10 Film yang Saking Kacaunya Malah Jadi Menghibur!

Nonton film bagus sudah pasti bikin kita berdecak kagum. Biasanya, film-film ini punya cerita yang mendalam, akting para pemeran yang menawan, atau arahan sutradara yang menakjubkan. Namun, sebenarnya bukan cuma film bagus yang berpotensi meninggalkan kesan mendalam.

Sebuah film berkualitas buruk pun bisa bikin penontonnya terkagum-kagum. Dengan biaya produksi yang minim, film-film ini jelas mengorbankan banyak hal, mulai dari tema dan alur cerita, sinematografi, sampai akting para pemeran. Uniknya, ada daya mistis yang membuat siapa pun terhipnotis kala nonton film-film tersebut.

via GIPHY

Yap, beberapa film yang dikategorikan sebagai film kelas B atau Z-Movies ini punya penggemar fanatik, layaknya sebuah aliran sesat dengan banyak pengikut. Makanya, film-film seperti ini sering kali disebut sebagai film kultus (cult). Saking ‘kagumnya’, mereka rela nonton film-film tersebut beberapa kali.

Nah, buat kalian yang mau membuka perspektif baru bagaimana sebuah film digandrungi karena sisi lainnya, kalian mesti nonton film-film di bawah ini minimal sekali seumur hidup. Film-film ini juga bisa jadi bentuk hiburan alternatif, khususnya buat kalian yang pengen tertawa dengan cara yang enggak biasa. Yuk, simak deretannya!

1. The Room (2003)

IMDb: 3,7 | Rotten Tomatoes: 25%

Haram hukumnya membahas film kultus tanpa menyebut The Room. Mahakarya Tommy Wiseau ini benar-benar brilian. Bahkan, The Room digadang-gadang sebagai film superjelek terbaik yang pernah dibuat oleh tangan manusia. Ya, enggak ada alasan untuk kalian enggak nonton film ini!

Wiseau ialah sosok di balik semua ini. Dia adalah sutradara, penulis skenario, produser, sekaligus bintang utama film ini. Dalam film, dia berperan sebagai Johnny, seorang lelaki yang baik hati, tajir, sayang pacar, dan sayang teman. Hidupnya makin sempurna dengan calon istri yang cantik dan sahabat yang selalu mendukung dirinya. Sayangnya, hidup Johnny berantakan setelah calon istrinya selingkuh dengan sang sahabat.

Sebenarnya, The Room berpotensi menjadi film drama romantis yang menyentuh. Namun, semuanya jadi terlihat kacau saat kalian menyaksikan segi teknis, terutama akting superabsurd Wiseau yang bahkan bisa kalian lakukan. Belum lagi dialog kaku yang berulang-ulang dan penuh dengan kata sapaan.

Meski begitu, kekacauan ini terasa seperti terstruktur dan justru bikin kalian enggak bisa menahan tawa saat menontonnya. Selain itu, masih ada banyak ‘keajaiban’ yang disajikan Wiseau dalam film ini. Bayangan betapa ‘absurdnya’ The Room juga bisa kalian saksikan dalam The Disaster Artist (2017) yang mengisahkan perjalanan Wiseau dalam membuat film ini.

2. Plan 9 from Outer Space (1959)

IMDb: 4 | Rotten Tomatoes: 67%

Kalau The Room adalah film superjelek terbaik di era milenium, Plan 9 from Outer Space bisa dibilang jadi yang ‘terbaik’ selama abad ke-20. Film ini disutradarai oleh Ed Wood yang terkenal dengan karya-karya kultusnya.

Dengan premis serangan alien ke Bumi, film ini mengisahkan zombie yang diberi misi untuk menciptakan bom bertenaga matahari bernama Solarnite untuk memusnahkan umat manusia. Film pun dibuka dengan narasi dari Criswell, fisikawan ternama asal Amerika Serikat, yang membuat Plan 9 from Outer Space terkesan serius.

Kesan serius tersebut bakal sirna saat kalian lanjut nonton film ini dan menyaksikan latar yang enggak lebih megah daripada set teater dan UFO yang mirip kayak piring yang diberi dekorasi, lengkap dengan tali yang masih terlihat. Bintang utama film ini, Bela Lugosi, meninggal dunia saat tahap produksi. Dia pun digantikan oleh terapis chiropractor istrinya yang diinstruksikan mengenakan tudung dan syal agar terlihat (enggak) mirip dengan Lugosi.

