7 Film Remake yang Lebih Buruk dari Film Orisinalnya

– Enggak disiapkan dengan matang, film remake bisa lebih jelek dari film sebelumnya.
– Ada film yang membatalkan rencana pembuatan semesta film karena gagal!

Ide membuat film bisa datang dari mana saja. Bahkan ketika studio film kehabisan membuat ide cerita baru yang orisinal, mereka bisa menggarap ulang film jadul yang dulunya sukses. Dengan teknologi yang lebih baru dan penyesuaian cerita dengan kehidupan masa kini, film remake bisa saja hasilnya lebih bagus dari film orisinalnya.

Membuat ulang film yang telah ada mungkin terdengar mudah. Kenyataannya, studio film punya beban yang lebih besar dalam me-remake sebuah film yang telah memiliki basis penggemar. Salah sedikit saja, penggemar film orisinalnya sekaligus kritikus bisa saja kecewa dan memberikan penilaian yang buruk kepada film remake-nya.

Nah, film remake apa saja yang ratingnya lebih buruk daripada film orisinalnya? Yuk, simak daftarnya!

1. The Day the Earth Stood Still (Remake: 21%, Orisinal: 95%)

Via Istimewa

Bikin film fiksi ilmiah di era 2000-an hingga saat ini tentunya lebih memudahkan sineas karena teknologi perfilman telah berkembang pesat. Walau teknologinya jelas lebih terbatas dari saat ini, sineas Hollywood era 1950-an sama sekali enggak gentar membuat film fiksi ilmiah, salah satunya film garapan Robert Wise yang berjudul The Day the Earth Stood Still (1951).

Dengan teknologi seadanya di era 1950-an, The Day the Earth Stood Still berhasil memukau penonton era tersebut hingga era saat ini. Buktinya, film keluaran 1951 ini berhasil mendapatkan skor 95% di Rotten Tomatoes. Kesukesan The Day the Earth Stood Still membuat 20th Century Fox tergoda me-remake versi asli film ini pada 2008.

Dengan teknologi yang jauh lebih modern dan dibintangi oleh aktor ternama, Keanu Reeves, remake The Day the Earth Stood Still (2008) enggak berhasil menyaingi film orisinalnya dan hanya mendapatkan skor 21% di Rotten Tomatoes. Versi remake-nya dianggap terlalu fokus pada efek visual hingga melupakan elemen ceritanya.

2. Ghostbusters (Remake: 74%, Orisinal: 97%)

Via Istimewa

Film remake enggak berarti selalu harus persis dengan film orisinalnya. Beberapa perubahan tentunya juga dibutuhkan untuk mengikuti perkembangan zaman. Namun, studio juga harus berhati-hati jika mereka ingin melakukan perubahan yang sangat ekstrem, seperti yang terjadi pada versi remake-nya Ghostbusters (2016).

Kalian yang tumbuh di era 1980 hingga 1990-an pastinya tahu bagaimana Ghostbusters (1984) menjadi salah satu film Hollywood fenomenal pada masanya. Dengan mengangkat kisah sekelompok cowok yang membuka bisnis berburu hantu, Ghostbusters begitu disukai hingga mendapatkan skor 97% di Rotten Tomatoes.

Alih-alih menggunakan karakter cowok seperti film orisinalnya, Sony Pictures nekat mengubah semua karakter utamanya menjadi cewek di film remake-nya. Alhasil, keputusan tersebut menimbulkan berbagai perdebatan di kalangan penggemar film orisinalnya. Ketidaksetujuan penggemar terhadap perubahan karakter akhirnya membuat film ini gagal secara pendapatan dan mendapatkan skor yang lebih rendah, yaitu 74%.

3. The Mummy (Remake: 16%, Orisinal: 60%)

Via Istimewa

Dengan adanya semesta film Marvel dan DC, Universal Pictures enggak ketinggalan menciptakan semesta film mereka sendiri yang diberi nama Dark Universe. Semesta film tersebut dimulai dengan perilisan film remake The Mummy (2017) yang dibintangi oleh Tom Cruise. Namun, kehadiran bintang besar nyatanya enggak berhasil menyelamatkan kesuksesan film tersebut.

Niatan Universal Pictures untuk membangun semesta film pun harus sirna. The Mummy enggak mendapatkan sambutan yang baik dan hanya mendapatkan skor sebanyak 16% di Rotten Tomatoes. Skor tersebut tentunya jauh lebih kecil jika dibandingkan film orisinalnya, The Mummy (1999), yang mendapatkan skor 60%.

