Si Doel The Series Tayang di TV, Lebih Bagus Mana Daripada Versi Original?

Setelah menghibur penggemar dengan konsep film, Si Doel kembali ke “fitrahnya” dengan merilis versi serial atau sinetron di TV. Serial bertajuk Si Doel The Series itu ditayangkan setiap hari Senin-Jumat di RCTI atau RCTI Plus mulai tanggal 27 Desember 2022.

Si Doel sendiri adalah sosok legendaris. Sebelum diangkat ke layar kaca pada tahun 1994, ia berasal dari novel Si Doel Anak Betawi karya Aman Datoek Madjoindo dan pernah dibuat versi filmnya pada tahun 1974.

Begitu banyak perubahan yang terjadi pada serial tersebut. Walau masih berpusat pada kisah Si Doel, rumahnya, keluarganya, dan tentu saja kisah cintanya, tetapi kemajuan zaman dan ketiadaan berbagai casts membuatnya jadi betul-betul berbeda dibandingkan Si Doel Anak Sekolahan original. Apa saja yang berbeda, dan apakah Si Doel The Series bisa mengikuti kesuksesan Si Doel Anak Sekolahan? Lihat ulasannya di sini.

Porsi drama dan komedi dalam serial

Via Istimewa

Si Doel Anak Sekolahan enggak cuma menawarkan drama layaknya sinetron pada umumnya, tetapi juga komedi dan potret kehidupan nyata. Si Doel Anak Sekolahan mengombinasikan gambaran kehidupan keluarga Betawi serta beberapa suku lain Indonesia yang mengadu nasib di Jakarta dalam level akar rumput. Sebagai seseorang yang mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan, Si Doel menjadi tautan ke kalangan kelas menengah ke atas seperti Hans dan Sarah, serta menjadi bumbu drama.

Sementara itu, Si Doel The Series memberikan porsi komedi dan potret sosio-masyarakat lebih sedikit. Keduanya memang masih ada dalam sosok Atun dan Mandra. Kehidupan mereka memang apa adanya, tanpa ambisi, bertujuan untuk menjalani kehidupan, makan, dan berkumpul dengan keluarga. 

Via Istimewa

Namun, porsi dramanya lebih banyak. Porsi drama itu sendiri disajikan oleh Si Doel dan anaknya. Dramanya, tentu enggak lain adalah drama cinta. Karena porsinya banyak, Si Doel The Series pun jadi terkesan agak sama dengan sinetron platform video on demand bahkan TV pada umumnya.

Kehilangan beberapa tokoh menghibur namun regenerasi dengan tokoh-tokoh baru, berhasilkah?

Via Istimewa

Banyak tokoh menghibur dari Si Doel Anak Sekolahan yang memang sudah enggak tampil karena meninggal dunia. Misalnya, Benyamin Sueb sebagai Babe, Pak Tile sebagai engkong alias kakeknya Si Doel, Nachi sebagai Nyak Rodiyah, Basuki sebagai Mas Karyo, penyewa rumah sekaligus kekasih Atun, Pak Bendot, mantan mertua Mas Karyo, dan Aminah Cendrakasih sebagai Mak Nyak.

Kehilangan tokoh-tokoh itu membuat Si Doel The Series kehilangan separuh nyawanya. Apalagi, mereka memang seniman yang sudah terbiasa berakting. Semestinya, jika kekosongan tempat itu bisa digantikan dengan tokoh-tokoh baru yang sama kuatnya, Si Doel The Series mungkin bisa lucu dengan caranya sendiri. Namun, kebanyakan cast justru mengisi aspek drama.

Padahal, apa yang mereka lakukan bukan sekadar melawak. Mereka membawakan obrolan segar khas kaum akar rumput pada masanya yang walaupun menimbulkan gelak tawa, tetapi sarat akan kesederhanaan sekaligus sindiran, baik terhadap diri sendiri, mau pun terhadap orang lain.

Dalam sebuah wawancara, Rano Karno pernah mengatakan bahwa Si Doel The Series diteruskan karena permintaan Mak Nyak alias almarhumah Aminah Cendrakasih. Sebetulnya, Rano Karno sempat enggak mau meneruskan proyek Si Doel lagi.

Lebih banyak drama cintanya

Via Istimewa

Drama cinta pertama tentu hadir dari Si Doel yang walaupun sudah memilih Zaenab tetapi enggak bisa melepaskan diri dari Sarah. Bahkan, sejak awal, Zaenab pun sudah terlihat galau.

Pada serial ini, Zaenab memang lebih memiliki ketegasan layaknya pada Si Doel The Movie. Zaenab bahkan menemui Sarah demi meluruskan masalah pada episode ke-6 dan 7; ermasuk kenapa sang anak tiri, sudah jarang main ke rumah Si Doel lagi. Namun, Zaenab yang merasa sakit hati memiliki niat menceraikan Doel agar Doel bisa mengurus Sarah. Padahal, Doel dan Zaenab sudah memiliki anak bernama Khanza.