Film ini kayak film kultus pada umumnya: biaya produksi yang murah, tema anti-mainstream, cerita yang ganjil, dan eksekusi yang kacau. Namun, Plan 9 from Outer Space sering kali jadi referensi film-film lainnya dan beberapa kali di-remake jadi film, drama musikal, dan game. Saking ‘jeleknya’, film ini bahkan enggak masuk daftar “100 Film dengan Skor Terburuk” Rotten Tomatoes dengan skor 67%.

3. Howard the Duck (1986)

IMDb: 4,7 | Rotten Tomatoes: 15%

Enggak semua film yang berkisah tentang superhero Marvel bisa sukses. Jauh sebelum MCU tercipta, George Lucas dengan percaya diri menjadi produser Howard the Duck yang diharapkan sukses besar membawa karakter Marvel ke layar lebar. Sayangnya, harapan Lucas pupus karena film yang disponsorinya gagal total di pasaran.

Howard the Duck berkisah tentang Howard, alien bebek dari Planet Duckworld. Dia terlempar ke Bumi lalu bertemu dengan penyanyi rock bernama Beverly (Lea Thompson). Howard pun harus berhadapan dengan penjahat bernama Dark Overlord yang hendak menghancurkan Bumi.

Seperti kebanyakan film kultus lainnya, Howard the Duck gagal total di pasaran atau pun di mata kritikus. Di Box Office, film ini hanya mampu meraup untung 2 juta dolar. Sedangkan, di mata kritikus, Howard the Duck disebut sebagai "kekacauan besar". Jalan cerita dan akting yang buruk jadi biang keladi kegagalan film ini.

Meski gagal, Howard the Duck mendapat status kultus karena berbagai keganjilan yang ada di dalamnya. Kalau nonton film ini, kalian bakal menemukan beberapa adegan superabsurd yang bakal bikin kalian geleng-geleng dan bergumam, "What the duck?" Misalnya saat Howard jadi anggota band atau intimasi interspesies antara Howard dengan Beverly.

4. The Beastmaster (1982)

IMDb: 6,2 | Rotten Tomatoes: 46%

Film jelek yang baik adalah film yang mampu memanfaatkan kesempatan keduanya. Biasanya, film yang jelek dan enggak untung di Box Office bakal dijual murah ke stasiun TV. Bisa dibilang, The Beastmaster adalah satu di antaranya.

Dari segi kualitas, film garapan Don Coscarelli ini terbilang kacau, mulai dari cerita yang absurd, akting buruk, hingga kostum murahan. Akan tetapi, The Beastmaster mampu bangkit dan mendapat status kultus setelah enggak terhitung beberapa kali tayang di HBO dan TBS pada akhir era 1980-an.

The Beastmaster berkisah tentang seorang manusia bernama Dar (Marc Singer). Saat masih jadi janin di kandungan nyokapnya, Dar dikutuk dan pindah ke dalam kandungan seekor sapi. Dia pun lahir dengan nyokap seekor sapi. Ini membuatnya bisa mengerti dan berbicara bahasa binatang. Bersama teman-teman binatangnya, Dar melawan kejahatan dan membalaskan dendam masa lalunya.

Status kultus dalam film ini juga dilihat dari tema ceritanya yang absurd dan terhitung menyimpang. Enggak kebayang, ‘kan, kalau ada manusia yang lahir dari rahim seekor sapi? Film ini juga dikenal dengan adegan laga yang kaku dan bikin penonton enggak bisa menahan tawa meski sebenarnya secara sinematis ditampilkan secara sadis.

5. Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanita (2013)

IMDb: – | Rotten Tomatoes: –

Aa Gatot, saat ini lagi mendekam di penjara, bisa dibilang adalah “Tommy Wiseau”-nya Indonesia. Mereka berdua sama-sama bikin film sendiri. Belum lagi rambut panjangnya. Enggak ada yang kenal nama Gatot Brajamusti di dunia perfilman sebelumnya. Tiba-tiba, dia muncul begitu saja dengan film berjudul Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanita.

Hasilnya sebelas dua belas dengan The Room-nya Wiseau. Film ini dianggap absurd dan mendapat status kultus di kalangan penggemar film Indonesia. Sebenarnya, enggak ada yang salah dengan film ini. Saat nonton film ini, kalian bakal melihat adegan aksi ala The Raid (2011) meski enggak bisa bilang sama bagusnya.

Akting pemerannya juga enggak seburuk The Room. Bahkan, Azrax menampilkan aktris-aktris ternama Tanah Air, seperti Nadine Chandrawinata, Elma Theana, dan Reza Artamevia.

