Review Serial The Rings of Power (2022) Episode 8: Tipu Daya Sauron

Review The Rings of Power (2022) Episode 8 : Tipu Daya Sauron
Genre
  • Fantasy
Actors
  • Charlie Vickers
  • Morfydd Clark
  • Robert Aramayo
Director
  • J.A. Bayona
Release Date
  • 15 October 2022
Rating
4 / 5

Episode terakhir dari musim tayang pertama The Rings of Power berjudul Alloyed ini akan menjawab semua hal yang kamu pikirkan sejak awal menontonnya. Namun, pendapat penonton mungkin terbagi menjadi dua. Pertama, penonton yang menganggap bahwa apa yang disajikan oleh serial ini adalah plot twist yang agung. Yang kedua, penonton yang dari awal sudah bisa menebak arah dari kejutan serial ini.

Sosok The Stranger alias orang asing besar yang berada di dekat para Hobbit sebetulnya mungkin dibuat untuk membingungkan penonton. Namun, banyak orang yang sudah bisa menebak bahwa ia berada di sisi kebaikan. Ia adalah Istari, Maiar yang dikirim ke dunia. Istari yang pernah kita kenal di antaranya adalah Saruman, Gandalf, Radagast, dan dua Penyihir Buru.

Memang enggak secara gamblang disebutkan siapa Istari ini. Namun, beberapa petunjuk mengarah kuat kepada Gandalf. Soalnya, ada kalimat yang kerap ia ucapkan kepada Frodo dan kawan-kawan: jika bingung, ikutilah penciumanmu. Serta, Istari ini juga dekat dengan Hobbit, yang seolah menjelaskan mengapa Gandalf selalu mendukung dan mengutamakan para Hobbit hingga hancurnya Mordor. 

Ketika muncul, orang asing ini terlihat kebingungan. Kalau kamu sudah membaca sejarah Istari, kamu pasti tahu jika Gandalf (sebelumnya bernama Olorin), adalah Maiar yang ragu dan takut. Ia ragu bahwa dirinya mampu mengalahkan Sauron dan ia takut akan hal itu. Sisa ketakutannya ada pada gerak-gerik orang asing ini.

Semenjak awal kemunculannya, orang asing ini memang misterius, tetapi terlalu baik untuk menjadi jahat. Bahkan, dari awal, KINCIR sudah menebak bahwa mungkin, pihak yang jahat adalah Halbrand. Tebakan ini juga rupanya sudah dikemukakan oleh berbagai situs ulasan film internasional.

Semua tebakan itu terjawab dengan tepat di episode terakhir ini. Halbrand bukan orang yang menjadi korban Sauron. Ia adalah Sauron itu sendiri. Selama ini, pahlawan emansipasi kita, Galadriel, dibodohi sedemikian rupa, dan justru membawa Halbrand masuk ke dalam banyak hal, mulai dari Numenor hingga ke tempat para peri. Sauron memang diceritakan sebagai pembuat tipu muslihat, orang yang mampu mengadu domba banyak pihak agar semua jatuh ke dalam kekuasaan cincinnya.

Halbrand sendiri adalah karakter khusus yang memang dibuat untuk Amazon. Karena, dalam buku, yang kita tahu adalah Sauron menipu dengan menjadi sosok Annatar. Namun, tipu daya Halbrand dan bagaimana Halbrand enggak berbohong –melainkan cuma memberikan separuh kenyataan dan memanipulasi orang di sekitarnya– mirip dengan deskripsi Annatar. Ya, alih-alih memaksa atau berkata bohong, Halbrand justru seperti “dipaksa” oleh Galadriel untuk berkontribusi (dan inilah yang sebetulnya sudah ia rencanakan dari awal). Galadriel terlalu ambisius mencari kejahatan hingga enggak sadar bahwa dia yang menarik kejahatan itu sendiri ke dalam ranah para Elf. 

Via Istimewa

Dengan pembawaan yang seolah cuek, dengan berbagai penolakannya, Halbrand memang mampu membuat siapa saja enggak mencurigainya. Trik pemasaran Sauron ini memang manjur banget: pura-pura jual mahal, tapi justru bikin orang lain semakin tertarik dan percaya.

