Rekomendasi Sutradara Parasite, 10 Sineas ini Karyanya Wajib Ditonton

Sutradara Parasite, Bong Joon-ho, merayakan dua dekade kariernya.
-Deretan sutradara di bawah ini telah meraih sejumlah penghargaan atas film-filmnya.

Pada gelaran Oscar 2020 lalu, sosok Bong Joon-ho menjadi pusat perhatian dari para pencinta sinema di dunia. Pasalnya, Parasite (2019) yang merupakan film garapannya berhasil menjadi film dengan bahasa non-Inggris pertama yang menyabet kategori “Best Picture” serta mendominasi daftar pemenang ajang tersebut. Enggak cuma itu, Joon-ho juga sukses mendapatkan predikat sebagai “Sutradara Terbaik” dengan mengalahkan sejumlah sineas Hollywood ternama lainnya.

Menariknya, 2020 juga menjadi perayaan dua dekade Joon-ho berkarier sebagai seorang sutradara. Oleh karena itu, pria asal Korea Selatan tersebut merekomendasikan deretan sutradara yang karyanya wajib ditonton pada 2020. Joon-ho pun beranggapan bahwa sejumlah pembuat film tersebut bakal menjadi pusat dari dunia persinemaan dalam 20 tahun ke depan.

Penasaran siapa aja sutradara yang menjadi pilihan Bong Joon-ho ini? Yuk, langsung simak pembahasan KINCIR di bawah ini!

1. Alma Har’el

Via istimewa

Alma Har’el merupakan sineas berdarah Israel-Amerika yang mengawali kariernya sebagai sutradara untuk musik video dari sejumlah band dengan gaya penggarapan yang riang dan sesual. Namanya pun semakin dikenal lewat film dokumenter panjang pertamanya berjudul Bombay Beach (2011) yang kemudian mendapat predikat “Best Feature Documentary” di Tribeca Film Festival. Har’el juga membuat gerakan #FreeTheBid untuk membuka kesempatan bagi sutradara wanita lainnya.

Selain Bombay Beach, Joon-ho ini juga merekomendasikan dua film Har’el lainnya yang melibatkan aktor Shia LaBeouf, yaitu LoveTrue (2016) dan Honey Boy (2019). Meskipun belum terlalu banyak menggarap film, tapi setiap karya yang dibuat oleh Har’el selalu mendapatkan penghargaan.

2. Rose Glass

Via istimewa

Bong Joon-ho bisa dibilang penggemar dari karya-karyanya Rose Glass. Pasalnya, dia merekomendasikan seluruh film garapan Glass, yaitu Moths (2010), Storm House (2011), The Silken Strand (2013), Room 55 (2014), Bath Time (2015), serta Saint Maud (2019). Menariknya, Saint Maud menjadi satu-satunya film durasi panjang yang pernah digarap oleh Rose serta membuatnya mendapatkan piala pertamanya di London Film Festival.

3. Alice Rohrwacher

Via istimewa

Film drama Corpo Celeste (2011) garapan Alice Rohrwacher disebut-sebut menggambarkan gaya penyutradaraan darinya. Hal ini meliputi penggabungan antara realisme magis dengan neorealisme serta menampilkan karakter tak berdosa melawan ‘raksasa yang korup’ layaknya kisah dongeng. Selain itu, Joon-ho juga menyukai karya lainnya dari sutradara peraih dua piala di Festival Film Cannes tersebut, yakni The Wonders (2014) dan Happy as Lazzaro (2018).

4. Hamaguchi Ryusuke

Via istimewa

Sama seperti Rose Glass, Bong Joon-ho juga merekomendasikan seluruh karya dari sineas asal Jepang, Hamaguchi Ryusuke. Mulai dari Passion (2008), The Depths (2010), Touching the Skin of Eeriness (2013), Voices from the Waves (2013), Storytellers (2013), Happy Hour (2015), Asako I & II (2018). Oh ya, berkat film Asako I & II yang diadaptasi dari novel karangan Shibasaki Tomoka, Ryusuke masuk dalam nominasi bergengsi di Festival Film Cannes, yaitu Palme d’Or.

