awalnya dimaksudkan untuk menjadi sebuah serial.

 

9. Boenga Roos dari Tjikembang (1931)

Via Istimewa

Boenga Roos dari Tjikembang menjadi film bersuara pertama yang diproduksi di Indonesia. Diangkat dari novel Melayu terbitan 1927, film tersebut bercerita tentang kisah cinta sepasang kekasih dari dua etnis yang berbeda, yaitu Tionghoa dan Pribumi. Film yang digarap oleh The Teng Chun ini bahkan pernah dipentaskan dalam acara Union Dalia Opera dan juga menjadi film yang diakui sebagai karya Indo-Tionghoa.

Honorable Mention: Darah dan Doa (1950)

Via Istimewa

Berbeda dengan film-film sebelumnya, Darah dan Doa merupakan film Indonesia pertama yang diproduksi sepenuhnya oleh keturunan Pribumi. Film yang digarap oleh Usmar Ismail ini berkisah tentang percintaan antara pejuang Indonesia dengan seorang wanita Belanda yang menjadi tahanannya. Film yang satu ini bisa dibilang menjadi titik paling bersejarah bagi dunia perfilman Indonesia. Sebab, hari syuting pertama dari Darah dan Doa dinobatkan sebagai Hari Film Nasional yang jatuh setiap tanggal 30 Maret.

***

Nah, itulah sejumlah film Indonesia yang digarap sineas luar negeri. Sayangnya, menurut antrpolog asal Amerika Serikat, sebagian besar dari film tersebut udah hilang. Film apa yang pengen banget kalian tonton jikalau ada sutradara yang ingin mengadaptasinya? Yuk, share pendapat kalian di bawah dan pantengin terus KINCIR buat kabar seputar film lainnya, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.