Keberadaan Mafia di Industri Film Hollywood, Penggerak dari Bawah Tanah

Seperti apa sih pengaruh mafia di industri film Hollywood? Kenapa mereka, kok, mau repot-repot mengurus dunia hiburan yang penuh dengan sorotan?


Nonton film The Godfather menyadarkan kita bahwa mafia enggak cuma berkecimpung di dalam dunia narkotika dan prostitusi aja. Mereka juga punya pengaruh buat menentukan karier seseorang di dunia hiburan. Johnny Fontane, tokoh dalam film The Godfather yang berprofesi sebagai penyanyi dan aktor, pada akhirnya mendapatkan peran di dalam sebuah film berkat campur tangan Don Vito Corleone, yang mengirimkan orang kepercayaannya buat membunuh kuda sang sutradara.

Pada masa lalu, pernah ada rumor bahwa kesuksesan penyanyi jazz Frank Sinatra enggak terlepas dari peran mafia di belakangnya. Bahkan, sosok Johnny Fontane kabarnya terinspirasi dari Frank Sinatra, hingga ia sempat memprotes proses produksi film The Godfather.

Frankie Valli, pentolan grup musik The Four Season dan pembawa lagu Can’t Take My Eyes of You, kariernya juga bergantung kepada para mafia yang notabene menguasai banyak bar.

Keberadaan Mafia di Industri Film Hollywood, Penggerak dari Bawah Tanah
Keberadaan Mafia di Industri Film Hollywood, Penggerak dari Bawah Tanah Via Istimewa.

Nah, seperti apa sih pengaruh mafia di industri perfilman Hollywood? Kenapa mereka, kok, mau repot-repot mengurus dunia hiburan yang penuh dengan sorotan? Ini bukan bicara soal genre mafia seperti serial Peaky Blinders, lho! Melainkan soal keberadaan mafia di dunia nyata.

Simak bagaimana mafia punya peran dalam berbagai macam film Box Office dan apakah pengaruh mereka sekuat yang digambarkan di film-film dan laman gosip.

Keberadaan Mafia di Industri Film Hollywood

Mickey Cohen, Sosok yang Menjalankan Hollywood dari Bawah Tanah

Mickey Cohen, Sosok yang Menjalankan Hollywood dari Bawah Tanah
Mickey Cohen, Sosok yang Menjalankan Hollywood dari Bawah Tanah Via Istimewa.

Nama Mickey Cohen ini enggak kalah legendaris dari Al Pacino, mafia Italia di Chicago. Layaknya Al Pacino, nama Mickey Cohen diabadikan di dalam banyak film, mulai dari film dokumenter, film biopik, sampai film fiktif seperti Gangster Squad yang “cuma minjem” nama dan identitas Mickey Cohen, lantaran kisah hidup Cohen di sana benar-benar fiktif.

Badannya pendek, tubuhnya juga kecil. Namun, mafia Yahudi-Ukraina ini pengaruhnya besar banget. Ia mengawali kariernya di dunia mafia dengan bekerja sama Benjamin “Bugsy” Siegel –mafia yang memprakarsai kehadiran Las Vegas sebagai kota penuh kasino– dan kemudian menjadi salah satu pemodal “bawah tanah” Hollywood.

Awalnya, Mickey Cohen ikut menangani proyek kasino besar Bugsy Siegel di Las Vegas yang bertajuk Flamingo. Namun, karena kesalahan perhitungan, bisnis itu sepi dan Siegel ditembak sama orang enggak dikenal (yang diduga adalah para rentenir yang kesal). Oleh bos Siegel, Cohen dipindahin ke Los Angeles buat menangani operasi mafia di kota gemerlap tersebut.

Keberadaan Mafia di Industri Film Hollywood, Penggerak dari Bawah Tanah
Keberadaan Mafia di Industri Film Hollywood, Penggerak dari Bawah Tanah

Tahun demi tahun berlalu, Mickey Cohen makin dapat tempat di Hollywood. Hal tersebut terjadi karena keluwesannya dalam bergaul, jaringan mafia yang luas, dan juga cara liciknya dalam mendapatkan skandal-skandal bintang Hollywood.

Kasus percobaan pembunuhan Mickey Cohen dengan menggunakan bom adalah sebuah pertanda bahwa Hollywood itu ladang yang basah banget. Percobaan pembunuhan pukul tiga pagi itu dilakukan sama mafia saingan, Jack Dragna, yang memang ingin menguasai Hollywood. Hal itu enggak akan terwujud kalau pengaruh Cohen masih kuat di Los Angeles.

Mafia, Mengatur Hal-Hal Terkecil dalam Dunia Hiburan

Ada beberapa alasan yang mendasari ketertarikan para mafia buat berkecimpung di Hollywood.

