5 Episode Serial Black Mirror Paling Aman buat Pemula

*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.

Serial Black Mirror di Netflix sudah memasuki musim kelima. Sejauh ini, ada 23 episode, termasuk satu episode spesial “White Christmas” dan film interaktif Bandersnatch (2019).

Menyoroti distopia yang disebabkan oleh teknologi, Black Mirror mengangkat tema yang menyindir perilaku masyarakat sampai sistem sosial yang berlaku berkat campur tangan kemajuan teknologi.

Via Istimewa

Sebagaimana distopia yang ingin ditampilkan, serial Black Mirror pun terkenal dengan akhir yang gelap sampai kelabu. Enggak ada episode yang benar-benar happy ending, sampai Black Mirror Season 5 yang memberikan konflik yang cenderung lebih ringan dengan akhir “bahagia”.

Meski begitu, sebenarnya dalam season lain pun ada beberapa episode yang enggak ceritanya begitu depresif sehingga cukup “aman” ditonton.

Via Istimewa

KINCIR udah milih episode yang paling “aman” dalam serial Black Mirror. Buat kalian yang mungkin baru mau mulai nonton serial antologi fiksi ilmiah ini, lima episode ini sangat direkomendasi.

 

1. “Rachel, Jack, and Ashley Too” (Season 5)

Via Istimewa

Sebelum “Rachel, Jack, and Ashley Too” rilis, bisa dibilang enggak ada episode Black Mirror yang ceria dan punya akhir bahagia sehingga bisa ditonton remaja usia 15 tahun ke bawah.

Charlie Brooker agaknya mau menepis batasan itu dan membuat kisah yang ramah anak: tanpa adegan seksual, kekerasan, bahkan punya akhir yang memuaskan, meski tetap aja ada umpatan di dalamnya.

Bermain aman, awalnya episode ini menyindir cuci otak atas optimisme fana yang menjadi konsumsi para remaja kesepian yang mencari jati diri. Namun, episode ini sebenarnya juga mengangkat isu eksploitasi artis dengan obat-obatan ilegal dan perasaan terkekang yang mungkin dirasakan seorang bintang atas image yang harus mereka jaga.

Mengangkat teknologi AI dalam boneka dan bintang hologram, kalian enggak bakal melihat betapa menyiksanya AI yang memiliki perasaan layaknya manusia (kayak yang terjadi dalam “White Christmas”) atau perasaan terkekang karena eksploitasi yang berkelanjutan.

Dalam episode ini, sang penjahat mendapatkan ganjaran atas keserakahannya, sedangkan tokoh utamanya akhirnya menjalani hidup yang diinginkannya. Jadi, buat kalian yang enggak suka sad ending atau akhir yang bisa bikin kalian mimpi buruk, episode ini aman banget buat ditonton duluan.

 

2. “San Junipero” (Season 3)

Via Istimewa

Salah satu episode terbaik serial Black Mirror ini memang punya warna yang berbeda dari episode lain pada umumnya. Kalian enggak langsung diperlihatkan teknologi yang diusung, tapi diajak bersimpati dengan tokohnya.

Yorkie (Mackenzie Davis) dan Kelly (Gugu Mbatha-Raw). Keduanya datang ke San Junipero pada 1987 dengan tujuan berbeda. Keduanya bertemu dan menemukan kesamaan yang pada akhirnya mempersatukan mereka.

Episode ini menghadirkan teknologi realitas virtual yang bisa dikunjungi dan ditempati secara permanen tanpa keterlibatan tubuh penggunanya. Dalam San Junipero, para manula dapat menjadi diri mereka semasa muda, sedangkan yang sudah meninggal dapat tinggal selamanya di San Junipero.

Dengan kata lain, “San Junipero” memberikan gambaran lain soal kehidupan setelah kematian yang bukan surga dan neraka, melainkan dunia virtual yang diisi kesadaran virtual.

Buat kalian yang enggak suka tema LGBTQ, episode ini mungkin cukup bikin enggak nyaman karena terdapat hubungan intim antara perempuan dan perempuan. Namun, buat kalian yang mencari akhir bahagia dengan karakter yang hidup bahagia selamanya, episode ini bakal bikin kalian tersenyum bahagia.

3. “Striking Vipers” (Season 5)

Via Istimewa

Teknologi yang jadi “penjahat” utama dalam episode ini adalah VR alias realitas virtual. Konsekuensi yang harus ditanggung memang enggak besar.

