5 Film Sejarah Indonesia yang Dilarang Tayang

– Film Indonesia bertema sejarah beberapa kali pernah menimbulkan kontroversi.
– Ada yang dilarang karena menampilkan adegan cium kaki!

Sejarah tentang Indonesia memang begitu panjang dan memiliki banyak kisah, terlebih kisah tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. Berbagai kisah tentang sejarah Indonesia pastinya menarik untuk diangkat ke sebuah film, sekaligus untuk mengajarkan sejarah Indonesia dengan cara yang lebih menarik.

Sayangnya, membuat film sejarah Indonesia bukanlah hal yang mudah bagi para sineas. Salah sedikit saja atau ada hal dianggap enggak sesuai, film tersebut berpotensi untuk menimbulkan polemik besar di masyarakat. Bukan hal baru lagi jika film yang menceritakan sejarah Indonesia menimbulkan kontroversi hingga dilarang tayang!

Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, yuk, simak daftar film sejarah Indonesia apa saja yang pernah dilarang tayang!

1. Pagar Kawat Berduri (1961)

Via Istimewa

Film yang digarap oleh sutradara Asroel Sani ini berlatar waktu sebelum masa kemerdekaan Indonesia. Pagar Kawat Berduri berkisah tentang para pejuang yang ditahan di kamp Belanda karena nekat menyuarakan revolusi. Di saat mereka berusaha meloloskan diri, Parman malah berteman dengan salah satu perwira Belanda yang bernama Koenen dengan maksud untuk mencari informasi.

Keakraban antara Parman dan Koenen yang ditampilkan di Pagar Kawat Berduri-lah yang membuat Partai Komunis Indonesia (PKI) melarang penayangannya. Film ini dianggap dapat mengajak masyarakat untuk bersimpati kepada Belanda. Untungnya, film tersebut berhasil diselamatkan oleh presiden Soekarno. Walau telah diselamatkan, film ini tetap enggak ditayangkan di bioskop.

Setelah sekian lama enggak diputar di bioskop, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) dan Pusat Pengembangan Perfilman merestorasi Pagar Kawat Berduri dan menayangkannya di beberapa bioskop Indonesia pada 2018.

2. Romusha (1972)

Via Istimewa

Dari judulnya, kalian tentunya sudah tahu bahwa Romusha berlatar pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Film yang disutradarai oleh Herman Nagara ini memperlihatkan kekejaman Jepang saat menduduki Indonesia selama 1943—1944. Romusha berkisah tentang Rota, orang Indonesia yang ditangkap tentara Jepang dan dibuat menjadi pekerja paksa atau romusa.

Walau memiliki masa lalu kelam, hubungan antara Indonesia dan Jepang telah membaik saat film ini hendak ditayangkan. Itulah sebabnya, Romusha dilarang tayang di bioskop oleh Departemen Penerangan dengan alasan film ini bakal mengganggu hubungan Indonesia dan Jepang. Akibatnya, tim produksi Romusha meminta ganti rugi biaya pembuatan filmnya. Kabarnya, pihak Jepang-lah yang membayar biaya ganti rugi tersebut.

3. Max Havelaar (1976)

Via Istimewa

Jika kalian kilas balik ke pelajaran sejarah yang kalian dapatkan di sekolah, kalian pastinya pernah mendengar novel Max Havelaar yang dikarang oleh Eduard Douwes Dekker atau dikenal sebagai Multatuli. Novel tersebut akhirnya diangkat ke sebuah film dari hasil kerja sama antara sineas Belanda dan Indonesia.

Sejak awal pembuatannya, Max Havelaar telah menimbulkan kontroversi hingga memakan waktu tiga tahun untuk proses penyelesaiannya. Sebelum dirilis, film ini juga sempat tertahan di Badan Sensor Film (BSF) selama 10 tahun. Begitu Max Havelaar bisa tayang selama beberapa hari pada 1976, film ini langsung dilarang penayangannya oleh pemerintah Orde Baru.

Disutradarai oleh Fons Rademakers, Max Havelaar dibintangi oleh aktor Belanda dan Indonesia, di antaranya Rima Melati, Harry Lantho, Nenny Zulaeni, dan Maruli Sitompul.

4. Merdeka 17805 (2001)

Via Istimewa

Max Havelaar bukan satu-satunya film sejarah Indonesia yang merupakan hasil kolaborasi antara sineas Indonesia dan luar negeri. Setelah Belanda, Jepang juga membuat film tentang sejarah Indonesia yang diberi judul Merdeka 17805. Film yang disutradarai oleh Yukio Fuji ini berkisah tentang tentara Jepang yang ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Bukan karena jalan ceritanya, Merdeka 17805 menimbulkan kontroversi karena menampilkan adegan yang enggak bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Jadi, ada adegan yang memperlihatkan seorang wanita Jawa tua yang mencium kaki tentara Jepang sambil menceritakan salah satu bait dari Ramalan Jayabaya, tentang bangsa berkulit kuning yang akan membebaskan masyarakat Jawa dari penderitaan panjang.

Selain karena adegan cium kaki, Merdeka 17805 tetap dilarang tayang di Indonesia karena alasan politik. Di sisi lain, film ini ternyata cukup sukses di Jepang. Merdeka 17805 dibintangi oleh aktor Jepang dan Indonesia, di antaranya Lola Amaria, Muhammad Iqbal, dan Aulia Achsan.

5. The Act of Killing (2012)

Via Istimewa

Berbeda dengan keempat film di atas, The Act of Killing merupakan sebuah film dokumenter dan menceritakan sejarah Indonesia yang terjadi setelah kemerdekaan Indonesia. Film hasil kerja sama antara sineas Denmark, Inggris, dan Norwegia ini menampilkan kisah tentang PKI. Bukan tentang kekejaman PKI, The Act of Killing menyorot para pelaku pembunuhan anti-PKI yang terjadi selama 1965—1966.

The Act of Killing disambut dengan baik oleh penonton dunia, bahkan masuk dalam nominasi “Best Documentary Feature” Oscar 2014. Sayangnya, tema yang cukup sensitif ini enggak bisa diterima oleh pemerintah Indonesia. Walau enggak tayang secara bebas di bioskop, The Act of Killing akhirnya ditayangkan atas inisiatif masyarakat secara tertutup.

Bonus: Soekarno: Indonesia Merdeka (2013)

Via Istimewa

Di antara kelima film yang telah disebutkan sebelumnya, Soekarno: Indonesia Merdeka sebenarnya enggak benar-benar dilarang tayang di Indonesia. Namun, sebelum ditayangkan pada Desember 2013, film ini sempat menimbulkan kontroversi antara MVP Pictures dan salah satu anaknya Soekarno, yaitu Rachmawati Soekarnoputri.

Awalnya, Rachmawati setuju untuk mengawasi proses produksi Soekarno: Indonesia Merdeka. Namun di tengah proses produksi, Rachmawati enggak setuju dengan pemilihan Ario Bayu dan penggambaran Soekarno di film. Rachmawati bahkan sampai meminta Soekarno: Indonesia Merdeka enggak ditayangkan di bioskop dan mengajukan gugatan kepada MVP Pictures. Pada akhirnya, gugatan Rachmawati dibatalkan pengadilan pada Agustus 2014.

***

Itulah deretan film sejarah Indonesia yang sempat dilarang tayang. Di antara keenam film di atas, adakah yang sudah kalian tonton? Jangan lupa ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai informasi seputar film lainnya, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.