Mengharapkan hal yang lebih dari sisi dialog

Kejadian paling penting dari episode ini adalah saat Galadriel mengetahui dengan siapa selama ini ia bersama. Kejadian ini direncanakan dan dibuat megah. Namun, seperti episode-episode sebelumnya, ia enggak akan pernah mencapai kemegahan riil yang mampu menggugah jiwa. Masalahnya bukan di aktor. Charlie Vickers sebagai Halbrand bermain apik dan manipulatif. Masalah ada di dialog dan karakterisasi.

Novel-novel J.R.R Tolkien lekat dengan kata-kata yang seolah mendongengkan dirinya sendiri, puisi-puisi, dan juga sajak. Pada adaptasi-adaptasinya yang disutradarai oleh Peter Jackson, nuansa dialog dengan sajak dan ungkapan itu juga masih ada. Kedalaman inilah yang enggak mampu diraih oleh The Rings of Power.

Dialog dan karakterisasinya terlalu dangkal, terutama pada sosok Galadriel. Sosok ini kerap mengeluarkan kalimat-kalimat yang enggak menginspirasi, termasuk saat mengonfrontasi Sauron. Adegan saat Sauron menghipnotis Galadriel, berpura-pura menjadi kakaknya, membawanya kembali ke kapal yang mengapung, seharusnya bisa intens dan gagah. Sayangnya, kalimat-kalimat Galadriel mengacaukannya. Jika ini adalah ajang pantun berbalas, maka Galadriel akan kalah di babak pertama.

Bicara soal dialog dan karakterisasi, Nori dan The Stranger justru lebih kuat. Dialog mereka enggak berlebihan, sederhana, tetapi on point menggambarkan mengapa Nori berempati pada orang asing ini. Para Hobbit lain pun menggambarkan kesederhanaan dan kebaikan hati Hobbit dengan porsi yang pas.

Sinematografi yang cukup menarik

Terlepas dari betapa menyebalkannya aspek dialog, terutama yang melibatkan Galadriel, sinematografinya cukup apik. Seandainya The Ring of Power episode 9  adalah film bisu tanpa dialog, mungkin keadaan akan menjadi lebih baik. Ya, hal itu dibuktikan dengan bagian pembuatan cincin! Bagian ini enggak diisi dengan dialog dan jadilah penutup yang sempurna.

Via Istimewa

Secara cantik, ia menggambarkan bagaimana Lord Celebrimbor membuat tiga cincin: Vilya, Nenya dan Narya. Tiga cincin inilah yang akan digunakan oleh para peri, sementara sisanya untuk para kurcaci dan manusia. Tiga cincin yang diharapkan dapat menipu segala kekuatan jahat, tetapi justru tetap berada di bawah pengaruh One Ring karena Sauron –dengan tipuannya sebagai Halbrand– mengajarkan teknik pembuatan cincin khusus, dan itulah yang mengikat tiga cincin Peri pada satu cincin utama.

Bagaimana Mithril itu masuk ke cairan logam dan membentuk Sang Mata (simbol Sauron), bagaimana cincin itu ditempa, dibentuk, hingga menjadi tiga cincin yang unik adalah pengalaman visual yang menyenangkan. Secara mengejutkan The Rings of Power menutup musim tayang ini dengan pilihan yang cukup mewah.

*** 

Walaupun terdapat beberapa kekurangan, tetapi sulit mengatakan jika The Rings of Power episode terakhir musim tayang pertama adalah serial yang buruk. Justru, ini lebih baik daripada episode sebelumnya yang enggak jelas mau dibawa ke mana.

Hanya saja, memang beberapa karakter, terutama Galadriel, butuh pengembangan. Ini adalah akhir sekaligus awal yang baik untuk Halbrand (Sauron). Semoga musim tayang kedua, yang kabarnya sedang dalam proses pembuatan, dapat mengembangkan hal-hal yang kerap dikritik para fans yang menemukan jiwa Tolkien di dalamnya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.