5. Mati Diop

Via istimewa

Selain berporfesi sebagai sutradara, Mati Diop juga menggeluti dunia akting. Bahkan, namanya pertama kali dikenal saat dia membintangi film 35 Shots of Rum (2008). Setahun setelahnya, Diop memulai debutnya sebagai seorang sutradara lewat sebuah film pendek yang berjudul Atlantiques (2009). Dia pun kerap menggarap sejumlah film pendek lainnya, seperti Big in Vietnam (2012) dan A Thousand Suns (2013) dengan menggabungkan dokumenter dan fiksi di dalamnya.

Pada 2019 lalu, Diop akhirnya menggarap film panjang berjudul Atlantics yang berkisah tentang dua sejoli yang kesulitan menghadapi berbagai macam masalah hidup. Berkat film tersebut, Mati Diop menjadi satu-satunya sutradara wanita berkulit hitam pertama yang karyanya tampil serta berkompetisi di Festival Film Cannes.

6. Yoon Ga-eun

Via istimewa

Sama seperti Bong Joon-ho, Yoon Ga-eun juga merupakan sineas asal Korea Selatan dan menjadi salah satu sutradara wanita paling menarik dari negara tersebut. Buktinya, dia meraih penghargaan di ajang Women in Film Korea Festival serta sejumlah piala lainnya meskipun baru memproduksi lima film pendek dan dua film panjang.

Deretan film Ga-eun yang menjadi pilihan Joon-ho antara lain adalah Proof (2010), Guest (2011), Sprout (2013), The World of Us (2016), dan The House of Us (2019). Ga-eun pun dikenal lewat gaya penyutradaraannya yang mengangkat tema pengamatan mendalam tentang kehidupan anak serta remaja.

7. Jordan Peele

Via istimewa

Bong Joon-ho juga merekomendasikan sosok Jordan Peele yang merupakan aktor, komedian, sekaligus sutradara yang karyanya wajib ditonton pada 2020. Hal ini karena dua film Peele sebagai sutradara, yakni Get Out (2017) dan Us (2019), menggambarkan isu sosial dan rasisme di dalamnya meskipun mengangkat genre horor-thriller.

8. Chloé Zhao

Via istimewa

Meskipun pernah mengaku enggak akan menggarap film Marvel, tapi Bong Joon-ho tetap merekomendasikan karya dari Chloé Zhao yang merupakan sutradara The Eternals di MCU. Sebelumnya, Zhao hanya baru menggarap dua film berdurasi panjang, yaitu Songs My Brothers Taught Me (2015), The Rider (2017). Meskipun begitu, Zhao udah meraih 24 penghargaan di berbagai macam ajang penghargaan, termasuk Festival Film Cannes berkat film The Rider.

9. Ari Aster

Via istimewa

Bong Joon-ho enggak ragu untuk menominasikan Ari Aster sebagai sutradara yang karyanya wajib ditonton di 2020 karena menurutnya dia adalah orang yang unik. Aster dikenal sebagai seorang sutradara yang lekat dengan genre horor serta tema kelam dalam filmnya. Hal ini pun bisa dirasakan dalam dua film pendeknya yang berjudul The Strange Thing About the Johnsons (2011), Munchausen (2013).

Enggak cuma itu, Hereditary (2018) juga digadang-gadang menjadi salah satu film terseram dalam beberapa tahun terakhir. Lalu, Aster juga dinilai sukses menggambarkan keseraman di film Midsommar (2019) yang latar waktunya lebih banyak di saat ada matahari. Meskipun terkenal lewat horor, Ari Aster kabarnya juga ingin mencoba sejumlah genre lainnya.

10. Robert Eggers

Via istimewa

Robert Eggers memiliki perjalanan karier yang diinginkan oleh sejumlah pembuat film lainnya, yaitu debut yang fenomenal. Film panjang pertamanya, yaitu The Witch (2015), sukses meraih 43 penghargaan dengan mengusung genre horor supranatural dan dibintangi oleh Anya Taylor-Joy. Enggak berhenti di situ aja, pada 2019 lalu Eggers juga merilis film The Lighthouse (2019) yang membuatnya memenangkan piala di Festival Film Cannes.

***

Nah, apakah kalian sepakat dengan deretan sutradara yang menurut Bong Joon-ho bakal menjadi pusat dari dunia persinemaan dalam 20 tahun ke depan? Dari seluruh sineas tersebut, manakah karyanya yang ingin kalian tonton? Share pendapat kalian di bawah dan ikuti terus KINCIR buat rekomendasi lainnya, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.