(REVIEW) Koboy Kampus (2019)

Koboy Kampus
Genre
  • drama
  • Musik
Actors
  • David John Schaap
  • Jason Ranti
  • Miqdad Addausy
  • Ricky Harun
Director
  • Tubagus Deddy
Release Date
  • 25 July 2019
Rating
3 / 5

*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.

Sosok Pidi Baiq udah dikenal pembaca novel romantis, maupun penggemar lagu-lagu The Panasdalam. Dirinya makin tenar ketika trilogi novel Dilan dibuat filmnya. Ternyata, banyak cerita menarik yang dialami seniman Bandung ini saat remaja. Kisahnya akan dituangkan dalam film Koboy Kampus.

Menceritakan Piqi Baiq (Jason Ranti), Ninu (Ricky Harun), Deni (Bisma Karisma), Erwin (David John Schaap), dan Dikdik (Miqdad Addausy) yang menjadi koboy kampus di ITB. Ketika momen Orde Baru, mereka lebih memilih mengkritik lewat sisi kreatif dibandingkan turun ke jalan.

Melalui sebuah lagu yang dinyanyikan band The Panasdalam yang dibentuk pada 1995, hingga akhirnya tergagas sebuah negara fiktif, meski hanya beranggotakan 18 warga aja. Lalu, bagaimana cara mereka berkreasi ketika banyak mahasiswa berbondong-bondong turun ke jalan?

 

Lagu-lagu The Panasdalam Membentuk Sebuah Cerita

Bukan berarti filmnya drama musikal, ya. Soalnya, enggak ada unsur tarian sebagai alat komunikasi hiburan. Film yang digarap Pidi Baiq dan Tubagus Deddy ini memang memakai lagu sebagai pelengkap cerita. Total, ada 16 lagu The Panasdalam yang menghiasi film Koboy Kampus.

Alur yang disampaikan dengan sederhana membuat film ini layak jadi pilihan ketika kalian lelah dengan kerjaan yang tak kunjung usai. Komedi yang ditampilkan juga bukan lelucon yang sering dilayangkan para komika, melainkan dari dialog dan gerak-gerik polos ala mahasiswa saat itu.

Film Koboy Kampus enggak memiliki konflik seberat film-film yang menceritakan kisah hidup seseorang. Malah, sebenarnya konflik itu dari diri para karakter yang ditunjukkan dari keresahan dalam lagu-lagu yang dinyanyikan.

Film ini layaknya ketika kalian pencet remote televisi untuk cari acara yang seru, tapi enggak ada. Lalu enggak sengaja ketemu film Koboy Kampus, film ini langsung jadi pilihan utama. Ya, film ini cocok menemani kalian sambil beraktivitas di rumah.

Karakter Menampilkan Akting Apa Adanya

Satu indikator yang bikin film ini begitu mudah dinikmati adalah para karakter yang apa adanya, dan menampilkan dialog apa adanya. Menjadikan kisahnya relate dengan penonton yang kuliah di zaman ’90-an.

Harus diakui, sosok Pidi Baiq yang misterius bisa kita lihat kisah remajanya lewat akting Jason Ranti yang juga misterius. Bahkan, pemilihan Pidi kepada Jason dianggap tepat. Debut Jason di film layar lebar ini patut ditepuktangani.

Faktanya, semua pemain yang dipilih Pidi Baiq dalam film Koboy Kampus bukan asal-asalan. Semua dipilih karena memiliki kedekatan karakter dengan sosok aslinya. Makanya, ketika syuting, Pidi membebaskan semua pemain untuk jadi diri sendiri, karena memang, semirip itu.

Bisma Karisma sebagai Deni, Ricky Harun sebagai Ninu, David John Schaap sebagai Erwin, dan Miqdad Addaussy sebagai Dikdik memiliki chemistry yang apik. Bersama Jason, mereka seakan udah bersahabat lama.

Sementara, pemain pendukung seperti Vienny JKT48, Jennifer Lepas, Anfa Safitri, Steffi Zamora, Danilla Riyadi, dan Christina Colodam enggak hanya bikin film jadi meriah, tapi juga berperan dalam sejarah The Panasdalam.

Bangkitkan Nostalgia lewat Visual Era ’90-an

Latar yang bernuansa Orde Baru secara enggak langsung memberi edukasi kepada generasi yang enggak merasakan aksi di zaman itu soal sebegitu “aktifnya” para mahasiswa. Lebih manis dari itu, seperti adegan naksir junior, sakit hati karena ditolak, telponan di wartel, atau pacaran di telepon umum bisa kalian nikmati.

Bangkitkan nostalgia buat penonton yang sempat merasakan momen tersebut. Terlebih, lagu-lagunya punya lirik yang to-the-point. Bikin yang mendengarkan sadar soal realita di zaman itu.

Secara keseluruhan, film Koboy Kampus bukan film yang buruk. Malah, sejak awal punya adegan yang menghibur, meski datar. Bukan film musik yang meriah, melainkan film yang mencoba menggambarkan kondisi politik mahasiswa di zaman Orde Baru.

Ya, karena agak flat, bukan berarti enggak menarik ditonton. Buat penggemar Pidi Baiq, The Panasdalam, dan kalian yang besar di zaman Orde Baru, film ini jadi tontonan yang bikin senyum-senyum sendiri.

Sebaliknya, buat kalian yang hanya menggemari karya Pidi Baiq, film ini engak hanya menghibur, tapi juga akan membuka pandangan untuk realistis menghadapi kehidupan. Gombalan di kisah Dilan enggak ada apa-apanya, dibandingkan gombalan Pidi Baiq buat negaranya.

***

Film Koboy Kampus bisa kalian saksikan mulai 25 Juli 2019 di bioskop. Kalau udah nonton, berikan komentar kalian di kolom review yang ada di awal artikel ini, ya. Tunggu ulasan film lain di KINCIR, ya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.