7 Film Road Trip Mancanegara yang Filosofis

– Daftar film road trip di bawah ini sajikan pesan soal kehidupan.
– Bisa jadi inspirasi merenung saat liburan setelah musim COVID -19 selesai.

Tema perjalanan alias film road trip selalu menarik buat dibahas. Di dalam perjalanan, manusia enggak cuma berpindah dari satu tempat ke tempat lain: mereka akan banyak berpikir karena bertemu dengan banyak hal.

Makanya, film-film perjalanan selalu filosofis dan penuh makna. Pada saat itu, berbagai pemikiran akan muncul di kepala para tokoh. Jika mereka melakukannya bareng sama orang lain, itu akan memunculkan dialog yang inspiratif.

Ada banyak film dengan latar perjalanan yang bakal membuka pikiran kalian. Selain melihat berbagai latar tempat yang enggak membosankan, nonton film perjalanan akan memberikan kalian banyak pelajaran.

Mari tonton satu per satu film road trip mancanegara ini dan dapatkan inspirasi yang menarik.

1. Le Grand Voyage (2004)

Via Istimewa

Di antara berbagai film Prancis yang banyak mengangkat tentang konflik antara anak dan orang tua akibat perbedaan generasi, Le Grand Voyage merupakan salah satu yang paling mulus menampilkan konflik dan hubungan anak-orang tua. Kisahnya pun compact.

Reda, seorang remaja Prancis-Maroko, merasa kesal pada saat sang ayah memintanya untuk menemaninya buat pergi ke Mekkah. Pasalnya, Reda akan mengikuti ujian baccalaureat, sebuah ujian untuk mendapatkan ijazah. Karena ayahnya memaksa, Reda pun terpaksa ikut pergi. Reda lebih kesel saat sang ayah memaksa buat pergi pakai mobil.

Yap, bepergian ke Arab Saudi dengan mobil ke Prancis itu memungkinan. Jaraknya sekitar 5.900 km dan bisa ditempuh selama 60 jam menggunakan perjalanan darat.

Hubungan Reda dan ayahnya enggak cair. Sang ayah adalah orang Maroko yang masih memegang teguh budaya Maroko dan masih suka berbicara dengan bahasa Arab. Sementara itu, anaknya lebih suka menggunakan bahasa Prancis.

Namun, perjalanan itu mengubah persepsi Reda tentang sang ayah. Selain menemukan hal-hal menarik, perbedaan di antara keduanya ternyata bisa disatukan ketika ego diturunkan. Pasalnya, di dalam perjalanan, enggak ada pilihan lain selain ngobrol sama temen jalan kalian. Dari sana, lama-kelamaan kalian bisa berdamai dengan perbedaan.

Film Le Grand Voyage menggambarkan perbedaan generasi dengan cukup sempurna. Beberapa karya dari Prancis memang suka menggambarkannya lewat perbedaan bahasa, di mana sang anak selalu lebih “bangga” berbahasa Prancis dan enggak menggunakan bahasa nenek moyangnya.

Ditambah dengan berbagai sentuhan humanis, jadilah Le Grand Voyage sebuah feel good movie yang bisa bikin kalian ketawa, menitikkan air mata, sekaligus bahagia.

2. Tilik (2018)

Via Ravacana Films

Saat melakukan perjalanan bersama orang-orang terdekat, salah satu hal yang kalian lakukan buat mencairkan suasana mau enggak mau adalah ngobrol, layaknya yang terjadi di dalam Le Grand Voyage. Berangkat dari sana, Tilik menghadirkan konsep segerombolan ibu-ibu Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyewa truk buat menjenguk ibu Lurah.

Perjalanan diisi sama obrolan Bu Tejo, tetangga super nyinyir, dengan Yu Ning mengenai Dian, cewek cantik di kampung mereka. Bu Tejo mencurigai Dian sebagai cewek enggak benar, sementara itu Yu Ning membelanya dengan dalih bahwa enggak semua gosip itu benar.

Di perjalanan, obrolan dengan orang yang enggak cocok sama kalian bisa saja terjadi. Namun, mau enggak mau kalian harus berinteraksi sama dia karena enggak memiliki pilihan lain. Hanya ada dua pilihan: berdamai atau malah makin marahan karena terpaksa menyatukan dua pendapat yang berbeda. Opsi kedua dipilih buat ide film Tilik.

Film Tilik menampilkan dialog yang begitu alamiah. Debat pendapat antara kedua tokoh utama berjalan secara wajar bener-bener menggambarkan salah satu kelompok masyarakat di sana dengan baik. Enggak mengherankan, sih, kalau film ini jadi viral dan mendapatkan berbagai ulasan positif.

3. Up in the Air (2009)

Via Istimewa

Bagaimana kalau kalian adalah seseorang yang suka melakukan perjalanan seorang diri? Ada banyak hal yang akan kalian temui, mulai dari orang lain sampai dengan diri sendiri.

Ryan Bingham memiliki pekerjaan yang unik. Hampir setiap hari dia terbang dari satu tempat ke tempat lain buat memecat orang. Ya, ia adalah agen yang disewa untuk memberikan insight pada orang-orang yang mau dipecat supaya mereka bisa lebih optimistis.

