6 Film Indonesia yang Ternyata Sudah “Dewasa”

Melihat perfilman Indonesia beberapa tahun belakangan ini bikin kita jadi optimistis. Mulai dari film horor kayak Pengabdi Setan (2018), Kafir (2018), sampai dengan film drama Dua Garis Biru (2019).

Sebelum 1998, perfilman Indonesia memang sempet mengalami "mati suri". Produksi film bener-bener hampir enggak ada selama satu dekade. Jadi, beberapa film yang muncul di akhir atau awal 2000-an, bener-bener membekas di hati masyarakat pada masa itu.

Kalau dikonversikan ke usia manusia, maka film-film tersebut udah siap buat jadi orang dewasa. Iya, usianya aja udah hampir dua puluh tahun, lho. Nah, mau tahu apa aja filmnya, dan bagaimana kabar para pemainnya? Mari mengenang masa lalu di sini:

 

1. Petualangan Sherina (2000)

Via Istimewa

Petualangan Sherina adalah salah satu pelopor film berkualitas pada masanya. Film musikal ini berkidah tentang Sherina yang harus pindah ke Bandung mengikuti orangtuanya, dan melalui petualangan seru bersama Saddam, musuh yang pada akhirnya jadi sahabat.

Pengambilan gambar Bosscha dan sekitarnya yang indah, akting alami, dan plot seru bikin Petualangan Sherina jadi favorit banyak orang. Bahkan, penikmatnya enggak cuma anak-anak.

Enggak terasa tahun ini, Petualangan Sherina udah berusia sembilan belas tahun. Pemeran Saddam, Derby Romero Nainggolan, udah menikah. Sementara itu, Sherina juga masih berkutat di dunia hiburan serta giat bermusik, melakoni fotografi, dan kesenian lainnya.

 

2. Kuldesak (1998)

Via Istimewa

Kuldesak merupakan film besutan Riri Riza dan Mira Lesmana. Film ini adalah kisah omnibus dari beberapa pemuda di ibukota. Sederhana sih, premisnya, tetapi napak tanah banget alias enggak lebay.

Film ini cuma diputar di enam bioskop, tetapi penontonnya bisa sampai seratus ribu. Setelah itu, para sineas Indonesia kembali berani berkarya. Terbukti dengan kemunculan Petualangan Sherina, Ada Apa dengan Cinta?, dan film-film lainnya.

Ngomong-ngomong, kalian kangen enggak, sama omnibus berkualitas produksi dalam negeri? Secara, sineas Indonesia itu hampir enggak pernah gagal kalau bikin omnibus.

3. Jelangkung (2001)

Via Istimewa

Dialog alami, kengerian yang enggak dibuat-buat, dan sosok hantu yang udah dikenal banget di Indonesia, menjadi beberapa kekuatan dari Jelangkung-nya Rizal Mantovani dan Jose Purnomo.

Judulnya mungkin enggak kreatif, tetapi siapa yang peduli kalau saat nonton film ini jiwa seperti terteror? Seolah setelah film habis, kita masih diikuti sama arwah yang datangnya enggak dijemput dan pulang pun enggak diantar.

Ada beberapa film lain yang kemudian dirilis dan bertema boneka setan yang satu ini. Namun, buat mengekor kecemerlangan Jelangkung, sulit kayaknya. Dan, enggak terasa, tahun ini Jelangkung udah berusia 18 tahun.

 

4. Joshua Oh Joshua (2001)

Via Istimewa

Film Joshua Oh Joshua sebenernya masuk kategori film love it or hate it, alias ada pihak yang bilang bagus, tetapi ada juga yang ngetawain film ini. Pada dasarnya, premis Joshua Oh Joshua itu bagus: tentang anak jalanan bernama Joshua yang bersekolah sambil ngamen.

Usut punya usut, Joshua adalah anak orang kaya yang diculik orang enggak waras. Ya, plot ini dianggap klise dan kayak sinetron. Namun, harus diakui usaha sineas di baliknya cukup patut diapresiasi.

Soalnya, film ini merupakan film musikal yang menyelipkan nyanyian-nyanyian. Jadi, kalian bisa melihat betapa bertalentanya Joshua dan Mega dalam berakting dan bernyanyi.

Sekarang, film ini udah berusia 18 tahun. Joshua pun udah enggak bernyanyi lagi, tetapi fokus dalam karier sebagai komika.

5. Ada Apa dengan Cinta? (2002)

Via Istimewa

Ngomongin film berusia belasan tahun, memang enggak afdol rasanya kalau enggak menyinggung Ada Apa dengan Cinta?. Mungkin kalian bosen setengah mati sama pembahasan film ini, tetapi harus diakui bahwa di samping janggalnya adegan perpisahan Rangga dan Cinta, film ini punya cerita alami dan tokoh-tokoh kuat.

Coba, deh, biasanya film romansa itu dipenuhi sama adegan-adegan dan dialog yang garing. Namun dialog di AADC cukup padat. Apalagi, kesukaan Rangga sama sastra itu enggak cuma ala-ala aja.

Usia AADC tahun ini udah menginjak 17 tahun. Para pemain muda di film tersebut pun sekarang udah jadi om-om dan tante-tante berkepala tiga, tetapi masih cakep semua!

 

6. Arisan! (2003)

Via Istimewa

Arisan! adalah film yang berkisah tentang perkumpulan arisan kaum urban Jakarta. Film ini enggak cuma asyik buat ditonton, tetapi juga relate alias berhubungan banget sama kenyataan hidup kaum menengah-atas di ibukota.

Bukan cuma tentang arisan itu sendiri, film besutan Nia Dinata ini juga berkisah tentang latar belakang para peserta arisan yang bikin kita sadar bahwa di balik dunia gemerlap, ternyata ada seabrek masalah yang disimpan.

Arisan! sudah pernah dibuat sekuelnya, Arisan! 2 (2011). Namun, berbagai pengulas film menyebut bahwa Arisan! lebih bagus dan alami.

***

Nah, berapa umur kalian pada saat menonton film-film ini? Dan mana sih, film yang paling berkesan buat kalian dan enggak kalian sadari bahwa usianya udah tua?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.