(REVIEW) Di Bawah Umur (2020)

Di Bawah Umur
Genre
  • drama
Actors
  • Angga Yunanda
  • Shenina Cinnamon
  • Yoriko Angeline
Director
  • Emil Heradi
Release Date
  • 13 November 2020
Rating
3.5 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Di Bawah Umur yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.

Film dengan tema kenakalan remaja di Indonesia bisa dibilang cukup banyak diproduksi. Yang terbaru, ada film Di Bawah Umur. Film Indonesia yang tayang di Disney+ Hotstar ini punya pesan yang secara gamblang menyajikan problematika kenakalan remaja saat ini.

Masa remaja hadir dengan berbagai tantangan dan lika-liku yang tak terhindarkan, terutama dalam hal cinta. Enggak peduli soal usia seseorang, romantisme masa remaja akan terkenang selamanya. Nah, hal inilah yang disuguhkan film Di Bawah Umur.

Film Di Bawah Umur dibintangi oleh Angga Yunanda sebagai Aryo, Yoriko Angeline sebagai Lena, Shenina Cinnamon sebagai Marsya, Naufal Samudra sebagai Kevin, dan masih banyak lagi. Dengan jalan cerita yang lebih segar, kamu sudah bisa menyaksikannya sejak 13 November 2020.

Langsung saja, simak sinopsis film Di Bawah Umur dan review khas KINCIR di bawah ini.

Cinta-cintaan Remaja yang Kelewatan

Via MD Pictures

Pada dasarnya, benang merah dari film ini adalah tentang kisah cinta Aryo (Angga Yunanda) dan Lena (Yoriko Angeline). Lena adalah seorang siswa yang baru pindah dari Bandung. Dia tinggal bersama keluarga sepupunya, Kevin, di Jakarta. Bahkan Lena dan Kevin satu sekolah.

Paras Lena yang manis membuat seorang siswa bernama Aryo jatuh cinta. Aryo adalah salah satu bad boy pujaan di sekolah tersebut. Dengan beragam gimik, akhirnya Aryo berhasil memikat hati Lena.

Via MD Pictures

Namun, kisah keduanya tak semulus itu. Ada Kevin yang tak setuju dengan kedekatan mereka, ada orangtua Aryo yang tak izinkan anaknya pacaran karena alasan yang cukup mengagetkan.

Kemudian, ada juga masalah tentang keluarga Lena yang membuat dirinya harus pindah ke Jakarta sampai dengan kisah masa lalu Aryo dan Kevin yang belum selesai. Segala keterbatasan itu membuat kisah cinta mereka tak semulus yang dibayangkan.

Tumpukan Konflik yang Berhasil Diurai

Via MD Pictures

Dalam film berdurasi satu setengah jam ini, konfliknya tak menyoal soal bagaimana cara Aryo dapat menyentuh hati Lena. Ada berbagai konflik yang sudah dipertontonkan bahkan di menit pertama.

Konflik yang jadi rahasia itu sedikit demi sedikit terurai dengan cukup baik. Bahkan salah satu “gong” dalam film ini pun terletak di akhir dan cukup menimbulkan konflik yang besar. Secara baik, sutradara Emil Heradi berhasil menata adegan-adegan tersebut sehingga jalan ceritanya cukup mulus.

Memang bukan hal gampang juga untuk meleraikan semua konflik yang lumayan banyak dalam film dengan durasi kurang lebih 90 menit itu. Namun, patut diakui bahwa enggak ada kesan memaksakan dalam penyelesaian konfliknya.

Film Kenakalan Remaja yang Benar-benar “Nakal”

Via MD Pictures

Sedikit bocoran, kata “hamil di luar nikah” adalah kata yang mungkin jadi tongkat awal ide dari film ini. Entah berapa karakter yang hamil di luar nikah dalam film ini.

Semua diperjelas dengan adegan-adegan berbau seks bebas yang dipertontonkan. Mulai dari temannya Aryo yang beli kondom di minimarket, Kevin yang sewa pelacur di pinggir jalan, Kevin yang nyawer penari striptis. Ditambah, Marsya dan Kevin yang berhubungan badan di kamar mandi sekolah.

