13 Reasons Why Season 4, Penyelesaian yang Ditunggu

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran serial 13 Reasons Why Season 4 yang bisa aja mengganggu buat kalian yang belum nonton.

Setelah kisah Hannah Baker selesai, 13 Reasons Why selalu cari cara biar kisah kehidupan para remaja SMA di Liberty High School ini tetap berlanjut. Enggak tanggung-tanggung, semua masalah di dunia remaja disajikan. Awalnya biar orang-orang aware soal kesehatan mental dan bunuh diri, eh lama-lama malah kayak semua remaja di Liberty kacau banget. Narkoba, penggunaan senapan, pemerkosaan, sampai mencoba buat mengangkat gerakan #MeToo.

Banyak banget yang dibahas, kalau kalian mau tarik ke belakang. Sekarang, akhirnya Netflix memutuskan buat mengakhiri serial ini di musim keempat, dan di sinilah KINCIR sekarang, menuliskan tentang serial yang seharusnya memang enggak perlu dibikin sekuelnya ini.

Langsung aja simak ulasan KINCIR di sini, ya!

Masalah Remaja Apalagi yang Belum Ada?

Saat memulai episode pertamanya, KINCIR langsung paham bahwa serial ini enggak bakal bertahan tanpa masalah baru. Memang, Netflix menyiapkan cliffhanger besar di akhir Season 3 dan cukup berhasil bikin penasaran. Penasaran karena ada kebencian, ada dendam dari karakter Winston Williams (Deaken Bluman), murid Princeton yang sempat ada hubungan sama Montgomery “Monty” de la Cruz (Timothy Granaderos).

Winston datang ke Liberty High sebagai murid pindahan dan kedatangan tersebut langsung dirasakan oleh Clay Jensen (Dylan Minnette) dan Ani sebagai sinyal ancaman. Memang, sih, dengan karismanya dan kegigihannya buat mengungkap pelaku pembunuhan Bryce Walker (Justin Prentice) yang sebenarnya, Winston kelihatannya bakal jadi antagonis utama di musim keempat ini. Namun, ternyata itu cuma kelakar di awal aja, nih.

Justru, sebenarnya, musim keempat ini lebih banyak menyoroti Clay dengan masalah anxiety-nya. Yap, anxiety dan permasalahan mental lainnya kayak depresi memang sempat jadi isu utama di musim pertama. Isu ini lagi-lagi diangkat lagi di musim terakhir, biar kalian merasa agak nostalgia gitu. Ditambah lagi, musim terakhir ini juga cukup ngasih highlight terkait orientasi seksual, macam Sex Education.

Selain itu, musim keempat ini juga menyiapkan kejutan buat kalian yang mungkin berpikir kayaknya masalah yang ditampilkan belum cukup, deh. Soalnya, semua dijejalkan di mana-mana dengan kesimpulan yang terlalu positif buat kekacauan yang ada. Serial ini jadi kayak memberikan harapan kosong akan masa depan cerah buat situasi yang sebetulnya udah kacau. Namun, yah, kalian suka happy ending, ‘kan?

Karakter Baru, Harusnya Ada Masalah Baru

Dengan kemunculan karakter baru, seharusnya ada masalah baru, ‘kan? Sayangnya, Winston yang di-branding buat jadi detektif dan menyelidiki kematian Monty malah kayak kurang dorongan dan antusiasme buat menyelesaikan tugasnya. Dia memang terlalu manis buat jadi ancaman, sih. Akan tetapi, penyelesaian yang dipilih ketika dia menemukan pelaku pembunuhan Monty (yang kalian tentu sudah ketahui dari musim ketiga) bikin image misterius dan berbahaya yang coba ditampilkan selama ini gagal total.

Belum lagi, sebetulnya bisa dibilang sebagian besar konflik yang terjadi di musim keempat ini dibuat sendiri oleh sang narator kita, Clay Jensen. Anxiety yang dirasakan Clay setelah kematian Monty, kedatangan Winston, lalu kemunculan Estela de la Cruz (Inde Navarrete) yang merupakan adik Monty, semua dijejalkan cuma buat kesimpulan bahwa masalahnya ada di Clay. Titik. Makanya, jadi ada karakter baru juga, Dr. Robert Ellman (Gary Sinise), terapisnya Clay yang tentu harus dimunculkan buat menjelaskan segala penderitaan dan kekacauan yang ada di kepala Clay.

Toxic Positivity Vs. Skeptisisme Tingkat Dewa

13 Reasons Why Season 4 ini dibuka dengan adegan pemakaman di gereja dan berlanjut dengan peristiwa 6 bulan sebelumnya. Banyak yang terjadi dalam 6 bulan, tapi berbagai masalah yang terjadi selama 6 bulan itu bisa kalian skip dari episode 1 dan 2, langsung lompat ke episode 10. Durasi lebih dari 1 jam setiap episodenya bahkan sebetulnya bisa dipersingkat aja biar musim keempat ini berakhir dalam 4 atau 6 episode dan jadi mini seri.

Akan tetapi, ada Clay yang harus kalian perhatikan di musim keempat ini yang justru bikin musim keempat ini jadi serial 13 Reasons Why yang paling enggak konsisten. Clay sejak musim kedua memang jadi kelihatan nosey alias suka ikut campur urusan orang. Lalu, di musim keempat ini, kalian diajak buat memahami pemikiran Clay dan sejauh mana kekacauan yang terjadi di kepalanya.

Namun, Clay yang skeptis juga jadi positif banget di musim terakhir ini, bikin KINCIR bertanya-tanya, apa Clay memang kayak begini di musim sebelumnya? Atau perubahan drastis ini justru karena anxiety-nya. Entahlah. Toh, sesi terapi Clay dengan Dr. Ellman juga enggak bisa memberikan jawaban.

Oh ya, kalian juga mungkin bakal menyadari sedikit perubahan sinematik di musim keempat ini. Adegan close-up yang intens, pergerakan kamera yang dinamis, dan suasana horor di awal seri rasanya memang enggak biasa buat sebuah serial orisinal Netflix.

Yap, itu karena Netflix kali ini bekerja sama dengan Paramount TV buat memproduksi musim keempat ini. Perubahan ini lumayan menyegarkan, kok. Namun, melihat musim keempat ini sampai memberikan panggung buat kemunculan hantu yang ternyata bukan berasal dari pikiran Clay, KINCIR menyerah, deh.

***

13 Reasons Why Season 4 sudah mulai tayang di Netflix sejak 5 Juni 2020. Oh ya, kalian jangan berharap bakal ada spin-off tentang kehidupan para remaja Liberty High ini di kampus, ya, soalnya showrunner Brian Yorkey sudah mengonfirmasi kepada Entertainment Weekly bahwa enggak bakal ada spin off. Nah, kalau kalian udah nonton 13 Reasons Why Season 4, kasih tahu pendapat kalian soal musim terakhir ini di kolom komentar, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.