Entah berkah atau bencana, kehadiran Aa Gatot sebagai Azrax membuat film ini jadi lebih ‘berwarna’. Karakter yang dia perankan digambarkan sebagai cowok sempurna, seperti Johnny yang diperankan Wiseau. Azrax diceritakan sebagai ustaz yang saleh, digemari cewek, dermawan, jago berantem, dan tampan.

Akting Aa Gatot sebenarnya enggak jelek untuk ukuran aktor amatir. Akan tetapi, entah kenapa, adegan aksi atau pun serius yang dia lakoni selalu tampak seperti adegan komedi. Misalnya saat dia mencabut lampu taman untuk melawan gerombolan musuh. Masih ada banyak hal absurd dan ganjil dalam film ini yang membuat Azrax patut dinobatkan sebagai film kultus Indonesia terbaik sepanjang masa.

6. Birdemic (2010)

IMDb: 1,8 | Rotten Tomatoes: 19%

Birdemic adalah salah satu contoh film yang bakal bikin kalian berpikir, “Kok, bisa, ya, film jelek kayak begini rilis dan tayang di bioskop?” Film yang berkisah tentang serangan burung jahat yang mampu membunuh manusia ini sebenarnya dibuat di era milenium. Akan tetapi, pas kalian (kalau berani) nonton film ini, rasanya seperti film klasik era 1950-an.

Aspek ‘terepik’ dalam mahakarya sutradara James Nguyen ini adalah burung-burung jahat yang hobi membunuh orang. Beda dari film The Birds (1963) karya Alfred Hitchcock yang benar-benar menggunakan burung asli, burung-burung dalam Birdemic justru memakai efek CGI.

Sayangnya, jangan berharap burung pembunuh ini terlihat gagah dan mengerikan layaknya Pteranodon. Saking ‘epiknya’, burung-burung dalam Birdemic malah enggak jauh beda dari burung yang ada di game Flappy Bird.

Keepikan Birdemic enggak selesai cuma di burung-burungnya. Akting para pemerannya pun sama ‘epik’ dan terasa serasi dengan efek visualnya. Akting saat mereka coba membunuh burung-burung jahat tersebut terasa begitu ‘natural’. Saking naturalnya, ekspresi yang ditunjukkan terlihat hampa karena memang mereka sebenarnya sedang berimajinasi di dalam pikiran.

7. Sharknado (2013)

IMDb: 3,3 | Rotten Tomatoes: 78%

Sebenarnya agak jahat memasukkan waralaba Sharknado ke daftar ini. Soalnya, Sharknado enggak seburuk film-film lainnya. Dari segi kualitas, film ini memang jelek. Akan tetapi, hal-hal absurd dan enggak logis yang ada di film ini entah kenapa mampu menghilangkan kesan-kesan negatif yang muncul saat kalian menontonnya.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, film kultus disukai karena keganjilan dan temanya yang ‘menyimpang’. Begitu pun Sharknado. Dari judulnya saja, mungkin kalian sudah bisa menebak bahwa Sharknado adalah kombinasi dari “shark” (hiu) dan “tornado”.

Kisahnya pun benar-benar mewakili judulnya. Sharknado berkisah tentang fenomena tornado yang isinya bukan cuma air atau angin, tapi juga ikan hiu ganas. Yap, film yang dibintangi Tara Reid dan Ian Ziering ini benar-benar menyimpang dan sama sekali enggak bisa ditebak.

Enggak cuma soal tornado hiu, Sharknado juga penuh dengan hal-hal absurd lainnya yang berkaitan dengan hiu. Misalnya saja, adegan saat hiu bisa masuk dan meneror seisi pesawat terbang. Ada juga adegan lain saat karakter utamanya masuk ke perut ikan hiu lalu merobeknya dari dalam menggunakan gergaji mesin.

8. Troll 2 (1990)

IMDb: 2,9 | Rotten Tomatoes: 6%

Sebagai penggemar film, kalian pasti tahu soal “kutukan sekuel“. Nyatanya, kutukan ini bisa dibilang nyata, bisa dibilang mitos. Soalnya, semua bergantung pada si filmmaker yang menggarap sekuelnya. Kalau yang menggarap enggak niat dan enggak pede, dijamin sekuel bisa jadi jauh lebih buruk dibandingkan film pertamanya.