Barangkali, dari sisi kenakalan remaja, film ini mirip-mirip dengan kenakalan di film Virgin (2004). Pun jika film Di Bawah Umur tayang pada zaman Virgin, adegannya bisa jadi lebih berani dan blak-blakan. Meski begitu, Emil Heradi berhasil menggarap film ini tak keluar garis dari cerita dan hanya ingin mempertontonkan seks bebas yang masih ada di kalangan remaja.

Di Balik Bayang-bayang Film Dua Garis Biru

Via MD Pictures

Barangkali ketika nonton trailernya dan lihat bahwa sosok Aryo diperankan oleh Angga Yunanda, orang-orang bakal mikir kalau film ini bakal seperti Dua Garis Biru (2019). Kisah tentang anak SMA, hamil di luar nikah dan dibintangi Angga Yunanda. Meski beberapa unsur sama, nyatanya, film ini jauh berbeda dari Dua Garis Biru.

Dua Garis Biru memang punya cerita dan tujuan yang kuat. Penonton enggak disuguhkan adegan-adegan seksualitas seperti film Di Bawah Umur. Namun, kesamaan keduanya menyoal pada kampanye untuk hindari seks bebas, terutama di kalangan remaja.

Sebebas Itukah Anak Remaja Indonesia?

Via MD Pictures

Sebetulnya, adegan-adegan yang bersinggungan seks bebas dalam film ini lebih banyak ada di awal. Sementara dari pertengahan ke akhir benar-benar fokus pada konflik antarkarakter. Namun, melihat adegan yang cukup blak-blakan dalam film ini, penonton mungkin merasa bertanya, apa benar seks bebas di kalangan remaja terutama SMA sudah sebegitu marak?

Dari mulai cara mendekati cewek, lalu melakukan adegan seks di sekolah, mengajak tidur teman seangkatan terang-terangan, sampai menyewa pelacur. Apakah memang seperti itu yang terjadi di sekolah-sekolah saat ini?

Memang, agak sulit melihat film jika menghubungkannya dengan realita, tapi bagaimanapun mungkin penonton akan membandingkan. Apa memang benar-benar sebebas ini pergaulan remaja?

Masa Depan Cerah Angga Yunanda

Harus diakui, masa depan Angga Yunanda dalam perfilman Indonesia sepertinya akan memiliki nafas yang panjang. Setelah jadi anak cupu di Sajen (2018), cowok khilaf di Dua Garis Biru (2019), lalu anak pintar yang dikejar-kejar cewek dalam film Mariposa (2020). Kini Angga berperan secara baik ketika berperan sebagai bad boy sekolahan di film Di Bawah Umur.

Angga berhasil mendalami peran. Dia tahu apa yang harus dia lakukan dengan karakter-karakter yang diperankan. Jika dia bisa mempertahankan performanya seperti ini dalam film-film pentingnya ke depan, bukan tak mungkin nama Angga bakal sering kita baca di poster-poster film Indonesia.

Film ini punya pengambilan gambar yang cukup baik, tata letak kamera yang enak untuk ditonton, juga scoring yang sesuai porsi. Boleh banget kita apresiasi sutradara Emil Heradi dan kru lainnya yang menggarap film ini. Karena kalau saja film ini tidak berhasil menyampaikan dialog dengan baik, filmnya bisa jadi boring dan hanya mempertontonkan adegan kenakalan remaja tanpa pesan yang sampai ke penonton.

***

Film Di Bawah Umur sudah bisa kamu saksikan di Disney+ Hotstar. Jadi, selamat menyaksikan dan serap pesan moralnya sebaik-baiknya, ya. Oh ya, film ini diperuntukkan untuk penonton usia 17 tahun ke atas, ya. Jadi, mesti bijak saat nonton film ini.

Buat yang sudah nonton, bagikan pendapatmu di kolom review yang ada di awal artikel ini, ya. Tunggu review film lainnya hanya di KINCIR.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.