Saking seringnya bepergian, dia enggak punya social life di kotanya, Omaha. Namun, Bingham menemukan banyak hal di perjalanan, salah satunya adalah seorang cewek yang bikin dia jatuh cinta. Meskipun kisah cinta itu enggak berakhir bahagia, setidaknya, Bingham menemukan makna kehidupan dari sana.

Perjalanan antara satu tempat ke tempat lain, terlebih ditambah beberapa distraksi kecil mulai dari kehadiran cewek yang bikin dia jatuh cinta sampai rekan kerja junior, perlahan mengubah Bingham menjadi seseorang yang lebih berempati dan memahami tujuan hidupnya.

4. Into the Wild (2007)

Via Istimewa

Ada perasaan aneh saat menonton Into the Wild. Kalian akan dibuat bahagia sekaligus sedih, diberi inspirasi sekaligus kegelisahan.

Film Into the Wild berkisah tentang seorang pria bernama Chris McCandless yang memutuskan buat pergi dari rumah untuk hidup di alam liar. Di sepanjang perjalanan, dia terlepas dari segala belenggu di dalam rumahnya, termasuk orangtua yang enggak akur.

Dia sempat menjadi gelandangan, bertemu dengan kaum gipsi, berbincang erat dengan orang-orang perkampungan sekitar di bar, membuka pikirannya. Namun, dia enggak selamat menghadapi kejamnya alam liar Alaska. Hal itu terjadi lantaran Chris kurang persiapan. Alam liar enggak seramah manusia.

Namun, terlepas dari kematiannya, Chris McCandless menemukan berbagai inspirasi, ketenangan, dan menemukan makna dirinya sendiri di dalam perjalanan menuju alam liar itu. Kadang, memang kalian harus keluar dari zona nyaman buat memahami hidup meskipun kalian tetap enggak boleh sembrono.

5. The Secret Life of Walter Mitty (2013)

Kapan terakhir kali kalian hidup tanpa rencana? Sejak kapan kalian mulai bisa menebak seperti apa hari kalian bakal berlangsung? Hal ini kerap dirasakan oleh kaum pekerja di perusahaan.

Tanpa perlu bocoran, mereka sudah tahu hari mereka bakal berjalan seperti apa. Bangun tidur-mandi-ke kantor-pulang-istirahat. Itulah yang dialami sama Walter Mitty, seorang pekerja di majalah.

Ketika majalahnya mau bermigrasi menjadi platform daring, Walter Mitty ditugaskan buat menyerahkan negatif foto edisi 25 sebagai “perayaan” untuk edisi terakhir berbentuk majalah. Masalahnya, fotografer foto yang bersangkutan, Sean O’Connell, susah banget buat dicari lantaran dia adalah seorang freelancer yang bisa ada di mana aja. Bahkan, dia menghubungi majalah LIFE via telegram.

Walter Mitty pun kemudian pergi buat mencari jejak Sean O’ Connell. Perjalanan Mitty keluar dari rutinitasnya memberikan dia insight baru sekaligus keberanian buat melakukan hal-hal yang sebelumnya dia risaukan.

6. The Way (2010)

Via Istimewa

Perjalanan juga bisa menjadi ruang bagi kalian untuk memaknai kehilangan. Agaknya itu yang mau ditegaskan sama film The Way.

Thomas Avery, seorang dokter, menerima kabar mengejutkan tentang kematian anaknya, Daniel Avery, dalam perjalanan ziarah ke makam St. James di Santiago de Compostela. Dia pun pergi ke sana dan itu bukan sekadar perjalanan untuk menemui jasad sang anak tetapi juga menemukan harapan di tengah kehilangan dan menemukan keikhlasan.

Film The Way bukan cuma filosofis, tetapi menyajikan kalian keindahan Le Chemin de Saint Jacques/La Camino de Santiago, yang merupakan rute dari berbagai peziarahan Kristiani.

7. Seoul Searching (2015)

Via Istimewa

Usai Perang Korea, arus migrasi dari Korea ke berbagai negara memang lumayan besar, salah satunya ke Hawaii. Nah, film ini menggunakan ide tentang para anak muda keturunan Korea tahun 1980-an di luar negeri yang mengikuti summer camp. Tujuan dari pengadaan wisata itu adalah supaya anak-anak muda Korea di luar negeri enggak lupa sama nenek moyangnya.

Namun, yang namanya anak muda, tentunya banyak melakukan pelanggaran peraturan dan kadang seenaknya. Budaya blak-blakan yang banyak dibawa dari negara lain sedikit berbenturan dengan budaya asli.

Nah, di sinilah uniknya film ini. Ia adalah film perjalanan, menelusuri beberapa tempat di Korea Selatan, sekaligus film tentang coming of age yang mengajarkan kita semua untuk enggak melupakan budaya asal.

***

Nonton film perjalanan di musim COVID-19 memang sedikit menyesakkan. Namun, film-film ini bisa dijadikan bahan untuk merenung dan merencanakan perjalanan yang bakal kalian lakukan saat dunia sudah kembali normal.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.