Selain drama cinta Doel besar, Dul kecil alias anak Doel dan Sarah juga hadir di serial ini. Layaknya anak muda pada umumnya, Dul kecil jatuh cinta pada teman sebayanya, Tari, tetapi bingung untuk mengungkapkan niatnya. Kisah ini juga dibumbui kecemburuan dan gengsi demi gengsi.

Aspek gurauan hanya ada pada Atun dan Mandra, sehingga bisa dibilang serial ini memang kental akan masalah percintaan dan dilema.

Kisah Doel yang masih jalan di tempat

Via Istimewa

Si Doel adalah tokoh penting sekaligus tokoh yang banyak disebelin sama penonton. Masalahnya, Si Doel dianggap labil dan bikin kehidupan Sarah sekaligus Zaenab menjadi enggak karuan. Bahkan, kehidupan Si Doel yang dianggap bisa lebih baik daripada keluarganya lantaran berkuliah di kampus bergengsi, pada akhirnya harus jalan di tempat karena ketidaktegasannya.

Dari awal, masalah utama Si Doel adalah kebimbangan memilih antara Sarah dan Zaenab. Kedua perempuan beda latar belakang itu terobsesi dengan Si Doel yang santun dan sayang keluarga. Namun, ketidaktegasan Si Doel justru bikin perempuan-perempuan ini sakit hati. Setelah menikah dengan Si Doel dalam Si Doel Anak Gedongan, Sarah sakit hati karena Si Doel membantu Zaenab yang waktu itu hamil dan diselingkuhi sang suami.

Sementara itu, pada Si Doel The Series, gantian Zaenab yang sakit hati karena Sarah rupanya sudah berada di Indonesia dan sedang sakit. Zaenab juga mudah terpengaruh gurauan Mandra tentang hubungannya dengan Doel yang sudah hambar. Doel pun bimbang karena Doel Kecil (anaknya), cemburu dengan keberadaan Zaenab dan anak Doel serta Zaenab. Ia ingin Doel merawat ibunya.

Masih seperti dalam Si Doel Anak Sekolahan, Zaenab digambarkan lebih banyak diam dan memendam perasaan saat merasa sakit hati. Inilah yang kerap bikin suasana semakin runyam. Si Doel, yang dalam film Si Doel The Movie 3 pada akhirnya diceritakan memiliki pilihan tegas, kini terombang-ambing kembali, terutama karena anak laki-lakinya.

Masih sarat potret sosial

Terlepas dari terlalu sesaknya masalah cinta, Si Doel The Series tetap menampilkan masalah sosial yang down to earth layaknya Si Doel Anak Sekolahan. Masalah sosialnya enggak dibuat-buat, terasa nyata dan jika kamu terjun ke akar rumput, kamu akan menemukan masalah-masalah semacam ini.

Contohnya seperti masalah warisan dan kenangan akan orang tua. Si Doel dan Atun sendiri berniat menjual opelet yang sudah sangat uzur, tetapi kebimbangan muncul saat mengingat sosok orang tua. Padahal, dilihat dari nilai ekonomi dan kegunaan, opelet itu memang sudah enggak relevan dengan zaman sekarang. Namun, opelet itulah yang menghidupi keluarga mereka.

Sosok Mandra dan Atun juga menggambarkan bagaimana sosok-sosok akar rumput di Jakarta berpikir, bertindak, dan bicara apa adanya. 

Via Istimewa

Bahkan, meskipun Mandra dan Atun punya banyak masalah, mereka terlihat lebih “bahagia” daripada Si Doel bahkan Sarah yang kaya. Mungkin, alasannya adalah karena mereka let it flow terhadap semua hal. 

Pada masa modern, banyak orang begitu insecure sama masa depan dan begitu menghamba ketenaran, kemapanan finansial, hingga karier.  Sosok-sosok seperti Atun dan Mandra yang kerap dianggap kurang berpendidikan bahkan enggak mampu, justru bisa menikmati hidup apa adanya, karena mereka berpikir secara sederhana dan enggak butuh validasi.

Ini adalah sindiran bagi pemuja duniawi karena, harta dan tahta sebetulnya hanya berguna jika bermanfaat buat sesama. Lagipula, semua orang akan sakit dan meninggal dunia. Sarah yang kaya raya pun enggak bisa menghalau sakit parah yang menimpanya.

Berbeda sama serial di platform VOD lainnya, Si Doel The Series hanya bisa ditonton secara live di TV atau di rctiplus.com setiap Senin-Jumat pukul 18.00 WIB. Penggemar waralaba Si Doel jangan sampai kelewatan, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.