5 Alasan Charlie’s Angels Gagal Bersinar di Box Office

Seminggu tayang, Charlie’s Angels (2019) mesti menelan kenyataan pahit. Reboot sekaligus sekuel dari serial dan film seri Charlie’s Angels ini hanya mampu meraih pendapatan 8,6 juta dolar AS (sekitar Rp120 miliar) pada minggu pembukanya.

Tentunya, hal ini jauh dari perkiraan karena mengundang reaksi yang cukup menghebohkan dari sutradara sekaligus pemainnya, Elizabeth Banks. Enggak tanggung-tanggung, Banks bahkan menyalahkan penonton cowok yang enggak tertarik nonton film yang bukan “male genre”.

Sesungguhnya, pendapatan tersebut dari bioskop Amerika Serikat juga berarti cewek pun juga enggak banyak yang nonton film ini. Jadi, menyalahkan para cowok dengan bilang mereka enggak suka film yang pemeran utamanya perempuan bukanlah hal bijak. Makanya, banyak analisis bertebaran terkait kenapa Charlie’s Angels gagal bersinar di Box Office Hollywood.

KINCIR juga punya alasannya di sini. Yuk, simak!


1. Reboot franchise Perlu Formula yang Tepat

Ini bukan pertama kalinya franchise lama yang populer dibawa kembali sekarang dengan cerita yang baru dan tentunya teknologi CGI yang lebih kece. Seperti waralaba seri Jumanji yang sukses mencetak keuntungan dengan reboot yang segar.

Keputusan buat mengangkat video game jadul sebagai sarana Jumanji cukup orisinal dan unik, bikin kalian tetap bisa menemukan Jumanji yang baru tanpa melupakan bahwa dulu pernah ada Jumanji (1995) versi Robin Williams.

Dok. Sony Pictures

Jurrassic World juga contoh reboot yang lebih modern, tapi punya cerita yang orisinal. Beda sama tiga film pendahulunya yang belum membuka Jurrassic Park sepenuhnya kepada publik, Jurrassic World membawa taman hiburan ini menjadi nyata; mewujudkan mimpi dan nostalgia kalian terhadap taman dinosaurus ini. Makanya, dua film terbaru dalam waralaba Jurrassic Park pun berhasil mencatatkan pendapatan sekitar 3 juta dolar (sekitar Rp42 miliar).

Namun, Charlie’s Angels (2019) malah membawa formula yang sama dalam reboot terbarunya. Cewek seksi badass dan jago bela diri sekarang udah bukan hal baru. Hal ini barangkali masih dilirik pada tahun 1970-an sampai 2000-an. Sekarang, formula ini malah jadi cheesy dan enggak wow.

2. Kristen Stewart Butuh Aktris Tandingan

Dok. Sony Pictures

Satu-satunya yang bikin Charlie’s Angels menghibur kayaknya cuma Kristen Stewart yang asyik banget memerankan Sabina yang “kacau”. Pengalaman memang enggak bohong, sih. Film-film terbaik Kristen Stewart juga membuktikan bahwa dirinya adalah aktris yang mumpuni. Makanya, enggak kaget di Charlie’s Angels pun dia bisa menikmati perannya dengan baik.

Sayangnya, dua Angels lainnya yang diperankan oleh Naomi Scott dan Ella Balinska, gagal merespons spontanitas Kristen dan bikin penampilan mereka terlihat jomplang. Bahkan, Ella Balinska sebaiknya enggak mencoba buat jadi Angels yang seksi karena dia enggak bisa. Charlie’s Angels pun jadi enggak bisa dinikmati sebagaimana mestinya.


3. Naskah yang Lemah

Dok. Sony Pictures

Dilansir Deadline, naskah Charlie’s Angels ternyata gagal menarik perhatian aktris besar kayak Jennifer Lawrence, Emma Stone, dan Margot Robbie. Hal ini tentu menjawab kenapa Charlie’s Angels cuma punya Kristen Stewart sebagai aktirs senior di sana.

Namun, melihat filmnya sekarang, sih, kayaknya memang wajar banget jika tiga nama ini menolak, khususnya Emma Watson yang jelas-jelas feminis garis keras. Film yang masih menjual keseksian cewek kayak Charlie’s Angels tentu enggak bakal masuk daftarnya.

4. Salah Target

Bisa dibilang, ini juga salah satu faktor yang bikin Charlie’s Angels gagal bersinar. Siapa targetnya? Franchise film ini dimulai pada 1970-an saat serial televisinya diperkenalkan. Lalu, filmnya pun dibuat pada 2000-an, membawa Cameron Diaz, Drew Barrymore, dan Lucy Liu yang saat itu bukanlah nama baru.

Sementara, reboot ini hanya menghadirkan Kristen Stewart yang terkenal dengan The Twilight Saga, tapi cukup diragukan juga para penggemar Twilight bakal nonton aksinya di film lain. Lalu, Naomi Scott mungkin bisa dihitung sebagai nama yang cukup familier setelah perannya sebagai Jasmine dalam Aladdin (2019). Hal itu pun baru banget dan belum cukup buat mem-branding Naomi Scott sebagai aktris yang filmnya mesti kudu wajib ditonton.

Dok. Sony Pictures

Beda sama Jumanji: Welcome to the Jungle yang punya Dwayne “The Rock” Johnson atau Jurrassic World yang punya Chris Pratt. Di Charlie’s Angels, bahkan Kristen Stewart sendiri enggak bisa jadi nilai jual yang cukup karena dia udah lama enggak main film komersial.

Jadi, ya, milenial yang barangkali jadi targetnya enggak kenal siapa itu para Angels. Kenapa mereka harus nonton film ini, sementara mereka sendiri enggak familier sama para Angels? Karena strategi marketing-nya pun enggak bisa membuat alasan yang konkret selain keglamoran dan modernitas yang baru, akhirnya reboot ini pun gagal menarik perhatian target yang seharusnya.


5. Cukup dengan Semua “Girl Power”

Bukannya enggak mungkin Charlie’s Angels juga gagal mencetak keuntungan karena perkara girl power yang diusungnya. Masalahnya, semboyan ini enggak bisa jadi bahan jualan kalau ceritanya aja cenderung biasa.

Enggak ada masalah dengan film yang mengusung girl power karena trilogi Pitch Perfect aja berhasil, kok, jadi Box Office dengan kisah persahabatan yang menguatkan sesama cewek. Mad Max: Fury Road (2015) pun melalui Charlize Theron berhasil menonjolkan cewek badass yang berjuang demi kehidupannya.

Dok. Sony Pictures

Masalahnya, ketika girl power diusung dengan cerita yang menunjukkan begitu banyak privilege, pesan yang ingin disampaikan pun jadi klise. Akhirnya, penonton tetap bakal cari film yang ceritanya berkesan, bukan cuma perkara pesan yang eksplisit aja.

Di Rotten Tomatoes, Tomatometer Charlie’s Angels saat artikel ini dibuat pun bertahan di skor 54% berdasarkan 163 ulasan dan banyak pula yang menyoroti soal pemaksaan girl power ini. Jadi, ini bisa jadi salah satu alasannya.

***

Kalian udah nonton Charlie’s Angels? Setujukah jika lima hal di atas yang jadi penyebab reboot Charlie’s Angels gagal untung? Bagikan pendapat kalian di kolom komentar, ya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.