The Queen’s Gambit, Serial tentang Catur yang Memainkan Emosi

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran serial The Queen’s Gambit yang bisa aja mengganggu buat kalian yang belum nonton.

Pada 23 Oktober lalu, layanan streaming Netflix kembali merilis serial orisinal terbaru yang mengusung judul The Queen’s Gambit. Limited series yang diadaptasi dari novel karya Walter Tevis dengan judul yang sama ini melibatkan aktris Anya Taylor-Joy sebagai pemeran utamanya.

Sinopsis The Queen’s Gambit berkisah tentang seorang gadis yatim piatu, Beth Harmon (Anya Taylor-Joy), yang pendiam hingga dia bermain catur untuk pertama kalinya. Setelah itu, dia pun memiliki ambisi untuk menyabet gelar Grandmaster di bidang catur. Lewat serial ini kita pun disajikan dengan lika-liku perjuangan Beth dalam meraih gelar tersebut.

Nah, sebebelum kalian nonton serial The Queen’s Gambit di Netflix, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR di bawah ini!

Plot yang Dibangun dengan Rapi

Via Dok. Netflix

Seperti yang sudah dibahas sedikit di atas, serial ini berfokus pada perjalanan karier Beth Harmon dalam menjadi Grandmaster di dunia catur. Hal ini berawal ketika ibu kandung dari Beth meninggal dunia yang membuatnya harus tinggal di sebuah panti asuhan saat masih berusia sembilan tahun. Di panti asuhan inilah dia bertemu dengan petugas panti bernama Mr. Shaibel (Bill Camp) yang kemudian mengajarinya bermain catur.

Meski hanya diajarkan sedikit, Beth langsung menjadi seorang ahli dalam bermain catur di usianya yang masih sembilan tahun, yang membuatnya disebut sebagai chess prodigy. Sayangnya, karena sebuah insiden Beth enggak dibolehkan lagi untuk bermain catur oleh pihak panti asuhan. Namun, setelah diadopsi oleh sebuah keluarga saat usianya 15 tahun, Beth mulai terjun dalam dunia catur profesional.

Via Dok. Netflix

Kariernya di dunia catur pun melonjak dalam setahun karena berhasil menang saat melawan sejumlah pemain profesional di usianya yang masih muda. Selain itu, Beth yang merupakan seorang wanita pun menjadi keunikan tersendiri di dunia catur yang didominasi oleh kaum pria. Kita pun setelah itu akan disajikan dengan ‘pertarungan’ Beth melawan sejumlah pemain catur lainnya untuk mendapatkan gelar Grandmaster.

Jalan cerita dari Beth mengenal catur hingga berkarier di bidang tersebut pun dibangun secara rapi dalam ketujuh episodenya. Dalam setiap episodenya pun kita disajikan dengan konflik yang memengaruhi kehidupan Beth sebagai seorang pemain catur ulung.

Bahkan, konflik dalam serial orisinal Netflix ini juga enggak selalu berkutat dengan dunia catur. Namun, juga mengangkat isu kecanduan obat-obatan dan minuman keras yang dialami Beth dan berdampak terhadap kariernya. Jadi, bisa dibilang The Queen’s Gambit memiliki konflik yang padat di dalamnya, tetapi juga ada penyelesaian yang memuaskan dari setiap masalah tersebut.

Oh ya, satu lagi poin positif dari plot serial ini adalah masih sempat menjelaskan tata cara bermain serta peraturan yang ada di catur dalam beberapa episode pertamanya. Hal ini tentunya sangat membantu untuk para penonton yang masih awam dengan dunia catur.

Penampilan Anya Taylor-Joy yang Memikat

Via Dok. Netflix

Daya tarik utama dalam serial ini tentunya terletak pada penampilan Anya Taylor-Joy sebagai Elizabeth ‘Beth’ Harmon. Meski sejumlah pemain dalam serial ini turut berakting brilian, Taylor-Joy berhasil tampil beda dan benar-benar menjadi pusat perhatian sepanjang tujuh episodenya. Dia sukses memerankan karakter wanita jenius yang memiliki kecanduan obat dan alkohol yang berkarier di dunia yang didominasi oleh pria.

Selain itu, peran Taylor-Joy sebagai Beth Harmon juga bisa dibilang berhasil menggambarkan catur sebagai olahraga otak yang elegan sekaligus ‘seksi’. Rasanya enggak mengherankan kalau ke depannya Anya Taylor-Joy akan kebanjiran tawaran untuk menjadi pemeran utama di beberapa proyek film ataupun serial setelah membintangi The Queen’s Gambit.

Scoring yang Memainkan Emosi

Via Dok. Netflix

Salah satu faktor yang membuat jalan cerita di serial The Queen’s Gambit menjadi semakin menarik adalah scoring-nya. Bisa dibilang alunan musik yang ada dalam serial ini selalu tepat momen. Hal ini tentunya mampu memainkan emosi penonton dalam adegan tertentu, entah itu momen bahagian atau sedih dengan alunan musik yang melankolis.

Namun, kehadiran scoring yang paling terasa dari serial ini adalah saat momen kompetisi catur yang sedang dimainkan oleh Beth Harmon. Pada adegan tersebut, alunan musiknya akan memiliki nuansa menegangkan yang kemudian membuat momen pertandingan catur tersebut menjadi lebih intens. Jadi, bisa dibilang scoring sangat berperan penting dalam membuat tema catur di serial ini menjadi sangat menarik untuk diikuti.

Visual Warna-warni yang Memukau

Via Dok. Netflix

Konten orisinal Netflix memang enggak pernah mengecewakan dari segi visualnya, termasuk dalam The Queen’s Gambit. Di serial ini, visual dari setiap adegannya sangat penuh warna serta tone yang disesuikan dengan momennya. Warna-warna dalam setiap adegannya juga dibuat selaras, dari mulai objek hingga wardrobe karakter, sehingga enggak ada satu warna yang terlalu mencolok.

Lalu, penggunaan CGI dalam serial ini juga sangat rapi saat momen Beth mengimajinasikan papan catur raksasa di langit-langit ruangan. Oh ya, penggunaan angle kameranya juga membantu pembangunan emosi yang dilakukan scoring. Pasalnya, dalam momen kompetisi catur yang diiringi scoring menegangkan, angle kameranya kerap meng-close up ke wajah sang karakter sehingga emosinya menjadi jauh lebih terasa.

***

Secara garis besar, serial The Queen’s Gambit akan cocok untuk kalian yang gemar dengan catur atau butuh tontonan dengan konsep yang berbeda dan menarik. Serial orisinal Netflix ini sudah bisa disaksikan secara streaming sejak 23 Oktober lalu dan hanya memiliki tujuh episode saja.

Nah, kalau kalian sudah nonton serial The Queen’s Gambit, jangan lupa untuk tulis pendapat kalian pada kolom komentar di bawah ini, ya! Ikuti terus KINCIR untuk review serial lainnya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.