Pertama, dunia hiburan adalah dunia yang enggak pernah mati. Orang-orang awam mungkin menganggap bisnis ini sebagai bisnis hura-hura belaka, tanpa mereka sadari, jiwa mereka begitu terikat sama dunia hiburan. Dunia hiburan mampu memenuhi kebutuhan primer untuk batin mereka, karena, mana ada, sih, orang yang enggak mendengarkan musik, drama, atau menonton film dan jenis tayangan lainnya?

Dunia yang menjanjikan ini uangnya memang banyak banget. Di mana ada perputaran uang yang besar, di situ ada mafia, preman, centeng, ormas nakal, dan pihak-pihak lain yang suka sama kekayaan instan.

Keberadaan Mafia di Industri Film Hollywood, Penggerak dari Bawah Tanah
Keberadaan Mafia di Industri Film Hollywood, Penggerak dari Bawah Tanah Via Istimewa.

Kedua, Hollywood adalah tempat yang tepat untuk mencuci uang. Pencucian uang dilakukan supaya dana yang mereka dapatkan dari bisnis yang dilarang hukum menjadi legal dipakai.

tak seperti usaha manufaktur yang butuh pabrik, Hollywood bisa langsung “mengolah” uang kotor untuk menjadi modal bagi film, sehingga FBI pun akan kesulitan untuk menelusuri sumber uang tersebut dan mereka pun bisa cepet balik modal. New York Time bahkan pernah mencatat pernyataan seorang narasumber yang mengatakan bahwa aliran dana mafia di Hollywood selalu ada, berlangsung secara konstan.

Kalau kamu doyan nonton film mafia, pasti tahu, deh, kalau uang hasil jualan minuman ilegal, prostitusi, atau narkoba susah banget buat dipakai. Makanya, mafia-mafia ini biasanya mempunyai sebuah bisnis legal dan akuntan yang bertugas untuk memanipulasi laporan keuangan, supaya uang ilegal seolah menjadi uang legal yang didapatkan dari bisnis yang sah.

Dalam buku berjudul Hollywood and The Mob, Tim Adler mengatakan cara kerja para mafia adalah dengan mencuci uang mereka di sana (menjadikannya modal buat bikin film), mempengaruhi para sineas dan pihak-pihak terkait dalam pembuatan film, mengubah sistem, dan ikut campur dalam hal-hal kecil kayak kontrak pemain, pencitraan pemain, dan sebagainya.

Steven Seagal
Steven Seagal

Aktor laga Steven Seagal juga kerap dikaitkan sama mafia. Kamu pasti tahu kalau film-film Steven Seagal selalu panen kritik pedas dan enggak pernah mendapatkan nilai bagus di berbagai situs film. Penokohannya lemah, begitu pula alurnya. Namun, film-film Seagal adalah ladang uang. Pendapatannya hampir selalu besar.

Hal tersebut terjadi karena penonton suka sama aksi Seagal –yang memang merupakan atlet judo betulan–, dan alur yang gampang ditebak. Si jahat pasti kalah sama si baik. Formula ini enak buat disantap kalau kita lagi males mikir waktu nonton film.

Pada suatu waktu, Seagal memutuskan buat “pensiun” bikin film-film yang penuh kekerasan. Namun, hal itu enggak disukai sama para mafia dari keluarga Gambino, karena mereka biasanya mendapatkan uang setiap kali Seagal membuat film.

Keluarga Gambino
Keluarga Gambino

Akhirnya, para mafia pun mendatangi Seagal dan memaksa ia untuk enggak berhenti bikin film-film kekerasan. Berdasarkan rekaman pita dari FBI, diduga mafia udah mendapatkan 800.000 dolar AS dari proyek-proyek Seagal.

Isu keterlibatan Seagal dalam proyek-proyek mafia ini merupakan sesuatu yang ironis, mengingat Seagal kerap kali menjadi jagoan yang berani memerangi para penjahat –termasuk mafia– dengan tangan kosong.

Keterlibatan Mafia sejak 1930

Keterlibatan mafia di Hollywood memang sudah berlangsung lama banget, bahkan sejak tahun 1930. Mereka kerap mengintimidasi para produser dan para aktor untuk memberikan mereka uang. Rata-rata uang yang bisa didapatkan oleh para mafia per tahunnya di Hollywood adalah sekitar 1,5 juta dolar (sekitar 14 juta dolar di masa kini).

John Roselli
John Roselli

David Thompson, seorang sejarawan film berkata, “Pada dasarnya, petinggi-petinggi Hollywood di masa Golden Age itu bertingkah kayak gangster”. Ia menyebutkan bahwa Louis B. Mayer, bos MGM pada masa itu, adalah teman nongkrong mafia Frank Orsatti (yang kini udah jadi agen). Harry Cohn, bos rumah produksi Columbia Studios yang terkenal juga berteman dekat sama mafia Chicago Johnny Roselli. Bahkan, mereka memakai cincin yang sama –sesuatu yang menandakan persahabatan sejati di kalangan mafia.