The Mummy versi remake dianggap enggak semenyenangkan versi orisinalnya dan terlalu lemah untuk dijadikan dasarnya Dark Universe. Kegagalan The Mummy versi remake akhirnya membatalkan pengembangan semesta film tersebut.

4. Poltergeist (Remake: 31%, Orisinal: 85%)

Via Istimewa

Membuat ulang film horor sepertinya sudah begitu sering dilakukan oleh Hollywood. Penggemar film horor klasik pastinya enggak asing dengan Poltergeist (1982). Film yang diproduseri oleh Steven Spielberg tersebut berhasil menjadi salah satu film horor paling mengerikan pada masanya. Buktinya, Poltergeist mendapatkan skor 85% di Rotten Tomatoes.

20th Century Fox pun akhirnya mencoba mengangkat kembali kisah Poltergeist di era yang lebih modern dengan merilis versi remake-nya pada 2015. Film remake-nya dinilai enggak memberikan sesuatu yang baru sehingga enggak memberikan kesan yang berbeda dari film orisinalnya. Kegagalan Poltergeist versi remake hanya menghasilkan skor 31% di Rotten Tomatoes.

5. The Texas Chainsaw Massacre (Remake: 37%, Orisinal: 88%)

Via Istimewa

Sebelum Poltergeist versi orisinal dirilis, ada film horor klasik lainnya yang juga enggak kalah mengerikan, yaitu The Texas Chain Saw Massacre (1974). Bedanya dengan Poltergeist, film ini menggunakan manusia psikopat sebagai sumber terornya. Saking mengerikannya, The Texas Chain Saw Massacre mendapatkan skor 88% di Rotten Tomatoes.

Kengerian jalan cerita film tersebut akhirnya diangkat kembali oleh New Line Cinema lewat film The Texas Chainsaw Massacre (2003). Sayangnya, film remake-nya hanya mendapatkan skor 37% karena dinilai hanya fokus pada penambahan adegan berdarah-darahnya saja tetapi ceritanya enggak lebih menyeramkan dari versi orisinalnya.

6. Flatliners (Remake: 4%, Orisinal: 48%)

Via Istimewa

Dikenal sebagai bintang film drama, Julia Roberts juga pernah membintangi film fiksi ilmiah yang berjudul Flatliners (1990). Walau terbilang cukup sukses secara pendapatan, film yang disutradarai oleh Joel Schumacher ini enggak berhasil membuat kagum kritikus dan hanya mendapatkan skor 48% di Rotten Tomatoes.

Dengan teknologi yang lebih maju dari 1990, Sony Pictures akhirnya membuat ulang Flatliners pada 2017. Diharapkan bisa lebih baik dari film orisinalnya, film yang dibintangi oleh Ellen Page dan Diego Luna ini malah mendapatkan skor yang lebih buruk di Rotten Tomatoes, yaitu 4%. Versi remake-nya dinilai terlalu datar sebagai film horor dan sama sekali enggak memperbaiki kekurangan film orisinalnya.

7. RoboCop (Remake: 48%, Orisinal: 90%)

Via istimewa

RoboCop (1987) juga menjadi salah satu bukti bahwa film fiksi ilmiah klasik bisa jauh lebih bagus dari film fiksi ilmiah yang dibuat di era yang lebih modern. Kalian yang tumbuh di era 1980 dan 1990-an pastinya enggak asing, deh, dengan RoboCop. Soalnya, karakter tersebut merupakan salah satu superhero yang ternama pada masanya. Bahkan, filmnya sampai mendapatkan skor 90% di Rotten Tomatoes.

Kepopuleran RoboCop memang mulai meredup sejak 2000-an. Sony Pictures kembali membangkitkan kepopuleran karakter ini lewat film remake yang dirilis pada 2014. Sayangnya, RoboCop versi remake dinilai gagal menghadirkan peningkatan yang signifikan dari versi orisinalnya. Alhasil, versi remake-nya hanya mendapatkan skor 48% di Rotten Tomatoes.

***

Itulah deretan film remake yang malah lebih buruk dari film orisinalnya. Apakah kalian sudah menonton ketujuh film yang telah disebutkan di atas? Apakah kalian malah berpikir sebaliknya bahwa versi remake-nya sebenarnya lebih bagus dari orisinalnya? Jangan lupa ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai informasi seputar film terbaru lainnya, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.