(Hearthstone) Profil Jothree, dari Pemain Catur Jadi Atlet Esports Kebanggaan Indonesia

Indonesia saat ini sedang memetik hasil dari perkembangan esports. Para penggiatnya pun dengan merasakan dampak positif yang dibawa oleh industri baru ini. Salah satu yang paling merasakannya adalah pemain veteran Hearthstone, Jothree.

Pemain yang sukses menyumbang medali perak di ASIAN Games 2018 ini memulai kariernya sebelum esports berkembang seperti sekarang. Di balik kesuksesannya menjadi salah satu pemain terkuat Hearthstone di Indonesia, siapa sangka dirinya mempunyai kisah yang cukup berliku untuk bisa bertahan di esports.

KINCIR pun berkesempatan untuk bertatap muka dengan pemain bernama asli Hendry Handisurya ini untuk berbagi kisah perjalanannya di esports. Yuk simak obrolannya di bawah ini!

Atlet Catur yang Beralih Jadi Pemain Esports Profesional

Sebelum sukses menjadi pemain esports profesional seperti sekarang, siapa sangka Jothree kecil pernah menjadi seorang atlet catur yang pernah mengikuti banyak kejuaraan, termasuk kejuaraan daerah dan nasional. Raihan tersebut ketika dirinya belum mengenal game online.

Duduk di bangku SMA, Jothree pun mulai mengenal warnet ketika diajak oleh salah seorang teman-teman sekolahnya. Memilih Warcraft 3 sebagai game online pertamanya, dirinya pun menjadi ketagihan game besutan Blizzard ini.

“Sebelum terjun ke esports, saya pernah menjadi atlet catur pada umur 12 tahun. Sejak duduk di bangku SMA, saya pun dikenalkan dengan game online oleh teman-teman yang sering pergi di warnet,”

Cedera Tangan Jadi Turning Point Karier

Punya hobi main game sejak kecil, Jothree sudah mencicipi berbagai game online dulu tengah menjamur di Indonesia seperti Dota dan Warcraft 3. Bahkan, sebelum menjadi salah satu pemain hebat Hearthstone Indonesia, dia juga sempat mencicipi skena kompetitif kedua game tersebut sejak 2015 .

Sayangnya, karier Jothree sempat terganggu dengan cedera tangan yang dialaminya. Situasi tersebut membuatnya harus libur sejenak dari kesibukannya bermain game hingga membuatnya ketinggalan banyak jika harus kembali ke Dota. Untungnya, dia pun menemukan pelabuhan terbaru karier esportsnya, yakni Hearthstone.

“Sempat beberapa game online yang berjaya pada musimnya. Namun, setelah mengalami cedera tangan membuat saya enggak enggak bisa kembali bermain Warcraft, Dota, dan Starcraft II. Mau kembali pun, saya merasa sudah ketinggalan banyak,”

Gelimang Prestasi Jadi Kunci Raih Restu Orangtua

Perjalanan karier Jothree sebagai pemain Hearthstone enggak semulus yang dibayangkan. Sama seperti pemain esports pada umumnya, dia sempat mendapat pertentangan dari orangtua. Apalagi, awal dirinya terjun ke ranah esports terbilang jauh sebelum perkembangannya yang seperti sekarang.

Namun, dirinya berhasil membuktikan bisa mempertanggung jawabkan pilihannya untuk berkarier di esports dengan mencetak prestasi. Enggak hanya prestasi, dirinya juga bisa meraup pundi-pundi rupiah berkat kerja kerasnya di kompetitif Hearthstone.

Siapa sangka, kini Jothree telah memiliki beberapa barang dari hasil usahanya di esports, seperti kendaraan dan tempat tinggal. Hal ini pun membuat orangtua serta kerabat terdekatnya kini mendukung penuh kariernya di esports.

“Memang sempat ada pertentangan di awal ketika saya mengatakan ingin berkarier di esports. Saya pun menganggap wajar jika mendapat perilaku tersebut, mengingat dulu esports belum sampai sekarang. Namun, ketika saya bisa membuktikan bisa menghasilkan dan berprestasi, restu pun turun,”


Bertahan Berkat Dukungan dari Sang Ayah

Enggak bisa dimungkiri, jika kita terlalu sering melakukan suatu kegiatan pasti akan menemui titik jenuh. Begitu pula dengan Jothree. Pemain yang mewakili Indonesia di SEA Games 2019 ini mengaku pernah berada di kondisi tersebut yang membuatnya ingin berhenti dari skena kompetitif.