Kasus seperti ini bisa dilihat dalam film Troll 2. Film ini awalnya diposisikan sebagai sekuel dari film Troll (1986) yang ngehit di masanya. Lucunya, distributor film ini bingung karena film yang akan dirilisnya benar-benar buruk sehingga bikin mereka enggak percaya diri. Pada akhirnya, Troll 2 enggak diakui “keberadaannya” sebagai sebuah sekuel.

Dari segi produksi, film ini enggak punya biaya produksi yang besar. Hasilnya, semuanya jadi buruk, mulai dari efek visual, kualitas pemerannya, dan sebagainya. Bahkan, di saat para aktor berbicara bahasa Inggris, kru produksinya berbicara bahasa Italia. Kebayang, ‘kan, bagaimana kacaunya film ini?

Pada akhirnya, film ini mendapat status kultus dan meraih popularitas yang besar. Salah satu pemeran utama, Michael Stephenson, mengusung kekacauan produksi dan kebangkitan Troll 2 sebagai bahan dalam film dokumenter garapannya, Best Worst Movie (2009).

9. Showgirls (1995)

IMDb: 4,8 | Rotten Tomatoes: 22%

Awal 1990-an, film Basic Instinct (1992) arahan Paul Verhoeven mengguncang dunia perfilman dengan tema gelap yang dikombinasikan dengan unsur seksual yang cukup frontal. Film dengan adegan duduk yang ikonis ini cukup sukses hingga membuat Verhoeven kembali mencoba metode yang sama lewat film Showgirls.

Berbekal 45 juta dolar, bukannya sukses di pasaran, Showgirls malah terjun bebas dengan meraup 37 juta dolar saja. Selain gagal di Box Office, film bergenre NC-17 ini juga dikritik habis-habisan oleh penonton serta kritikus. Film ini dianggap terlalu menonjolkan adegan seksual dan mengeksploitasi perempuan.

Nonton film ini dijamin bikin kalian enggak bisa melupakan adegan seksual yang digambarkan dengan vulgar. Verhoeven juga dinilai nekat memilih Elizabeth Berkley yang dianggap masih hijau dalam dunia layar lebar.

Hasilnya, film ini mendapat tujuh piala dan 13 nominasi Razzie Awards. Uniknya, meski gagal di layar lebar, Showgirls justru mendulang sukses dalam pasar home video. Film ini pun masuk kategori kultus klasik dan bahkan rilis kembali pada 2010 silam dalam wujud Blu-ray.

10. Lady Terminator (1988)

IMDb: 5,6 | Rotten Tomatoes: –

Balik lagi ke karya anak bangsa. Nyatanya, kita mesti berbangga hati dengan film-film Indonesia. Bukan cuma film bagus atau film yang bisa masuk festival film internasional, film-film kultus Indonesia juga mendapat perhatian banyak moviegoers di luar sana.

Yap, jauh sebelum Azrax beraksi di layar lebar, di era 1980—1990, dunia perfilman Indonesia sudah dikenal dengan film-film kultus klasiknya. Di antara banyak contoh film kultus klasik Indonesia, salah satu judul yang paling fenomenal adalah Lady Terminator.

Film yang berjudul asli Pembalasan Ratu Laut Selatan ini tipikal dengan film-film sezamannya, yaitu kental dengan elemen erotis dan kekerasan, yang membuatnya jadi fenomenal. Selain karena elemen erotisnya, film ini juga dianggap sebelas dua belas dengan film Terminator (1984). Selain itu, sutradara Tjut Djalil alias Jalil Jackson merekrut beberapa aktor/aktris asal Amerika Serikat untuk bermain sebagai pemeran utama.

Enggak hanya itu yang bikin Lady Terminator masuk kategori film kultus. Sisi ‘unik’ film ini, mencakup efek visual, suara, akting, dan jalan cerita secara keseluruhan, bikin Lady Terminator jadi komikal dan punya kalangan penggemarnya sendiri. Hasilnya, meski dicekal di Indonesia, film ini digemari sebagai film kultus di luar negeri, seperti Amerika Serikat, Perancis, Italia, Jepang, dan Thailand.

***

Nyatanya, nonton film ‘hancur’ pun bisa menghibur. Di antara 10 film di atas, film mana yang bikin kalian ‘terkagum-kagum’? Atau, kalian punya rekomendasi lain seputar film berkualitas buruk yang harus ditonton minimal sekali seumur hidup? Sebut di kolom komentar dan simak terus KINCIR untuk rekomendasi film seru lainnya selagi #dirumahaja!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.