Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak Raih 10 Piala Citra

Ajang Festival Film Indonesia yang digelar tahun ini jadi momen yang kembali menggaungkan film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017). Bagaimana enggak? Udah berjaya diberbagai ajang penghargaan dunia, kini berhasil borong 10 Piala Citra 2018.

Digelar di Teater Besar Taman Ismail Marzuki (9/12), Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak berhasil mengalahkan empat film di kategori lain seperti Aruna dan Lidahnya, Sekala Niskala, dan Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, dan Cinta. Hebatnya, film yang dibintangi Marsha Timothy ini berhasil raih 10 dari dari 14 kategori yang diterimanya.

 
 
 

Lihat postingan ini di Instagram

Para pemenang Piala Citra 2018 dari film "Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak" yang mendapatkan 10 piala malam ini! #PialaCitra2018 #FFI2018 #FilmBagusCitraIndonesia

Sebuah kiriman dibagikan oleh FFI 2018 (@festivalfilmid) pada

Kalau udah raih banyak piala, udah pasti jadi film terbaik. Kerennya lagi, film yang digarap Mouly Surya ini bakal mewakili Indonesia untuk berkompetisi dalam ajang Oscar 2019. Film ini bakal masuk seleksi kategori "Best Foreign-Language". Malah, sebelum FFI 2018 berlangsung, Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak juga raih piala di Asian Pasific Festival dan Asian Academy Creative Awards 2018.

Buat lo yang baru tahu, film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak ini berhasil meraih apresiasi yang luar biasa, baik dari penikmat film luar negeri maupun dalam negeri. Bisa dibilang, film ini enggak henti-hentinya banjir piala penghargaan sejak pemutaran perdananya. Apalagi, film ini udah berjaya di festival film, seperti Festival Film Cannes, sebelum rilis di bioskop Tanah Air.

Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak berkisah tentang perjuangan mencari keadilan dari seorang janda muda bernama Marlina (Marsha Timothy) yang telah diperkosa dan dicuri ternaknya. Lewat pembagian kisah empat babak dalam film ini, lo bakal diajak menyelami sisi kehidupan cewek dari daratan timur Indonesia dalam balutan atmosfer visual yang disebut satay Western.

Kisah Marlina juga menyuguhkan potret cerita yang miris di pelosok Indonesia. Himpitan kemiskinan membuat Marlina tak bisa membiayai pemakaman suaminya. Sang suami terpaksa jadi mumi yang berbungkus kain di sudut rumahnya. Dia menjadi saksi kebiadaban para perompak.

Nah, bagaimana menurut lo? Apakah film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak memang berhak banjir pujian dan penghargaan? Share pendapat lo dan terus pantengin Kincir.com, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.