Enggak ada yang terjebak dalam dunia digital. Enggak ada yang hidup selamanya dalam wujud kesadaran digital. Enggak ada juga yang enggak bisa membedakan apakah mereka manusia atau hanya produk AI.

Dalam “Striking Vipers”, baik Danny (Anthony Mackie) maupun Karl (Yahya Abdul-Mateen II), keduanya sama-sama merasakan kenikmatan seksual yang enggak mereka temukan di dunia nyata berkat teknologi VR dalam video game.

Namun, sebatas itu aja yang bisa mereka rasakan. Mereka bahkan enggak perlu mengkhawatirkan pengaruh teknologi itu bagi mereka karena semuanya fana dan enggak permanen. Mereka bisa masuk dan keluar dunia game itu kapan aja.

Ditambah lagi, pada akhirnya mereka menemukan win win solution yang enggak merugikan siapa pun. Jadi, ya, episode ini cukup aman buat kalian. Namun, perlu kalian tahu juga bahwa episode ini mengeksplorasi seksualitas sehingga memang penuh dengan adegan bersetubuh. Jadi, tonton dengan bijak, ya.

 

4. “Hated in the Nation” (Season 3)

Via Istimewa

Sebenarnya, episode ini cukup kontroversial karena twist yang diberikan. Awalnya, kalian bakal dihadapkan sama situasi ketika banyak pengguna media sosial membenci seseorang yang sedang viral karena “keburukan” yang dilakukannya.

Mungkin wajar, ya, orang-orang ini dibenci dan jadi bahan perundungan. Namun, enggak wajar saat kalian menghakimi dan bersikap wajar saat berkomentar kejam di media sosial. Yang mengerikan, mereka ini benar-benar mati.

Meski para netizen ini enggak benar-benar menginginkan kematian orang-orang yang lagi viral jadi bahan perundungan, tetap aja mereka melemparkan ujaran-ujaran kasar.

Berhubung dalam episode ini kalian diajak menilai situasi dari sudut pandang polisi yang menangani kasus ini, kalian bakal merasa kesal sama netizen tukang rundung yang jumlahnya ratusan ribu orang itu.

Akhirnya, mereka menerima konsekuensi dari perbuatannya. Jadi, episode ini bisa dibilang cukup memuaskan, khususnya buat kalian yang muak sama netizen-merangkap-social-justice-warrior yang doyan melontarkan ujaran kebencian di media sosial.

5. “Hang the DJ” (Season 4)

Via Istimewa

Kalian tentu pernah bertanya  apakah aplikasi pencari jodoh yang beredar saat ini beneran bisa memberikan hasil yang akurat dan sesuai ekspektasi. Nah, di “Hang the DJ”, hal ini jadi pertanyaan besar.

Frank (Joe Cole)  bertemu dengan Amy (Georgina Campbell) dalam kencan pertamanya berdasarkan saran dari teknologi AI dalam Coach. Sejak awal mereka merasa cocok, tapi sistem malah menyuruh sebaliknya.

Belakangan terungkap bahwa yang selama ini kalian saksikan hanyalah penggambaran atas simulasi yang dijalankan oleh aplikasi mobile bernama Coach. Frank dan Amy dalam kehidupan nyata bahkan baru berencana bertemu.

Bisa jadi, mereka tetap bersama karena mengikuti saran aplikasi tersebut. Yang jelas, pengguna teknologi dalam episode ini tetap bisa duduk nyaman tanpa perlu merasakan efek mengerikan dari teknologi aplikasi yang mereka gunakan.

***

Selain kelima episode di atas, sebenarnya masih ada dua episode lagi yang cukup aman buat kalian tonton duluan, yaitu “Nosedive” dan “USS Callister”. Namun, baik “Nosedive” maupun “USS Callister” punya akhir yang enggak terlalu membahagiakan.

Ditambah lagi, teknologi rating dalam “Nosedive” sebenarnya sudah digunakan di dunia nyata, loh. Jadi, kalian mungkin bakal merasa was-was pas nonton.

Nah, kalau kalian baru mau nonton Black Mirror, kira-kira kalian mulai dengan episode yang mana? Buat kalian yang sudah nonton, kalian juga bisa berbagi episode apa yang kalian tonton pertama kali.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.