Namun, mendiang sang Ayah yang memberikan semangat untuk pemain bernama asli Hendry ini agar bertahan. Siapa sangka, kini Jothree mendulang kesuksesan dari hobinya bermain game hingga mampu membanggakan Indonesia.

“Di saat aku ingin berhenti dan mencoba jalan lain, almarhum papa malah memberikan semangat untuk bertahan di esports. Bahkan, dialah yang memberikan aku dukungan sejak awal ingin terjun ke esports,”

Mantapkan Hati Untuk Membela Esports Indonesia

Sebelum membela NXL pada 2017 lalu, dirinya pun sempat bergabung dengan Ligagame pada divisi Starcraft. Selain itu, berkat kemahiran Jothree di beberapa game, dirinya pun dipercaya untuk bisa memperkuat tim-tim luar negeri.

Seperti pada 2005, dirinya pun memperkuat tim Azure. Enggak hanya itu, dirinya juga pernah bergabung ke MVP Singapura di divisi Dota, serta Next Generation asal Korea untuk memperkuat divisi Starcraft II.

Sebenarnya, bisa saja dirinya kembali bergabung dengan tim esports luar karena adanya beberapa tawaran yang datang. Namun, Jothree memutuskan enggak mengambilnya karena telah bertekad untuk memajukan esports Indonesia.

“Saya kenal baik dengan Richard (CEO NXL) karena dia lah yang menawari saya untuk bergabung ke NXL. Untuk bergabung ke tim luar rasanya sudah ada keinginan lain. Hal ini juga melihat perkembangan esports di Indonesia, jadi saya pun memutuskan untuk tetap membela tim esports tanah air,”

Korbankan Waktu Agar Bisa Berada di Ranah Esports

Untuk bisa menduduki pencapaian seperti sekarang, banyak yang harus dikorbankan oleh Jothree. Hal yang paling dirasa adalah waktu yang hilang untuk bersama keluarga dan teman-temannya. Seperti yang kita tahu, untuk bisa sukses menjadi pemain profesional, kehidupan pemainnya dipadati dengan latihan.

Hal ini pun terpaksa dilakukan agar dirinya untuk bisa sukses dalam berkarier di esports. Kini, segala pengorbanannya pun terbayar, dengan dirinya yang sudah bisa menjadi wakil Indonesia di cabang Hearthstone di Asian Games 2018 dan SEA Games 2019.

“Pengorbanan yang paling berasa itu waktu, Di saat anak-anak muda lainnya berkumpul bersama teman seumuran dan keluarganya, saya hanya menghabiskan waktu untuk latihan dan bertanding,”

Bermimpi untuk Membangun Tim Esports Sendiri

Sebagai pemain yang telah mencicipi manis dan pahit perjalanan karier di esports, ternyata Jothree memiliki mimpi untuk membuat tim esportsnya sendiri. Dia pun mengaku terinspirasi oleh sosok Eiduart, mantan pemain profesional dari Mobile Legends yang juga teman kecilnya.

Saat ini, Eiduart tengah merintis tim esportsnya sendiri bernama Siren Esports. Sebelumnya, dia sempat bermain bersama Bigetron serta REVO untuk Piala Presiden Esports 2019.

Meski telah punya rencana, impian Jothree untuk mendirikan tim esports belum bisa dilakukan sekarang. Pasalnya, dirinya masih menikmati perannya sebagai salah satu pemain Hearthstone terkuat di Indonesia.

“Melihat Eiduart yang kini sudah memiliki tim esports, saya pun kepikiran untuk membuatnya juga. Namun, untuk sekarang kayaknya masih belum bisa karena masih terikat dengan NXL dan masih banyak hal lain yang harus saya pikirkan,”

***

Bagaimana tanggapan kalian tentang kisah perjalanan Jothree berkarier di esports? Jangan sungkan untuk berbagi pendapat kalian di kolom komentar bawah, ya. Tetap di KINCIR agar kalian dapat cerita menarik dari para pro player lainnya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.