Ade Irawan, Pengabdian Panjang untuk Perfilman Indonesia

Malam penganugerahan Piala Citra 2019 dalam ajang Festival Film Indonesia pada 8 Desember lalu menggoreskan sejarah baru perfilman Indonesia. Mulai dari film kontroversial, Kucumbu Tubuh Indahku, yang memborong 8 piala hingga Gina S. Noer yang menyabet dua piala, dunia perfilman Indonesia mulai menunjukkan masa depan yang menjanjikan.

Dalam pergelaran yang sama, diumumkan juga penghargaan khusus kepada seniman peran yang telah puluhan tahun mengabdi dan terus berkarya demi kemajuan perfilman Indonesia. Tahun lalu, Widyawati-lah yang meraih penghargaan ini. Tahun ini, nama Ade Irawan yang diumumkan menerima Piala Citra 2019 untuk Pengabdian Seumur Hidup. Lalu, siapa Ade Irawan?

Biar kalian tahu banyak, KINCIR sajikan perjalanan karier Ade Irawan sampai sekarang. Yuk, simak di bawah ini.


Mengawali Karier Sebagai Figuran

Ade Irawan mengawali kariernya sebagai aktris dengan menjadi figuran dalam Diambang Fadjar. Film ini diproduksi oleh Agora, rumah produksi milik Bambang Irawan, suaminya, pada 1964. Sejak itu, Ade mulai aktif menekuni dunia perfilman Indonesia.

Perempuan kelahiran 5 April 1937 ini kemudian mendapatkan peran utamanya dalam film garapan sutradara Hasmanan, Tjinta DiUdjung Tahun (1965) yang dirilis setahun kemudian sejak film pertamanya. Setelah itu, dia mulai terlibat dalam banyak produksi film, mulai dari film-film garapan Bambang Irawan, kayak Mahkota (1967) dan Belas Kasih (1973), sampai film kontroversial Orde Baru garapan Arifin C. Noer, Pengkhianatan G-30-S PKI (1982).

Produktif Berkarya pada 1970-an

Ade Irawan produktif berkarya pada 1970-an, dimulai dengan membintangi Hanya Satu Jalan (1972) garapan Bambang Irawan, hingga yang terakhir adalah Puspa Indah Taman Hati (1979) garapan sutradara kenamaan Indonesia, Arizal. Dalam film ini, dia beradu peran dengan sesama aktor dan aktris senior Indonesia yang juga berrsinar pada masanya, Rano Karno dan Yessi Gusman. Pada 1970-an, dalam setahun Ade Irawan dapat membintangi sampai 10 film, loh.

Film terkenal lain yang pernah dibintanginya antara lain adalah Jinak-Jinak Merpati (1975) dan Widuri Kekasihku (1976) garapan Sophan Sophiaan, serta Cinta Abadi (1976) garapan Wahyu Sihombing. Ibu dari lima anak ini juga menjadi penulis skenario untuk Belas Kasih (1973) dan Fajar Menyingsing (1975).


Membintangi Total 113 Film

Wajar banget Bunda Ade menerima penghargaan di ajang bergengsi perfilman Indonesia tahun ini. Soalnya, sepanjang kariernya, Ade Irawan telah membintangi 113 film. Tentu itu bukan angka yang sedikit buat seorang pegiat seni peran, ya.

Bahkan, dirinya juga pernah bekerja sama dengan sutradara kenamaan kayak Arifin C. Noer, Putu Wijaya, Sopan Sophiaan, Asrul Sani, dan tentunya suaminya sendiri, Babang Irawan. Terakhir, dia juga bermain dalam Dreams sebagai Nenek Fatin pada 2016.

Menciptakan Keluarga Seniman Film

Menikah dengan sutradara Bambang Irawan, aktris yang bernama asli Arzia Dahar ini ternyata juga menyalurkan bakat seninya kepada anak-anaknya. Nama Adhi Irawan, Ria Irawan, dan Dewi Irawan pun belakangan tampil dalam berbagai film. Ade Irawan bahkan sempat bermain film bersama ketiga anaknya dalam film yang diproduseri suaminya, Fajar Menyingsing (1975).

Tentunya hal ini adalah prestasi yang membanggakan, apalagi Dewi Irawan juga memenangkan Piala Citra 2014 untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam Tabula Rasa. Anak bungsunya, Ria Irawan, pun sempat meraih penghargaan “The Best Actress” dalam Festival Film Asia Pasifik pada 2003 karena perannya sebagai Renjani dalam Biola Tak Berdawai (2003).


Saat Ini Masih Terbaring Lemah di Rumah Sakit

Bukan kabar baru bahwa aktris senior ini mengidap penyakit jantung. Namun, pada November lalu, dia dikabarkan kembali masuk rumah sakit, kali ini karena penyakit paru-paru. Karena itu, Bunda Ade juga tak dapat menghadiri malam penganugerahan Festival Film Indonesia dan menerima sendiri Piala Citra yang dinobatkan kepadanya. Kita doakan saja semoga Bunda Ade dapat segera pulih, ya.

Selain aktif bermain film, pada usia senjanya, dia juga terjun ke ranah sinetron dengan membintangi 7 sinetron sejak 2004. Salah satu di antaranya adalah Bawang Merah Bawang Putih yang juga dibintangi Nia Ramadhani dan Revalina S. Temat.

***

Kontribusi Ade Irawan dalam dunia perfilman Indonesia merupakan sebuah perjuangan dan perjalanan panjang. Lebih dari 40 tahun berkarya, dirinya memberikan warna dalam industri hiburan ini. Tentunya, Piala Citra 2019 untuk Pengabdian Seumur Hidup yang diterimanya benar-benar layak didapatkan, mengingat kontribusi besarnya dalam industri perfilman Tanah Air.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.