Dalam buku berjudul An Empire of Their Own: How the Jews Invented Hollywood, kritikus film Neal Gabler menyebutkan bahwa cara para dedengkot Hollywood (yang mayoritas adalah orang Yahudi), bertahan di masa lampau adalah dengan menggunakan cara yang sama dengan para mafia yang kebanyakan adalah imigran Sisilia.

Jika para imigran Sisilia awalnya bersatu dan saling mendukung supaya enggak diintimidasi sama pemilik gedung sewa, orang-orang Yahudi di balik Hollywood bersatu dari protes para orang Protestan. Maka dari itu, layaknya jaringan mafia Sisilia di Amerika Serikat, proses untuk masuk ke dalam dapurnya film Hollywood sangat sulit. Ia enggak terbuka buat orang luar.

Cara “mafia” juga kerap dipakai sama dedengkot Hollywood buat menyelesaikan kasus dan menghasilkan uang. Harry Cohn bahkan terkenal suka mengeksploitasi para aktor dan aktris dan menganggap mereka propertinya. Ia juga kerap meminta seks sebagai alat tukar untuk mengorbitkan para aktris.

Cohn bahkan pernah mengirim mafia kepada Sammy Davis Jr, untuk mengakhiri hubungan dengan Kim Novak (aktrisnya), karena merasa Novak adalah miliknya. Ancaman Cohn kepada Davis kurang lebih berbunyi seperti ini: putus sama Novak, atau kalau enggak gue bakal bikin mata lo buta dan kaki lo patah.

Keberadaan mafia di dunia perfilman sebenernya enggak cuma terjadi di industri film Hollywood. Bollywood dari India juga dipenuhi oleh campur tangan para mafia. Mengingat prospek film Bollywood sangat tinggi dan didistribusikan ke hampir seluruh negara di dunia, para mafia menganggapnya tempat ideal untuk mencuci uang.

Nama-nama seperti Haji Mastan dan Dawood Ibrahim adalah dua dari sekian don alias bos mafia yang punya campur tangan dalam di Bollywood. Para sutradara dan selebritas kelas A kerap mendatangi undangan pesta para mafia dan beberapa juga mendapatkan ancaman dari mafia, seperti Rakesh Roshan, Hrithik Roshan, dan Karan Johar, karena menolak keinginan para mafia.

 

Apakah Mafia Masih Ada?

Frank Cali, mafia dari keluarga Gambino
Frank Cali, mafia dari keluarga Gambino

Saat ngobrolin soal mafia di Amerika Serikat, orang-orang akan selalu menghubungkannya dengan masa pertengahan dekade 1920-an. Apakah sekarang mafia memang udah enggak ada? Mengingat semua informasi semakin mudah diakses dan menutupi kejahatan enggak semudah dulu lagi.

Para mafia memang udah enggak sefrontal masa-masa pertengahan dekade 20-an, tetapi bukan berarti mereka enggak ada.

“Masih ada dan baik-baik aja,” begitu ungkap William Gale, Kepala Bagian Kejahatan Terorganisir di FBI. “Mereka udah nyadar kalau atensi publik enggak baik buat bisnis.”.

Salah satu berita besar yang menunjukkan keberadaan mafia di Hollywood zaman sekarang adalah pembunuhan Frank Cali, mafia dari keluarga Gambino, pada tahun 2019. Namun, itu adalah pembunuhan mafia pertama yang menarik perhatian banyak orang setelah penembakan bos Gambino Paul Castellano pada 1985.

Pengamat dan penyusun biografi mafia, Selwyn Raab, mengatakan bahwa dakwaan seumur hidup buat John Gotti, salah satu petinggi Gambino, membuat para mafia “bertapa di gua mereka masing-masing” alias enggak berani menarik perhatian. Mereka melakukan bisnis –kebanyakan narkotika– dengan sangat hati-hati.

Para mafia masih ada dengan susunan organisasi yang enggak jauh beda dengan yang ada pada masa Prohibition alias pelarangan alkohol pada pertengahan abad ke-1920. Dilansir About The Mafia, keluarga mafia lama seperti Gambino, Bonanno, dan Buffalo masih ada. Mereka beroperasi dengan struktur organisasi tertentu.

Pengaruhnya di Hollywood memang udah enggak sebesar dulu, bahkan, bisa dibilang masih lebih mencolok pengaruh mafia di industri Bollywood dibandingkan Hollywood. Sekarang, para mafia film Hollywood cenderung berkutat pada bisnis di pelabuhan, kargo, dan juga penyelundupan narkoba. Tentu saja ini enggak bisa dilepaskan dari semakin canggihnya FBI dan semakin terbukanya informasi di Amerika Serikat.

***

Di antara gemerlap film Hollywood yang menggiurkan, sisi gelapnya ada dan berbahaya. Apa yang selama ini kita lihat di layar kaca dan bioskop barangkali dibangun dengan banyak darah.

 

 

 

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.