Terlalu Ambisius, 7 Sutradara Besar Ini Gagal Garap Film Hollywood

– Film Hollywood di bawah ini pernah jadi proyek ambisius para sutradara terkenal.
– Berbagai alasan menyebabkan gagalnya proyek.

Karya masterpiece terkadang lahir dari ide “gila” sang sutradara yang punya visi ambisius dan menarik untuk diwujudkan dalam bentuk film. Namun, enggak gampang buat mewujudkan ide tersebut jadi kenyataan. Bahkan, sutradara-sutradara besar peraih Oscar pun pernah kesulitan dalam mewujudkan filmnya.

Terkadang, ide mereka hanya berhenti tanpa matangnya eksekusi. Ada yang sudah sampai menulis naskah dan bersiap produksi, tetapi memang ambisinya sulit diwujudkan.

Beberapa kesulitan mendapat pendanaan, tetapi beberapa justru didanai besar-besaran hingga intervensi studio yang terlalu besar merusak visi hingga mereka memutuskan untuk mundur dari kursi sutradara, seperti yang dialami para sutradara besar Hollywood di bawah ini.

Nah, film Hollywood apa saja, sih, yang gagal digarap sutradara besar?

1. Night Skies – Steven Spielberg

Setelah menggarap film Close Encounters of the Third Kind (1977) tentang kehadiran UFO, Steven Spielberg memiliki ide untuk menggarap film fiksi ilmiah lain yang lebih horor. Sutradara yang telah raih ratusan penghargaan di berbagai ajang festival film ini ingin mengangkat kisah Kelly-Hopkinsville. Kisah ini menceritakan keluarga di Kentucky, Amerika mengklaim pernah diteror alien mengerikan.

Sudah berjalan sampai tahap pra-produksi, film ini rencananya diproduksi setelah Spielberg selesai syuting film Raiders of the Lost Ark (1981) di Tunisia. Namun, Spielberg malah berubah pikiran sejak kembali dari Tunisia.

Dia jadi lebih ingin menggarap film fiksi ilmiah yang lebih “tenang” dan enggak horor seperti visinya di Night Skies. Naskah yang sudah ditulis pun ditinggalkan. Namun, segala hal yang sudah dipersiapkan untuk Night Skies enggak sepenuhnya sia-sia. Materi tersebut pada akhirnya menjadi bahan untuknya menggarap film E.T. the Extra-Terrestrial yang berhasil dapat sembilan nominasi Oscar 1983 dan meraih empat piala di antaranya.

2. Napoleon – Stanley Kubrick

Stanley Kubrick memang selalu perfeksionis ketika menggarap film. Sutradara peraih Oscar lewat 2001: A Space Odyssey (1969) ini pernah berambisi membuat film biopik. Yap, ambisinya ingin mengangkat kisah kehidupan Napoleon Bonaparte dari awal hingga terjun ke dunia politik.

Stanley Kubrick sudah melakukan riset puluhan tahun, mencari lokasi shooting, hingga merencanakan casting buat mewujudkan film Napoleon yang bisa jadi film “terbesarnya” itu. Sayangnya, proyek film tentang Napoleon Bonaparte ini sudah pernah rilis di bioskop pada 1970 dan hasilnya tak memuaskan.

Studio pun tak mau ambil risiko untuk mendanai film Napoleon yang direncanakan oleh Kubrick ini, karena tak ada jaminan bahwa film ini akan sukses. Proyek ini pun tak pernah terwujud hingga Kubrick meninggal, akhirnya naskah Napoleon tersebut pun tersebar di internet.

3. At the Mountains of Madness – Guillermo del Toro

Guillermo del Toro selalu menghadirkan karakter-karakter unik, seperti di Pan’s Labyrinth (2006) dan The Shape of Water (2017). Sutradara yang juga menggarap Pacific Rim (2013) ini pernah berencana menggarap film berjudul At the Mountains of Madness, adaptasi novel H.P. Lovecraft. Universal Studio sempat bersedia mendanai del Toro untuk menciptakan makhluk-makhluk anehnya, menulis naskah, hingga produksi lainnya.

