(REVIEW) Gundala (2019)

Gundala
Genre
  • aksi
  • drama
  • kriminal
Actors
  • Bront Palarae
  • Muzzaki Ramdhan
  • Tara Basro
Director
  • Joko Anwar
Release Date
  • 29 August 2019
Rating
4 / 5

*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.

 

Gundala enggak hanya jadi pembuka Jagat Sinema Bumilangit, tapi juga membuka standardisasi film superhero Indonesia setelah Wiro Sableng 212 (2018). Antusiasme tinggi publik mengawal kehadiran sang patriot pertama. Terbukti dengan adanya theme song, fan art, sampai gapura Gundala.

Bercerita tentang Sancaka yang hidup di jalanan sejak ditinggal orangtuanya. Menjalani kehidupan yang berat, Sancaka harus bertahan hidup. Ketika negara makin berkecamuk, dia harus memutuskan untuk menjaga keselamatan diri atau melawan penindasan.

Bisa dibilang, produksi keluaran Screenplay ini mampu tandingi ekspektasi yang hadir sebelum KINCIR menjejakkan kaki ke dalam studio. Banyak momen “brutal” yang terpampang. Efeknya, seisi bioskop langsung bergemuruh tepuk tangan. Yuk, simak review film Gundala selengkapnya di bawah ini.

 

Kick off Jagat Sinema Bumilangit yang Memuaskan

Harus diakui, hype besar Gundala menjadi satu pencapaian sekaligus tantangan. Pencapaian bahwa perfilman Indonesia tenyata bisa membuat film superhero sejago ini. Sementara yang menjadi tantangan adalah soal standardisasi.

Soal cerita, Joko Anwar sebagai sutradara dan penulis skenario berhasil mewujudkannya dalam layar lebar. Lalu, apakah kisahnya sama dengan di komiknya? Cerdasnya, Joko bukan menyamakan, tapi melengkapi dan memadukan kisah Sancaka dengan alur yang mudah diterima.

Bukan sekadar aksi adu jotos, atau tembak-tembakan, film produksi Screenplay Films ini menyajikan drama yang mendalam. Gundala enggak lepas dari formula film superhero. Seperti, konflik orangtua dan anak, pertarungan batin sang jagoan, dan supervillain.

Joko Anwar dalam meriset tampaknya enggak tanggung-tanggung. Mulai dari desain produksi, warna, bahkan dialog. Cara bercanda, cara bicara, dan cara lawakan sarkas pun tetap keren. Meski kurang relate dengan penonton remaja saat ini, tapi punya garis pandang yang sama.

Via Istimewa

Sayangnya, beberapa aspek perlu diberi catatan. Pengenalan sang jagoan dengan universe Bumilangit perlu ada tahap, meski hal ini menjadi benang merah untuk film selanjutnya. Adegan yang harusnya jadi clue, malah dilupakan karena nyaris terlepas dari kisah Sancaka.

Tenang, bukan berarti filmnya jelek. Justru banyak easter egg yang bisa dikembangkan lebih lanjut untuk ke depannya. Mengingat, masih ada tujuh film selanjutnya di Jilid 1.

Pengembangan Karakter yang Solid Dibangun Bertahap

Sancaka kecil berhasil diperankan oleh Muzzaki Ramdhan. Emosi dan ekspresi yang ditampilkan dengan total sekaligus membuktikan bahwa dirinya patut jadi artis cilik yang patut diperhitungkan.

Sementara, Sancaka dewasa yang tanpa protes diperankan oleh Abimana Aryasatya. Mirip seperti Muzzaki yang bisa gambarkan isi hatinya lewat mata dan kerasnya hidup lewat muka. Peran Abimana sebagai Gundala diprediksi akan melekat dalam beberapa tahun ke depan.

Satu hal yang paling ditunggu dalam film Gundala selain sang jagoan adalah Pengkor (Bront Palarae), villain pertama yang juga membuka Jagat Sinema Bumilangit. Meski Sancaka dan Pengkor kurang setara dalam hal latar belakang, Joko mempertemukan dengan step by step.

Sebagai informasi, ada 1.800 pemain yang tergabung dalam film ini. Udah pasti, akan “banjir” jika dikenalkan satu per satu. Para karakternya akan dikembangkan lebih lanjut di film BCU selanjutnya.

Makanya, jika kalian kerap bertanya-tanya “siapa ini, siapa itu” sepanjang film, bukan berarti filmnya kurang informasi. Hanya saja, butuh waktu untuk mengenal mereka. Sebagian besar karakter untungnya telah diumumkan Bumilangit.

Selain Abimana, Muzzaki, dan Bront, film Gundala juga dimeriahkan oleh Tara Basro sebagai Wulan, Ario Bayu sebagai Ghazul, Rio Dewanto sebagai bapak Sancaka, Marissa Anita sebagai ibu Sancaka, dan Faris Fadjar (Awang).

Musuhnya, ada Aqi Singgih (Ganda Hamdan), Cecep Arif Rahman (Swara Bathin), Asmara Abigail (Desti Nikita), dan Hannah Al Rashid (Cantika). Kemudian, ada Kelly Tandiono (Mutiara Cempaka), Tanta Ginting (Ito Marbun), Ario Bayu (Ghani Zulham), Dimas Danang (Hasbi), dan Lukman Sardi (Ridwan Bahri).

CGI Halus dengan Scoring Bikin Gemetar

Selain artis bertalenta, Joko Anwar juga menggaet kru produksi yang karyanya patut diacungi jempol. Seperti, sinematografer oleh Ical Tanjung, kolaborator setia Joko yang pernah memenangkan Piala Citra dalam Pengabdi Setan (2017).

Tata kamera yang dinamis, khususnya adegan baku hantam, terasa natural. Apalagi, kerennya Joko soal mengarahkan framing adegan yang selalu artistik. Contohnya, adegan ketika Awang mengajarkan Sancaka bela diri di gerbong kereta.

Teknologi yang dipakai juga canggih. Film Gundala menjadi film pertama dengan tata suara Dolby Atmos. Dengan teknologi ini, penonton bisa mendengarkan suara lebih dalam dan detail. Ya, pastikan kalian nonton di bioskop yang udah dilengkapi Dolby Atmos biar terasa geregetnya.

Sayang, lewat film ini kita enggak bisa lihat kostum karakter lain selain Gundala. Akan tetapi kita harus optimis akan melihat kostum pahlawan atau musuh lain di film-film selanjutnya.

 

Bukan yang Paling Sempurna, tapi Patut Dibanggakan

Banyak hal yang bisa dipelajari dari film ini. Dari sosok Sancaka, kita bisa belajar cara “bertahan hidup” dari kerasnya dunia, belajar membela diri, dan berdiri pada kebenaran. Dari Pengkor kita belajar cara memandang dunia.

Secara garis besar, film ini bukan yang paling sempurna. Namun, buat penyibak era superhero Indonesia, layak dibanggakan dan diperhitungkan.

Banyaknya catatan untuk film ini bukan berarti bikin kalian jadi kurang semangat nonton. Malah, film Gundala harus diakui menjadi bukti bahwa perfilman Indonesia enggak boleh diremehkan. Demi memajukan perfilman Indonesia, dianjurkan untuk nonton di bioskop, ya.

Oh ya, sebelum lampu bioskop dinyalakan, jangan tinggalkan tempat duduk. Akan ada adegan post-credit yang mengejutkan.

Film Gundala dirilis mulai 29 Agustus 2019. Kalau udah nonton, bagikan review versi kalian di kolom ulasan yang ada di awal artikel ini, ya. Tungguin review film selanjutnya hanya di KINCIR, ya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.