Namun, setelah dihitung-hitung, del Toro menyatakan bahwa filmnya butuh dana sebesar 150 juta dolar (sekitar Rp2 triliun). Universal pun mengkalkulasi bahwa film tersebut harus mencapai 500 juta dolar (sekitar Rp7 triliun) agar untung. Tentu saja, hal tersebut dinilai mustahil sehingga Universal enggak jadi mendanai film del Toro yang satu ini.

4. Ronnie RocketDavid Lynch

Setelah sukses menggarap film horor Eraserhead (1977), sutradara ternama David Lynch berencana menggarap kisah yang cukup “aneh” tentang detektif berkaki satu yang mencari dimensi kedua. Detektif tersebut selalu dibuntuti “manusia donat” yang bisa mengendalikan listrik.

Ide uniknya ini berakhir sebatas ide. Setiap selesai menggarap film, mulai dari The Elephant Man (1980), Dune (1984), Blue Velvet (1986), hingga Twin Peaks: Fire Walk with Me (1992), Lynch selalu kembali ke Ronnie Rocket dan berniat menggarapnya. Namun, karena sulit menemukan studio yang mau mendanai film yang dinilai “aneh” tersebut, sutradara peraih nominasi Oscar ini pun batal menggarap Ronnie Rocket.

5. Kaleidoscope – Alfred Hitchcock

Terinspirasi dari kisah nyata kasus pembunuh berantai, visi Alfred Hitchcock untuk menggarap Kaleidoscope dinilai terlalu sadis dan eksplisit. Walaupun memang terkenal dengan karya-karyanya yang enggak jauh dari thriller psikologi atau horor, Kaleidoscope melampaui batas “kesadisan” tersebut.

Ditambah lagi, ide menggarap film yang sadis dengan visual yang “mengganggu” ini datang ketika Alfred Hitchcock diterjang respons negatif atas karya sebelumnya, Torn Curtain (1966). Studio pun enggak berniat memberikan pendanaan buat film ini. Akhirnya, meski sudah menulis naskah dan mencapai tahap pra-produksi, Hitchcock enggak melanjutkan proyek film tersebut.

6. Gershwin – Martin Scorsese

Setelah menggarap biopik atlet boxer Jake LaMotta, Raging Bull (1980), Martin Scorsese berencana membuat film biopik lainnya. Scorsese ingin “menghidupkan” komposer legendaris dari Amerika, George Gershwin, di layar kaca. Scorsese bahkan sudah menarik Paul Schrader (Taxi Driver), buat menulis naskah film Gershwin.

Namun, Warner Bros. yang mendanai Scorsese masih skeptis atas perbandingan bujet dengan perkiraan keuntungan. Warner Bros. pun lebih tertarik mendanai jika Scorsese menggarap film tentang Dean Martin, seorang aktor, penyanyi, sekaligus komedian terpopuler dari Amerika. Namun karena isu yang rumit, film ini pun enggak jadi dibuat dan malah akhirnya tercipta film drama-kriminal Gangs of New York (2002).

7. Dune – Alejandro Jodorowsky

Diadaptasi dari novel populer karya Frank Herbert pada 1965, Dune mengisahkan petualangan dengan cerita yang kompleks, detail yang kaya, dan plot yang begitu padat. Sangat menarik untuk digarap, tetapi menjadi tantangan sendiri bagi sang sutradara karena kerumitan universe-nya tersebut.

Sutradara Alejandro Jodorowsky pernah berusaha menggarap film Dune yang akhirnya enggak pernah terwujud. Segala proses pra-produksi, mulai dari penulisan naskah, pencarian cast, hingga soundtrack sudah dia lakukan. Namun, padatnya materi cerita Dune ini membuat konsep film Dune versi Jodorowsky ini berdurasi hingga 14 jam.

Jelas, enggak ada studio yang berniat mendanai Jodorowsky untuk mewujudkan visi ambisiusnya tersebut. Akhirnya, kisah kegagalannya menggarap Dune ini pun diwujudkan sutradara Frank Pavich dalam dokumenter Jodorowsky’s Dune (2013). Namun, kini Dune akhirnya serius digarap oleh Denis Villeneuve yang direncanakan tayang pada Desember 2020.

***

Itulah sejumlah film Hollywood yang gagal digarap oleh sutradara-sutradara besar. Di antara deretan rencana film tersebut, manakah yang paling ingin kalian lihat untuk diwujudkan oleh sang sutradara?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.